Calya menatap sekeliling rumah barunya. Sangat luas. Rumah yang berdominasi hitam putih dan terlihat sangat berkelas dan mewah. Tentu saja, ini adalah hadiah dari mertuanya. Ah ya, Calya baru saja menikah. Pernikahan tanpa cinta. Calya dijodohkan dengan anak sahabat ayahnya yang merupakan orang asli Jepang. Namun sahabat ayahnya tersebut, telah lama tinggal di Indonesia. Calya ingin sekali menolaknya, namun ayahnya adalah satu-satunya orangtua yang ia miliki. Jadi Calya tidak ada pilihan lain selain menerima pernikahan tersebut.
"Kau jangan bengong! Siapkan aku air hangat! Aku mau mandi!" Suara pria itu membubarkan lamunan Calya. Ia langsung menatap sekelilingnya dan mendapat pria itu berjalan melewatinya menuju kamar utama. Calya mengikuti pria itu masuk kekamarnya dan menjalankan perintah pria itu.
"Sudah siap" ucap Calya pelan dan melangkah keluar dari kamar utama.
"Siapkan pakaian tidur untukku. Setelah itu siapkan makan malam untukku!" Perintah pria itu tanpa henti. Setelah ia masuk kekamar mandi barulah Calya dapat menghembuskan nafas beratnya.
Pria itu. Pria itu adalah suaminya. Nakamura Hiro adalah pria yang baru saja resmi menjadi suaminya. Pria yang sangat tampan yang mampu memikat banyak wanita. Hiro adalah seorang pengusaha sukses di bidang konstruksi. Perusahaan miliknya sudah terkenal di Indonesia bahkan memiliki cabang di berbagai negara tetangga. Pria yang sangat dingin yang mampu membekukan Calya hingga ia tidak bisa berbuat apapun selain menuruti perintah pria itu. Bahkan saat ini Calya masih menggunakan gaun pengantinnya. Tubuhnya sudah sangat lelah. Tapi saat ini dia seorang istri yang harus patuh pada suaminya.
Calya menghembuskan nafas berat. Ia mulai berjalan menuju lemari Hiro dan menyiapkan baju tidur pria itu. Setelah itu, Calya membuka lemari sebelahnya untuk mengambil pakaiannya yang sudah di siapkan oleh asisten rumah tangga Hiro. Calya langsung mandi di kamar mandi tamu untuk membersihkan diri terlebih dahulu. Setelah mandi, barulah ia menyiapkan makan malam untuk Hiro.
"Hiro, makan malammu sudah siap" ucap Calya pelan.
Sedangkan Hiro yang sedang duduk di sofa dan sibuk dengan ponselnya tidak mengubris omongan Calya. Calya hanya bisa menghembuskan nafas berat. Ia sungguh leleh, ia butuh istirahat. Sikap Hiro benar-benar membuatnya semakin lelah.
"Hiro..." Panggil Calya dengan suara yang lebih keras.
Suara keras Calya sukses membuat Hiro melengah padanya. Pria itu langsung berjalan menuju meja makan. Baru saja Calya ingin pergi ke kamar tidur untuk beristirahat, Hiro kembali memanggilnya.
"Ada apa?" Tanya Calya pelan
"Kau mau kemana? Teman aku makan!"
Calya hanya bisa menerima perintah tersebut dan duduk di depan Hiro yang sedang makan. Ia tidak nafsu makan saat ini, ia hanya butuh tidur.
"Kau, tidur di kamar tamu! Mulai sekarang itu adalah kamarmu. Tapi, jam 5 subuh bibi Minah sudah datang jadi kau harus bangun sebelum dia datang kerumah ini. Tentu saja agar dia tidak curiga kalo kita tidak tidur sekamar. Dan kau, jangan harap aku mau menyentuhmu"
Calya hanya mengangguk. Ia memang tahu bahwa inilah yang akan terjadi. Hiro memang terlihat sangat membencinya sejak awal pertemuan mereka.
"Kau jangan mengurusiku! Uruslah dirimu sendiri. Dan, aku punya kekasih! Jangan pernah mengatakan hal itu pada siapapun, atau kau tak akan pernah selamat!" Ancam Hiro yang hanya di balas anggukan oleh Calya.
"Mengapa kau hanya menangguk? Kau bisu heh?"
Calya sudah tidak tahan dengan sikap Hiro. Dadanya terasa sesak mendengar setiap kata menyakitkan dari pria itu. Calya ingin menangis sekarang. Mengeluarkan perasaan sakitnya. Ia ingin menangis dalam pelukan ayahnya. Ia sangat merindukan ayahnya sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Wedding [END]
RomanceAku ingin sekali, berlari padamu saat aku merasa sedih, menangis dalam pelukmu. Aku ingin sekali, berlari padamu saat aku merasa takut, berlindung dalam tubuhmu. Aku ingin sekali, berlari padamu saat aku merasa dingin, meminta kehangatan dalam...