Diary Hari Kedua

2.5K 157 17
                                    

Hai, aku Nabilah. Kalau kalian melihat cewek cantik yang duduk di baris kedua deretan sebelah kiri, nah, itulah aku, Nabilah. Inget-inget namaku ya, soalnya Nabilah yakin Nabilah bakal terkenal sepopuler artis nantinya.

Aduh, Nabilah seneng banget Ve punya ide ngebuat diary kelas ini, yah jadinya kan hidup Nabilah bakal ada bukti tertulisnya. Kali aja suatu hari nanti ada yang berniat ngebuat biografi Nabilah.

Kalau Ve udah ngejelasin letak semua ruang (kayak arsitek aja), Nabilah bakal sedikit ngejelasin para penghuni kelas kita. Tapi Nabilah belum sempat kenalan sama para cewek kecuali Ve, kalau cowoknya pasti dong Nabilah dah kenal.

Yang duduk di belakang bagian kanan ada Kinan dan Gery. Kinan gak cakep-cakep amat tapi keren, badannya berotot gitu. Hehe… Kalau gak salah dia pemain basket. Sedang Gery rada pendiam, bapaknya orang Jerman loh, makanya mukanya rada-rada bule gitu. Cakep banget, terus kalau tersenyum kayak malaikat, suer deh!

Di bagian kiri ada Dellon dan Farish. Dellon penggugup banget, dan sekalinya ngomong sok pake bahasa Inggris (yang sebenernya berantakan). Sepanjang hari ini dia terus menggigiti ujung pensilnya. Farish sepertinya anak jutawan, ponselnya ada tiga belas (bukannya itu angka sial!?). Nabilah kurang suka sama dia soalnya lagaknya seperti anak yang dewasa sebelum waktunya.

Di depan mereka dan tepat di belakang kursi Nabilah dan Ve ada Adam dan Maul. Adam nyebelin, kemana-mana bawa kartu tarot. Terus ke setiap orang dia bilang: “Aku melihat kemalangan di nasibmu.” Si Maul yang maunya dipanggil Dyo sebaliknya, lucu banget! Nabilah ketawa terus ngelihat kelakuan dia.

Masih di barisan ketiga, di depan Gery dan Kinan, duduk Frans dan Okta. Frans keren! Cakep, cool dan keren! Keren banget pokoknya! Nabilah sudah mutusin buku ini bakal Nabilah kasihkan ke Frans sebagai pengisi selanjutnya. Okta juga lucu, kayak anak kecil. Sering nawarin Nabilah es krim.

Nah, di sebelah Nabilah, ada Mario dan Vino. Mario ramah, senyumnya juga oke. Sedangkan Vino selalu sibuk dengan laptopnya (apa boleh membawa laptop ke kelas?).

Dua cowok terakhir yang duduk di deretan depan dekat meja guru adalah Boby dan Hamids. Boby sok, gayanya angkuh suka ngatur-ngatur. Hamids tidak kalah ngeselin, kesannya suka ngejilat orang, badannya jangkung banget kayak tiang bendera.

Eee… kalian jangan marah ya ngebaca pendapat Nabilah ini. Nabilah kan cuma mau jujur.

Hari ini juga tidak banyak yang terjadi. Wali kelas kita yang mirip robot itu, Pak Richard, datang, setelah mengabsen kelas (Nabilah rasa begitu, karena cara mengabsennya aneh, dia memandang tiap orang, lalu menulis sesuatu di bukunya) kemudian dia langsung menunjuk Boby menjadi Ketua Kelas. Tentu saja muka Boby langsung merah kesenangan. Wakilnya adalah Hamids.

Hueh, kacau! Setahu Nabilah, dari dulu yang namanya pengurus kelas itu dipilih berdasarkan pemungutan suara, bukan asal tunjuk doang.

Setelah itu, Pak Richard membagikan setumpuk kertas yang berisi berbagai soal sulit. Selesai satu masih ditambah tumpukan soal lainnya. Semua bidang ilmu dicampur. Bikin kepala Nabilah puyeng tujuh keliling. Hancur sudah harapan Nabilah untuk mendapatkan hari yang indah hari ini.

Untungnya ya, Ve yang pinter itu bolehin Nabilah nyontek kertas soalnya. Ehehe. Jadinya Nabilah bisa deh tuh ngerjain soal-soal yang banyak banget ini. Rejeki anak cantik, emang. Huehehehe.

Oh ya, sebagai catatan: Nabilah juga gak suka sama cewek berambut pendek yang duduk di belakang itu.

(Nabilah Ratna Ayu Azalia)

Huehehehe, gimana-gimana? Udah pada tau dong kan ya sama para pemain cowoknya hehehe. Semoga suka, ya!

Jurimayu14 - @ruiruichi

Dark DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang