13. Love You

144K 6.9K 56
                                    

Sudah seminggu Calya tinggal sendiri tanpa Hiro. Sebenarnya ia sama sekali tidak merasakan kesepian. Karena mami Hiro selalu bersamanya bahkan ia merasa rumahnya lebih ramai.

Tapi tetap saja, ia merindukan sosok pria itu. Untunglah, Hiro menepati janjinya. Pria itu selalu menghubunginya setiap ada waktu luang.

"Kenapa melamun pagi-pagi?" Pertanyaan mami Hiro menyadarkan Calya dari lamunannya

"Tidak apa-apa, mi"

"Rindu Hiro ya?"

"Bukan, mi"

"Jika dilihat, Hiro adalah orang yang paling sulit di mengerti, apalagi di atur. Tapi, kalau kita sudah mengenal bagaimana dia, pasti tahu kalau Hiro adalah orang yang sangat mudah ditebak dan di mengerti"
Calya hanya mengangguk mendengar penjelasan mami Hiro.

Ia rasa apa yang dikatakan mami Hiro benar. Dulu ia begitu sulit mengerti maksud pria itu, tapi ia mengerti sekarang, Hiro sosok yang sangat ingin diperhatikan. Dan, ia akan menjaga orang yang berada di sekelilingnya.

"Calya, hari ini. mami mau temani papi cek up ke Amerika. Nanti bibi minah akan tidur disini menemani kamu"

"Iya, mi"

"Sayang, kamu baik-baik ajakan?" Tanya mami Hiro dengan wajah khawatir

"Kenapa, mi?"

"Kamu pucat banget loh"

"Calya baik-baik aja kok mi. Setelah ini Calya akan minum obat"

Sebenarnya, akhir-akhir ini Calya sering kali merasa mual. Entah apa yang terjadi padanya tapi ia benar-benar merasa ada yang tidak enak dalam dirinya.

***
Calya memeraih ponsel yang berdering disampingnya. Video call dari Hiro.

"Hai"

"Hai"

"Kau baik-baik saja? Kau terlihat begitu pucat"

"Cuma tidak enak badan aja. Jadi aku izin libur dirumah sakit"

"Aku telponkan dokter pribadi aku ya"

"Nggak usah, Hiro. Aku sudah minum obat"

"Tidak, Calya..."

"Kau masih kerja?"

"Ya, ini masih istirahat. Hey, jangan alihkan pembicaraan"

Calya menatap Hiro yang terlihat begitu khawatir padanya. Calya tersenyum melihat Hiro yang sangat perhatian padanya. Ia benar-benar menyukai sosok Hiro yang seperti ini.

"Aku baik-baik saja. Kau sudah makan siang?" Tanya Calya

"Belum"

"Makanlah dulu. Bye"

"Hati-hati disana. Kalau keadaanmu semakin buruk kasih tahu security secepatnya. Mengerti?"

"Ya, kau juga hati-hati disana"

"Iya. Bye"

Calya menatap ponselnya. Sejujurnya ia ingin bicara lebih lama dengan pria itu, tapi melihat Hiro yang begitu khawatir membuat Calya merasa tidak enak padanya. Ia takut Hiro jadi tidak konsentrasi pada pekerjaannya.

Tok tok tok

"Nyonya Calya..."

"Iya pak" seru Calya dan langsung membuka pintu kamarnya. Pak Madi salah satu security berdiri disana

"Ada apa, pak?"

"Itu, nyonya. Ada tamu. Katanya teman nyonya, namanya Senna"
Calya langsung tersentak mendengar nama Senna sebagai temannya dan sedang menunggunya di depan.

Our Wedding [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang