20. I Remember

133K 5.3K 26
                                    

   Calya menata sarapan pagi di atas meja. Seperti biasa ia melalukan rutinitasnya dengan baik. Setelah tertata dengan rapi, Calya beranjak dari tempatnya untuk membantu Hiro bersiap-siap.

Namun, langkahnya terhenti mendapati Hiro masih berantakan dan bahkan belum mandi. Pria itu berjalan setengah sadar lalu duduk di atas kursi meja makan.

"Apa yang kamu lakukan? Bukankah tadi aku sudah menyuruhmu mandi? Kamu baik-baik saja? Kamu sakit?" Calya meletakkan tanggannya di atas jidat Hiro untuk memeriksa suhu tubuhnya, tapi semua normal.

"Hey, kamu baik-baik saja! Ayo mandi!"

"Aku sedang malas melakukan apapun. Aku ingin sarapan di sofa depan TV , dan bisakah kamu menyuapiku?"

"No! Mandi dan kerja! Ayo!" Perintah Calya

"Aku akan mandi asalkan.... kamu yang mandikan!" Ucap Hiro sambil tersenyum jail membuat wajah Calya memerah

"Ais, dasar meseum! Mandi cepat!"

"Bukankah kamu sudah sering melihatnya? Kenapa wajahmu memerah. Kamu memikirkannya ya? Haruskah kita melakukan satu ronde pagi ini?" Goda Hiro membuat Calya semakin tersipu malu dan memilih untuk pergi meninggalkan Hiro yang tertawa
                             ***

   Calya berjalan memasuki ruangan kerja Hiro. Ia mendapati suaminya sudah sibuk berkemas untuk pulang. Wajahnya langsung senang begitu melihat Calya berjalan kearahnya.

"Hai" sapa Calya

"Hai" Hiro mencium singkat pipi Calya dan kembali mengemas barang-barangnya.

"Kamu masih menggunakan pintu belakang untuk keruanganku?"

"Ya"

Hiro menghentikan pekerjaannya dan menatap Calya dengan tatapan protes.

"Akukan sudah bilang, gunakan pintu depan" ucap Hiro mencoba menahan rasa kesalnya

"Aku belum siap ditatap para pegawaimu"

"Aku hanya tidak ingin ada pikiran-pikiran lain yang akan terjadi, Calya"

"Baiklah, besok aku lewat pintu utama"

Sebenarnya, seminggu belakangan ini Calya selalu kekantor Hiro agar bisa pulang bersama. Dan Hiro tidak setuju dengan caranya yang masuk keruangannya melalui pintu belakang hanya karena alasan tidak ingin dilihat oleh pegawai Hiro. Itu benar-benar alasan yang tidak logis.

"Saat kita pulang, kita akan gunakan pintu utama. Aku akan memperkenalkanmu pada setiap pegawai yang kita temui"

"No!" Ucap Calya cepat

Hiro menghela nafas berat, "aku tidak ingin kita bertengkar hanya karena masalah ini. Aku sudah janji untuk menahan diri untuk bertengkar selama kamu hamil karena itu tidak baik bagi kandunganmu, Calya"

"Maafkan aku. Tapi, aku akan melakukannya besok, Hiro. Jadi malam ini kita lewat pintu belakang ya"

Hiro tampak berpikir sejenak, "baiklah. Pokoknya besok pakai pintu utama"

"Baik pak bos"

"Kita pulang sekarang?"

"Hiro, sebenarnya aku ingin makan direstoran yang ada di depan kantormu"

"Kenapa tidak bilang dari tadi? Ayo kita pergi" seru Hiro menarik tangan Calya kelur ruangan.

Calya melahap makanananya. Dari tempatnya, restoran ini bisa dibilang mewah. Menunya pun banyak dan enak. Ia rasa, ia akan sering-sering mengajak Hiro makan disini.

Our Wedding [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang