"Apa yang kau lakukan di sini..., Calya?"
Mendengar suara itu, Calya langsung bangkit dan berlari kepelukan Hiro. Menangis sejadi-jadinya dalam tubuh pria itu. Seluruh badannya basah kuyup karena hujan. Ia benar-benar ketakutan. Ia takut jika Hiro tidak menjemputnya mengingat pria itu sangat sibuk dengan pekerjaannya.
"Ayo kita pulang" ajak Hiro saat tangisan Calya mulai mereda.
Dia memeluk pinggang Calya agar lebih dekat dengannya. Hiro bisa merasakan tubuh Calya yang begitu dingin dan bergetar. Entah karena dingin atau ketakutan. Tapi ia benar-benar merasa bersalah dengan apa yang terjadi pada Calya malam ini.
"Gantilah bajumu dulu. Aku akan tunggu disini" ucap Hiro sambil menutup pintu kamar.
Hiro berjalan menuju dapur untuk membuatkan teh panas untuk Calya. Setelah itu, ia masuk kamar dan mendapati Calya sudah selesai mengganti bajunya. Ia duduk di tepi ranjang sambil menunduk. Sepertinya ia benar-benar syok.
"Minumlah" Hiro membantu Calya minum teh hangat buatannya. Setelah membantu Calya, Hiro berjalan menuju lemari pakaian dan mengambil sepasang kaus kaki. Ia berlutut di hadapan Calya dan mamakaikan kaus kaki itu pada kaki Calya. Kaki Calya benar-benar dingin.
"Istirahatlah" ucap Hiro membantu Calya tidur dan menyelimuti tubuh Calya.
Setelah menyalakan penghangat ruangan, barulah ia pergi keluar kamar. Ia benar-benar lapar sekarang. Untunglah Haruka menyimpan beberapa bungkus mie ramen di lemari yang bisa ia makan. Namun baru saja Hiro mencoba menyalakan kompor, lampu tiba-tiba padam. Dengan cepat Hiro langsung meraih ponselnya dan menyalakan lampunya sebagai penerang.
Hiro kembali meneruskan masakannya Namun, suara teriakan Calya membuatnya terkejut. Hiro langsung berlari menuju kamar dan mendapati Calya yang sedang sasak nafas. Tubuhnya bergetar kuat dan terasa sangat dingin. Hiro langsung memeluk tubuh Calya. Memberikan ketenangan dan kehangatan padanya.
"Ayo kita tidur. Aku akan menemanimu" ucap Hiro lembut sambil memeluk Calya dan mulai memejamkan matanya.
Saat Hiro bangun, ia tidak menemukan Calya disampingnya. Namun, ia sudah mencium aroma masakan yang membuat perutnya langsung merasa lapar. Dengan cepat dia langsung bangkit dan menuju ruang makan.
"Kau tidak mandi dulu?" Tanya Calya sambil meletakkan makanan didepan Hiro lalu duduk di depan pria itu.
"Aku sangat lapar" ucapnya sambil menyendok makanannya.
Selama tinggal dengan Hiro, baru hari ini dia melihat pria itu sarapan tanpa mandi pagi terlebih dahulu.
Calya tertegun, ia baru ingat bahwa Hiro hanya makan pagi kemarin. Saat bangun ia menemukan dapur berantakan karena ramen. Mungkin Hiro mau makan namun tidak bisa karena dirinya. Calya benar-benar merasa bersalah.
"Maafkan aku soal kejadian kemarin"
Hiro menatap Calya yang tampak sangat merasa bersalah. Sepertinya ia baru teringat kejadian kemarin."Tidak masalah" jawab Hiro setelah merenungkan beberapa saat.
"Bagaimana pun..."
"Kau ingin jalan?" Tanya Hiro mengalihkan pembicaraan. Ia tidak ingin membahasnya.
"Jalan? Tidak perlu. Aku sudah mereporkanmu. Fokuslah pada pekerjaanmu"
"Kau menyuruhku bekerja tapi kau seperti tidak suka dengan itu"
Calya langsung mengubah ekspresi merengutnya. Sedangkan Hiro sudah tersenyum melihatnya.
"Kau tidak bekerja?" Tanya Calya pelan namun penuh harap
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Wedding [END]
RomanceAku ingin sekali, berlari padamu saat aku merasa sedih, menangis dalam pelukmu. Aku ingin sekali, berlari padamu saat aku merasa takut, berlindung dalam tubuhmu. Aku ingin sekali, berlari padamu saat aku merasa dingin, meminta kehangatan dalam...