6) Masa Lalu Alya (2)

71.7K 1.1K 55
                                    

Adam

Entah kenapa perasaan gue hari ini jadi gak karuan, berasa ngga tenang dan ngga enak gitu lah. Gue selalu kepikiran Alya, kenapa ya? Ada apa ya sebenarnya? RencananyaーRencana gue yaa, gue siang ini mau bikin kejutan untuk Alya, dengan jemput Alya ke TK ngga bilang-bilang dan ajakin Alya makan siang berdua. Tapi rasanya gue harus telpon gadis gue sekarang juga. Gue harus pastikan dia baik-baik aja. Gue langsung menelpon Alya, menunggu Alya mengangkat telponnya.

"Halo baby, ada apa?" Suara lembut Alya seketika itu juga menghangatkan hati gue, menyebabkan bibir gue tersenyum dengan sendirinya.

"Honey, siang ini jangan kemana-mana ya. Gue jemput lo sekitar 30 menitan lagi dan kita makan siang sama-sama ya." Oh crap. Kenapa gue membeberkan kejutan yang rencananya akan gue buat untuk Alya?

"Maaf Adam, siang ini gue gak bisa. Maaf ya sayang, besok gue janji akan temenin lo makan siang. Tapi hari ini gue gabisa, gue tutup telponnya maaf ya baby, gue harus ngajar lagi. Dadah Adam, Assalamualaikum." Dan gue ditinggalkan sendirian oleh Alya, tanpa menunggu jawaban gue terlebih dahulu. Ya, gimanapun juga gue harus rela jadi yang ke-2 untuk Alyaーya, istri mungil gue itu sendiri yang bilang. Waktu gue tanya dia lebih pilih murid-muridnya atau gue suaminya yang super tampan dia dengan lantang dan yakinnya jawab lebih pilih murid-muridnya, dan dia bilang gue jadi yang ke-2. Kalau gini sih nasib gue kembali ke rutinitas awal, sama seperti saat gue masih bujang. Gue kembali membuka kontak handphone gue dan menelpon seseorang.

"Man, makan siang yok." Ajak gue dengan malas, gue yakin kalian udah tahu siapa yang sekarang lagi gue telpon. Iyalah, siapa lagi kalau bukan si kunyuk Thomas. Dih, gue kok jadi geli juga ya ajakin Tom makan siang bareng. Kita terdengar seperti dua orang pasangan. Badan gue langsung merinding memikirkan pikiran gue sendiri, please gue udah punya Alya dan gue sama Thomas cuma dua orang sahabat yang sudah seperti dua orang kembar siam. Karena gue udah kenal dia sejak kita masih ngompol di celana. Intinya siang ini gue males kalau harus makan siang sendiri, atau yang lebih ngga enakin lagi adalah makan siang bareng clientーkarena ujung-ujungnya kita malah bakal bicarain tentang bisnis dan makan siang gue ngga akan terasa nikmat. Bukankah akan lebih baik kalau kita makan siang sama sahabat? Tom mendengus lalu tertawa.

"Inget lo sekarang sama gue man? Tumben gak makan siang sama istri lo? Kenapa? Kalian gak berantem kan?" Gue terkekeh, iya juga sih. Akhir-akhir ini gue lupa sama sekitarーbahkan harus gue akui waktu kebersamaan gue dan Alya juga jadi kena imbasnya. Liat kan, sama Alya aja waktu kebersamaan gue berkurang, apalagi sama kunyuk ini. Semua terjadi karena gue sibuk mengurus perusahaan gue yang akan buka cabang baru.

"Sorry, gue sibuk banget akhir-akhir ini. Jadi gimana? Lo pasti mau ambil tawaran gue kan? Lo kangen kan sama sahabat ganteng lo ini?"

"Exactly baby, you can't imagine how much i miss you right now babe." Thomas membuat suaranya mendesah ga karuan diujung sana. Gila!! Sahabat gue ini emang udah bener-bener gila!

"Itu menjijikan banget man. Jangan sampai gara-gara lo dan Dona belum meresmikan hubungan kalian lo jadi berubah haluan kaya gini." Gue memijat-mijat sebelah pelipis gue, meratapi nasib gue yang harus punya sahabat se-gila Thomas.

"Gue belum cerita ya kalau gue dan Dona putus 2 minggu yang lalu?" Gue membelalak kaget. Putus? Setahu gue laki-laki yang sekarang lagi gue telpon ini serius sama pacarnya. Thomas cinta banget sama Dona. Kenapa mereka bisa putus? Kenapa gue kepo juga?

"Gue kira kalian serius." Thomas tertawa, tapi kenapa tawa kunyuk ini terdengar menyedihkan ya untuk gue?

"Gue yang serius sama dia, tapi dia ngga. Sepertinya cerita lo juga jadi cerita gue man, sorry ya gue gak bermaksud menggali lagi masa lalu lo sama Viv. Kayaknya gue juga harus minta dijodohin sama bokap nyokap. Kali aja gue dapet yang kaya Alya ya? Gue juga mau lah yang kaya Alya." Gue terkekeh, minta dijodohkan memang mungkin pilihan yang bagus untuk Thomas. Tapi kalau untuk mendapatkan yang seperti Alya gue rasa akan susah.

Alya's Marriage Life (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang