Calya membuka pintu apartementnya begitu ia mendengar suara bel yang berbunyi. Matanya langsung membesar begitu ia mendapati kak Evan dan ayahnya yang sudah berdiri di depan pintu apartementnya.
"Kenapa tidak bilang kalau mau ke Korea?" Tanya Calya sambil memeluk ayah dan kak Evan bergantian.
" Surprise dong. Mana baby twins?"
"Main di dalam. Kak Evan tidak ada kerjaan?"
"Ada yang mau nikah" bisik ayah Calya membuatnya mematung
"Kak Evan mau menikah?"
"Emm" jawab Evan dan langsung berlari menuju baby twins yang belum menyadari keberadaannya.
"Baby Twins..." teriak Evan
"Samchon *paman*!"
"Ayah, kak Evan akan menikah dengan dokter Hana?" Tanya Calya pada ayahnya. Namun, bukannya menjawab pertanyaan Calya, ayahnya malah merebut baby twins dari gendongan Evan.
"Cucunya Weharabeoji"
"Weharabeoji bawa oleh-oleh untuk Zuko?"
"Untuk Zuka juga adakan?"
"Tentu saja ada"
"Benarkah? Weharabeoji membawakan apa untuk kami?"
Tanya Zuko dengan semangat"Weharabeoji membawa banyak makanan, mainan, baju pokoknya banyak. Semuanya untuk Zuko dan Zuka"
"Ayah! Kak Evan!" Teriak Calya kesal karena tidak dihiraukan sejak tadi.
"WAE *kenapa?*" teriak Evan dan ayahnya bersamaan
Calya tidak bisa menahan kekesalahnya. Sejam telah berlalu baik kak Evan maupun ayahnya masih sibuk dengan kedua anaknya. Bahkan keduannya belum sempat menanyakan kabar Calya.
Mereka juga belum mejelaskan dengan siapa kak Evan akan menikah? Kapan? Dimana? Dan semua pertanyaan yang sejak tadi membuatnya penasaran.
Calya sebenarnya tidak mempermasalahkan keduanya yang begitu dekat dengan baby twins. Ia mengerti betapa rindunya ayah dan Kak Evan dengan baby twins. Ia saja merasa begitu rindu kalau harus bekerja dan tidak melihat kedua anaknya walau hanya dalam hitungan jam.
Ayah dan kak Evan langsung duduk disamping Calya begitu selesai mengantar baby twins tidur. Liatlah, saat baby twins tertidur barulah mereka menemui Calya.
"Bagaimana kabarmu?" Tanya kak Evan
"Kau makan dengan baik? Kau terlihat kurus" ucap Ayah Calya
"Kak Evan benar akan menikah?" Tanya Calya tidak menghiraukan pertanyaan keduanya
"Begitulah"
"Begitulah? Apanya yang begitulah?"
"Kakak akan menikah!"
"Benarkah? Dengan siapa? Dokter Hana?" Tanya Calya semangat
"Tentu saja, siapa lagi"
"Kapan?"
"Belum tahu"
"Dimana?"
"Kak saja belum melamar Hana, bagaimana kak Evan tahu!" Jawab Evan kesal
"Belum melamarnya?"
"Emm"
"Itu artinya kak Evan belum tentu menikah! Siapa tahu dokter Hana menolaknya"
"YA! Kau tidak senang melihat kakakmu ini akan melepas masa lajangnya?"
"Senang, akhirnya diumur 34 kak Evan terpikir untuk menikah"
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Wedding [END]
Roman d'amourAku ingin sekali, berlari padamu saat aku merasa sedih, menangis dalam pelukmu. Aku ingin sekali, berlari padamu saat aku merasa takut, berlindung dalam tubuhmu. Aku ingin sekali, berlari padamu saat aku merasa dingin, meminta kehangatan dalam...