23. Missing You

137K 5.7K 82
                                    

Evan menatap Hiro dari bawah hingga atas. Satu kata yang dapat menggambarkannya, berantakan. Hiro terlihat begitu lelah. Masalahnya belum selesai, dan sekarang Calya malah memilih pergi. Ia tahu, wanita itu pasti ingin waktu untuk menenangkan diri, tapi setidaknya biarkan ia tahu dimana keberadaannya.

"Ada apa?"

"Apa ada Calya di dalam?"

"Tidak ada. Setahuku ia bersamamu. Bahkan setelah kau menghianatinya, ia masih memilih tinggal bersamamu" ucap Evan sambil tersenyum sinis.

"Saya mohon, ka. Ini tidak seperti yang kalian pikirkan. Biarkan saya menemui Calya"

"Dia tidak ada disini! Kau bisa memeriksa semua rumah ini"

"Terima kasih" ucap Hiro dan menerobos masuk mengelilingi semua rumah sambil memanggil nama Calya.

Calya tahu inilah yang akan terjadi. Karena itu, ia meminta pada Evan untuk membiarkannya pergi sendiri.

Calya tahu, begitu membaca suratnya Hiro pasti akan datang dan memeriksa kesekeliling rumah mereka. Dan jika Evan ikut padanya, Hiro pasti akan mencurigai Evan.

"Dia tidak ada! Sadarlah, Hiro. Kau sudah tidak pantas bersamanya. Siapkan dirimu untuk bercerai" ucap Evan begitu Hiro selesai memeriksa sekeliling rumahnya

"Saya tidak akan pernah menceraikan Calya. Hanya maut yang memisahkan kami!"

Evan tersenyum sinis mendengar ucapan Hiro "ucapanmu sangat tidak sesuai dengan kenyataan"

"Kak, dengarkan penjelasan saya dulu"

"Tidak satupun kata yang keluar dari mulutmu dapat dipercaya"
Hiro mengeluarkan flashdisk pada kanton jasnya, meletakkannya di meja depan Evan.

"Ini adalah bukti kalau semua tidak seperti yang kakak kira. Saya permisi, kak" ucap Hiro lalu pergi meninggalkan rumah Evan.

Evan meraih flashdisk yang diberikan Hiro, menatapnya sejenak lalu membawanya masuk kedalam kamarnya. Evan memeriksa isi flashdisk Hiro yang berisi satu video. Alisnya mengkerut begitu ia menontonnya. Begitu video berakhir ia langsung meraih ponselnya.

"Halo, Fikar"

"Iya, pak"

"Siapkan tiket keberangkatan saya besok. Pastikan tidak ada yang mengetahui keberangkatan saya ini" ucap Evan melalu ponselnya

"Saya mengerti, pak"
                          ***

Hiro menatap keluar jendela mobilnya. Ia sedang dalam perjalanan pulang dari kantor. Malam ini, jakarta sedang hujan sangat pas dengan suasana hatinya yang sedang buruk. Ia sudah memikirkannnya. Ia tidak bisa diam, ia harus melacak keberadaan Calya.

"Pak, Dito" panggil Hiro pada pak Dito yang sedang mengemudikan mobil

"Ya, pak"

"Siapkan tim untuk melacak keberadaan Calya"

"Baik, pak"

"Pastikan tim sudah terbentuk besok. Bawa mereka untuk menemui saya besok. Dan, saya ingin orang-orang yang memang ahli dalam tim itu"

"Siap, pak"

"Dan, pastikan apa yang suruh mengenai Senna dapat dikerjakan dengan baik"

"Iya, pak. Proses sudah hampir lima puluh persen, setelah itu kita tinggal membocorkannya"
Hiro memejamkan matanya.

Mencoba menenangkan pikirannya yang begitu penuh. Berbagai masalah terus datang padanya. Tapi, masalah Calya yang paling mengusiknya. Ini semua karena Senna. Iya pastikan apa yang wanita itu lakukan padanya, aku segera terbalaskan. Iya sudah meningatkan. Nyawa diganti nyawa.

Our Wedding [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang