Diary Hari Kesembilan

1.8K 133 5
                                    

Kurasa agak keterlaluan menulis hal-hal seperti yang Michelle tulis di hari sebelumnya. Masih empat hari lagi sebelum hari minggu dimana buku ini akan dibaca seluruh kelas. Dan di hari senin nanti pasti akan ada kegaduhan gara-gara tulisannya.

Selain itu, selama ini tulisan dalam buku ini terasa aneh. Selain jadi tempat untuk curhat dan gosip, kalian bahkan terlalu kejam dengan memvonis Okta sebagai si 'tukang makan'. Adam yang diberi gelar 'peramal maut' dan Tya dengan nama 'darah setan'. Aku yakin nama-nama tadi pasti berasal dari Nadse, ratu gosip itu (oh tidak, aku mulai ikut-ikutan).

Sebelum aku menulis kejadian hari ini, ada baiknya aku mengklarifikasi berbagai tuduhan tidak berdasar dari yang terhormat nona Michelle. Semoga kau berhenti bermain detektif-detektifan, karena secara tidak langsung menulis prasangka-prasangka aneh yang kau sebut sebagai 'hasil analisa' itu hanya akan menimbulkan rasa saling curiga. Berhenti lah! (aku mohon).

Elaine klepto?! Lalu kenapa. Jika kau pikir hanya Frieska dan dirimu (yang pasti taunya dari Frieska juga) yang tahu bahwa dia klepto, maka kau keliru. Ada empat orang lain yang tahu yaitu Naomi, Shania, aku dan Vino. Nah kenapa kami tidak berusaha dibunuh juga? Cobalah berpikir ke arah sana.

Bukan Frieska yang menyiram laptop Vino, tapi si Hamids. Kebetulan saja Frieska lewat saat Vino sadar laptopnya berasap. Namun Vino sudah tahu kok yang salah Hamids. Hamids selalu kabur saat dimintai pertanggung jawaban.

Farish nggak mungkin sakit hati oleh kata-kata Frieska. Sebab Frieska mengatakannya dengan lembut dan penuh perhatian. Melody yang mendengarnya pun malah langsung berkata pada Farish, "Yang tabah ya, Rish, aku yakin ayahmu tidak bersalah."

Terus Dyo, apa kalian pikir dia sanggup mendorong Frieska? Membunuh seekor semut saja dia tidak tega.

Terakhir, aku... terserah bagaimana kalian menilainya, tapi aku tak mau berkomentar tentang adegan ciumanku dan Frans. Yang pasti kenyataannya tidak seekstrim yang Michelle tulis.

Sekarang mengenai keadaan kelas. Rabu ini tidak terlalu buruk. Kita digiring ke luar sekolah menuju perpustakaan yang memiliki gedung sendiri. Setelah semua anak masuk, aku ingat sekali yang terakhir masuk adalah Gracia yang didorong Pak Richard dengan kasar.

"Ambil satu buku atau literature apapun, resume, kumpulkan di akhir hari." Dan dibantingnya pintu itu. Pak Richard mengurung kita di perpustakaan berdebu tersebut.

Semuanya mulai berpencar menjelajahi setiap rak-rak buku yang menjulang tinggi. Akan membosankan kalau kuceritakan secara rinci bagaimana setiap anak berhasil menemukan buku masing-masing, duduk di kursi yang berjauhan, menulis tanpa gairah di buku catatan masing-masing, sesekali menguap, kadang-kadang melirik jam.

Kita tahu pasti hari ini tak akan ada jam istirahat, otomatis tak ada makan siang pula. Hari yang menjemukan, yah masih lebih baik dibandingkan harus mendengarkan permainan biola si nomor 25 lagi.

Tapi ada satu hal menarik yang kalian mungkin ingin tahu, Farish dan Melody sekarang sudah jadian! Coba saja lihat, hari ini mereka nempel terus bagai perangko. Berangkat berdua, duduk berdua, diskusi berdua, bahkan ke kantin juga berdua.

Aku sebenarnya tidak ada masalah dengan itu kalau saja mereka tidak berbuat mesum di depanku. Ya, mereka berpelukan dan berciuman di perpustakaan!

Aku memergokinya saat sedang sibuk mencari buku di bagian terdalam perpustakaan. Dengan tangan gemetar, Farish mengangkat dagu Melody dan dengan hati-hati mencium bibir gadis itu.

"Emm..." lenguh Melody sambil membalas ciuman Farish dengan malu-malu.

Ciuman mereka semakin dalam dan pelukan mereka pun semakin erat karena didorong oleh gejolak jiwa muda.

Perlahan, Farish melepaskan ciuman mereka dan berbisik pada Melody. "Aku sayang banget sama kamu, Mel."
"Iya, aku juga." Jawab Melody.

Mereka kembali berciuman. Ciuman yang lebih bergairah dari sebelumnya. Akupun memutuskan untuk meninggalkan mereka berdua.

Aku sudah menemukan buku yang kucari. Oh ya, berikut daftar buku yang kita pilih:
- Vino : Linux di tahun 2007
- Michelle : Kasus-kasus tak terpecahkan dan misteri yang belum terungkap dalam kepolisian USA
- Adam : Kartu tarot Major Arcana
- Nabilah : Pementasan balet Rusia
- Elaine : (Dia meresum 10 buku, jadi kurasa tak usah kutulis saja)
- Shania : Deret bilangan trigonometri
- Gracia : Goose (novel berbahasa Inggris)
- Boby : Molekul larutan asam basa
- Hamids : Ferrari Vs BMW
- Melody : Trik memilih kain berkualitas
- Okta : Cake and Ice Cream
- Kinan : Sejarah baseball
- Gery : Anatomi hewan
- Frans : Membentuk pribadi model
- Tya : Hal-hal yang seharusnya bisa semua orang lihat
- Naomi : Komposisi falseto dalam sebuah tarikan suara
- Ve : Ragam perspektif dalam sketsa
- Dyo : Skrip drama Hamlet
- Farish : Perbankan dan lembaga keuangan lainnya
- Dellon : Angkasa raya
- Sinka : Metode mengajar berbagai usia
- Nadse : (Dia meresum setumpuk tabloid gosip)
- Aku : Bagaimana cara memperbanyak teman

Kalian tahu judul buku yang dipilih si nomor 25? 'Mutilasi'. Hiii... makin hari makin mengerikan saja cewek ini.

Pengisi selanjutnya diary ini adalah Vino, sayang dia malas menulis makanya dia lebih memilih menulis di laptopnya, dia cetak, selanjutnya ditempel di buku ini.

Bye...
(Mario Genoveva Nathaniel Deky Purnama Gunawan)

Wkwk, tadinya nama panjang Danso nya gak mau kek aslinya yg panjang betul. Tapi, gapapalah ya. Biar lucu (?) *aoaab

XDD

Dark DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang