Calya menatap Hiro yang tampak sibuk mengenakan pakaian kerjanya. Walau sudah tidak muda lagi, namun di mata Calya Hiro tetap seorang pria yang maskulin. Apalagi saat pria itu mengenakan pakaian kerjanya yang rapi, memandangnya bertahun-tahun pun Calya tidak akan pernah bosan.
"Apa pesonaku begitu memancar? Mata kamu sudah mau keluar tuh karena liatin aku terus" ucap Hiro sambil tersenyum bangga
Calya bangkit dari duduknya dan berjalan mendekati Hiro. Ia mengambil dasi warna maroon lalu memakaikannya pada Hiro.
"Iya, suamiku memang ganteng"
"Istriku juga kok"
"Istriku juga apa? Juga ganteng?"
Hiro tertawa, "Nggaklah, istriku cantik.." jawab Hiro, ".... dan sedikit ganteng" sambungnya
Dengan kesal Calya langsung memukul pelan pundak Hiro. Pria itu masih saja sering menjailinya.
"Ayo sarapan. Zuko dan Zuka pasti sudah menunggu di luar"
"Morning kiss dulu" ucap Hiro lalu memejamkan matanya dan Calya langsung mengecup singkat bibir suaminya
Sudah menjadi rutinitas Calya untuk menyiapkan sarapan di rumah. Ini adalah kebiasaannya sejak dulu. Walau kadang-kadang Zuka juga sering menyiapkan makanan untuk mereka.
"Morning, sayang" sapa Hiro
"Morning, Dad"
"Zuka, kamu nggak kerja?" Tanya Zuko seraya mengambil beberapa lembar roti
"Nggak, aku cuti hari ini"
"Baguslah"
"Bagus kenapa?"
"Aku mau nyuruh kamu ketemu si Arka"
Zuka menatap Zuko bingung, "Arka Mahendra?"
"Iya"
"Untuk apa?"
"Desain undangan pernikahanku bakal di desain sama Arka"
"Terus kenapa aku yang temui dia?"
Zuko tersenyum manis, "Aku sibuk dan Edlyn masih di luar kota. Tolong kamu yang temui dia, ya"
"Nggak mau ah, aku mau nikmati hari liburku"
"Nanti aku traktir deh"
"Nggak. Kenapa tidak suruh sekretarismu?"
"Aku maunya kamu karena seleramukan bagus"
"Maaf tapi aku nggak mau" ucap Zuka lalu melahap rotinya
"Aku dengar kamu sangat pengen datang ke peluncuran buku terbaru Ilona, ya?"
"Iya. Kamu mau sogok aku sama itu? Maaf, tapi tiket peluncuran itu sudah habis, aku sudah mengeceknya dimana pun"
Zuko merogoh kantong jasnya lalu mengelurkan selembar kertas di atas meja.
"Aku punya. Tiket VIP, kamu bisa bertemu langsung dengan penulisnya"
Zuka langsung melempar roti yang ada di tangannya dan segera meraih tiket yang Zuko simpan di atas meja, namun sayangnya ia kalah cepat karena Zuko sudah mengambil tiket itu kembali.
"Jadi, kamu mau menemui Arka?"
"Ya!" Seru Zuka
Calya dan Hiro sejak tadi hanya memandang tingkah kedua anaknya. Padahal keduanya sangat akur dan saling menyayangi saat kecil. Entah mengapa keduanya menjadi seperti ini sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Wedding [END]
RomanceAku ingin sekali, berlari padamu saat aku merasa sedih, menangis dalam pelukmu. Aku ingin sekali, berlari padamu saat aku merasa takut, berlindung dalam tubuhmu. Aku ingin sekali, berlari padamu saat aku merasa dingin, meminta kehangatan dalam...