32. Winter in My Heart

122K 5.2K 230
                                    

Calya menatap isi pesan yang baru saja masuk dalam ponselnya.

Dari: Hiro
Aku menunggumu di taman apartemen. Ayo bicara.

Sebenarnya beberapa hari belakangan ini Hiro tak berhentinya mengusik hari-harinya. Pria itu terus menemuinya setiap hari dan melakukan hal yang terlalu kekanak-kanakan bagi Calya.
Calya menghela nafas berat. Ia kembali teringat pada kejadian beberapa hari yang lalu.

                          ***
Calya berjalan keluar kamar baby twins. Ia baru saja selesai menidurkan kedua anaknya. Saat keduanya sudah tidur, Calya baru membersihkan apartmennya yang berantakan karena mainan Zuko dan Zuka.

Walau lelah, Calya selalu menikmati pekerjaannya sebagai ibu rumah tangga. Baginya momen seperti ini tidak akan bisa terulang kembali mengingat keduanya akan semakin tumbuh besar.

Setelah selesai menyusun mainan baby twins dalam rak, Calya berjalan menuju dapur. Namun langkahnya terhenti begitu mendengar suara bel apartemennya. Dengan cepat ia langsung keluar dan membuka pintu apartemennya.

Mata Calya membesar mendapati sebuah kostum beruang yang berada tepat di depan pintunya. Beruang itu langsung memberikan seikat bunga yang sejak tadi ia pegang. Begitu Calya menerimanya, beruang itu langsung melambaikan tangan dan berjalan pergi.

"Hiro..." panggil Calya lirih dan sukses menghentikan langkah beruang itu.

Ia membuka bagian penutup kepalanya dan menampakkan wajah Hiro di balik kostum beruang itu.

"Kamu mengenaliku?"

"Tentu saja"

"Bagaimana bisa?"

"Karena cuma kamu yang bersikap jail seperti ini" ucap Calya datar dan langsung menutup pintu apartemennya.

Meninggalkan Hiro yang masih berdiri mematung karena ucapan Calya.

Meninggalkan Hiro yang masih berdiri mematung karena ucapan Calya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

                           ***
Calya mempererat mantelnnya. Sudah hampir seminggu salju menyelimuti Seoul. Mengingat baru lima tahun Calya tinggal di Seoul, membuatnya belum begitu terbiasa dengan udara dingin seperti ini.

Seperti biasa, ia memiliki kegiatan yang padat. Seharian ia sibuk melakukan operasi dan bertemu dengan beberapa pasiennya.

Calya melangkahkan kakinya menuju tempat pemberhentian bus yang ada di dekat rumah sakitnya. Ia tidak membawa mobil hari ini. Min Jae juga sedang sibuk sehingga tidak bisa menjemputnya. Maka satu-satunya jalan untuk pulang dengan menggunakan bus.

"Kenapa dingin sekali?" Ucap Calya pelan sambil menggosok kedua tangannya. Ia harus bertahan mengingat bus akan datang sekitar sepuluh menit lagi.

Tubuh Calya langsung menengang begitu ia merasakan pelukan hangat dari belakang.

"Apa yang kamu lakukan?"

Our Wedding [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang