10
Author POV
Raven mengumpat dalam hati. Ia tidak menyangka Flozia memiliki toko sepatu. Andai tahu begini, ia tidak akan menuruti permintaan Jessy untuk berbelanja ke sana.
Saat ia sedang sibuk dengan pekerjaannya di kantor, Jessy, wanita yang pernah menjadi teman kencannya beberapa waktu lalu, datang dan mengajaknya berbelanja untuk acara pesta ulang tahun temannya malam minggu nanti.
Sebenarnya, ketertarikan Raven pada Jessy sudah memudar. Ia juga sudah bosan dengan tubuh seksi Jessy yang di matanya sekarang terlihat hambar.
Tapi Jessy terus mendesak dan merayunya. Bukan ia tergoda dengan rayuan Jessy hingga mau menurut, tapi ia jenuh menolak dan Jessy malah buta tuli dan terus merayunya. Ia tidak mau lebih lama lagi dirayu atau ia akan naik darah karena sudah tidak sabar menghadapi tingkah Jessy yang pastinya akan berbuntut memarahi wanita cantik mungil yang sangat feminim itu.
Tadinya ia pikir, setelah mengantar Jessy berbelanja, ia akankembali ke kantor tanpa ada acara kencan apa pun lagi. Tapi sepertinya keberuntungan tidak berpihak padanya, ia justru bersama Jessy ke toko sepatu milik istrinya. Menyesal ia tidak mencari tahu apa pun tentang Flozia.
"Kita langsung ke hotel ya, Sayang," kata Jessy manja sambil melirik mesra ke arahnya.
Raven menggerutu dalam hati. Jessy ingin me-ngajaknya berhubungan intim. Dasar wanita penganut seks bebas dan tak bermoral. Jessy tahu pasti dia sudah menikah, tapi masih saja mengajaknya berhubungan intim.
Raven mengumpat dalam hati. Sejak kapan ia berubah seperti ini? Sejak kapan wanita penganut seks bebas menjadi wanita tak bermoral di matanya? Bu-kankah selama ini wanita-wanita itu yang memberinya kepuasaan sesaat?
Flozia... semua karena Flozia. Ia tersihir oleh Flozia yang ternyata menjaga dirinya begitu baik dan membuatnya menjadi lelaki pertamanya. Membuat ia merasa bangga dan menjadi pria paling beruntung di dunia.
Segunung perasaan kesal dan menyesal menyelimuti hati Raven. Jessy mendapatkan sepatu yang ia inginkan dan Raven hari ini akan mendapat bom yang pastinya siap meledak dengan dahsyatnya. Dari raut wajah Flozia tadi, Raven yakin, Flozia marah besar padanya.
Wajar saja Flozia marah. Istri mana yang rela suaminya masih bersama wanita lain?
Raven menghela napas kesal dan melirik sekilas wajah Jessy yang terlihat dibuat semanja mungkin.
Raven tahu pasti, Jessy tidak tahu apa yang sedang berkecamuk di benaknya saat ini. Jessy tahu dia sudah menikah, hanya saja, Jessy tidak tahu kalau wanita yang tadi ada di toko sepatu tempat ia berbelanja adalah istrinya. Raven sama sekali tidak mengundang wanita-wanita yang pernah menjadi teman kencannya pada resepsi pernikahannya beberapa hari lalu.
"Aku ada meeting siang ini, Jess," tolak Raven halus. Tidak ada lagi gairah membara walau Jessy jelas-jelas mempertontonkan belahan dada, yang pastinya beberapa waktu lalu membuat Raven langsung menga-jaknya ke tempat tidur.
Dalam empat hari, hatinya sudah dikuasai Flozia. Percintaan mereka, sikap Flozia yang unik benar-benar membuatnyatertarik, bahkan seperti jatuh cinta.
Jatuh cinta mungkin terlalu cepat untuk menggam-barkan perasaannya. Tapi Raven tidak tahu lagi apa nama perasaannya saat ini selain sedang jatuh cinta.
Ia menginginkan Flozia dan melihat semburat kemarahan dalam mata hitam Flozia membuat Raven cemas. Ia belum mengenal sifat Flozia sama sekali. Entah apa yang akan Flozia lakukan padanya nanti.
Raven mengendarai mobilnya keluar dari area parkir pertokoan.
"Ahh.. satu jam saja, Sayang. Aku kangen..." kata Jessy manja.
Seketika wajah Raven memanas. Betapa berbedanya Jessy dengan istrinya. Jessy begitu genit dan nakal, membuat ia cepat bosan. Sedangkan Flozia justru sangat sensual dan menggoda. Penolakannya saat ia menga-jaknya bercinta justru membuat Raven makin tergila-gila.
"Maaf, Jess, aku benar-benar tidak bisa," kata Raven acuh tak acuh. Ia bahkan sudah tidak sudi memanggil Jessy denganpanggilan sayang. Entah mengapa, sekarang hatinya sudahberubah. Ia merasa yang pantas menerima panggilan sayangnya hanya Flozia.
Dan harusnya Jessy juga sadar diri, ia sudah menikah, tidak mungkin lagi baginya untuk tidur dengan wanita lain. Tapi mungkin Jessy berpikir ia masih playboy gemar wanita seperti beberapa waktu lalu.
Jessy mendesah kecewa. Tapi Raven sama sekali tidak peduli. Ia hanya ingin cepat-cepat mengantar Jessy pulang dan mencari cara menjelaskan semua ini pada Flozia. Meskipun ia dan Flozia menikah karena terpaksa, tapi ia sangat tahu, Flozia tidak akan terima diduakan olehnya.
***
Bersambung...Evathink
11 juli 2019
20 jun 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
The Forced Marriage
RomanceFlozia dan Raven menikah karena dijodohkan oleh orangtua mereka. Flozia dengan berat hati menerima Raven. Demikian juga dengan Raven. Namun rupanya cupid sudah beraksi. Keduanya tidak sadar, seiring berjalannya waktu, panah cupid telah menancap inda...