1

64.8K 2.5K 36
                                    

1

Flozia POV

Aku duduk gelisah di sofa ruang tamu rumah orangtuaku. Kukaitkan kedua tanganku di atas pangkuan tanda sedang gelisah. Mami di sampingku terlihat heboh bercerita dengan seorang wanita setengah baya yang sangat anggun yang kukenal sebagai teman dekat Mami sekaligus calon ibu mertuaku, Arra Pratama.

"Raven sebentar lagi tiba, Flo. Dia masih di jalan menuju ke sini," kata Arra manis.

Aku tersenyum kaku, senyum yang benar-benar dipaksakan. Pagi ini aku akan dikenalkan pada calon suami pilihan ibuku, Raven Pratama, putra dari Arra Pratama yang sedang duduk anggun di depanku ini.

Raven... aku mendesah namanya dalam hati. Seperti apa wajah calon suamiku ini?

Aku cukup kenal dengan Tante Arra—begitu aku memanggilnya, tapi aku tak pernah kenal dengan anak-anaknya, karena selama ini bila bertamu ke rumah, Tante Arra hanya sendirian atau sesekali bersama temannya.

Aku melirik gelisah pada Mami yang tersenyum ceria. Mami sangat senang saat akhirnya aku menurut dan menerima perjodohan ini. Aku benar-benar tidak ada pilihan. Ingin membawa calon suami sendiri ke hadapan Mami agar perjodohan ini tidak berlangsung, tapi aku tidak punya kekasih saat ini. Akhirnya, mau tidak mau, rela tidak rela, aku harus menerima perjodohan ini. Menikah dengan pria pilihan Mami.

Tiba-tiba terdengar suara mobil memasuki halaman rumah. Dadaku berdebar tidak menentu. Apakah Raven yang dimaksud sudah tiba?

Sesosok tinggi dan gagah muncul di ambang pintu. Aku mendongak dan sedikit terkesiap. Seorang pria tampan berkacamata hitam melangkah mendekati kami yang sedang duduk di ruang tamu. Bibirnya yang sedikit kecokelatan menunjukkan dengan jelas, bahwa ia adalah pria perokok.

Entah mengapa, tiba-tiba saja darah mengalir ke kepalaku, membuat wajahku memanas. Bibir itu begitu menggoda membuat tanpa sadar aku menjilat bibirku sendiri.

Ia melepas kacamatanya dan tersenyum. Seketika jantungku berdegup kencang, dia begitu tampan. Ah ralat, sangat tampan sebenarnya. Matanya berwarna cokelat terang dan bersinar nakal menggoda, terlihat sangat dominan dan mengintimidasi. Alisnya yang tebal dan rapi dengan rahang yang kukuh membuat ia terlihat seperti pria blasteran.

Ah iya, dia pasti memang blasteran. Bukankah Tante Arra adalah wanita keturunan Jerman?

Aku menatapnya sekali lagi. Dadaku seketika berdebar tidak nyaman saat sebuah kesadaran menusukku. Aku ingat. Dia Raven yang terkenal dengan predikat playboy itu. Aku memang tidak pernah berkenalan langsung dengannya, tapi aku kenal wajahnya dan tahu pasti sepak terjangnya. Teman-temanku sangat memuja pria ini, walau mereka tidak pernah dilirik Raven, bahkan sedetikpun.

Astaga! Ternyata dia anaknya Tante Arra. Mami salah kali ini. Sangat salah! Kenapa Mami memilih pria playboy untuk menjadi suamiku?

"Pagi, Mi, Tante, maaf telat," katanya sopan.

Dadaku berdegup makin kencang. Aku menggerutu dalam hati menyadari pesonanya yang begitu kuat menarikku. Suaranya yang terdengar berat dan penuh tekanan, begitu menggoda. Aku tahu, dia pasti pria yang sangat dominan. Pria hangat dengan sejuta pesona yang selalu membuat wanita tergila-gila.

"Raven, Sayang, sini kenalkan, ini Flozia calon istrimu."

Itu suara Tante Arra, terdengar begitu renyah dan ceria.

Aku menatap Raven dengan hati berkecamuk. Apa yang harus kulakukan pada pria setampan ini? Dia playboy sejati. Apa jadinya diriku bila menikah dengannya?

***

Bersambung...

jangan lupa tinggalkan vote dan komen ya, friends

thank you

Evathink

repost, 10 april 2019

The Forced MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang