*Babak I*
Ruang kelas yang baru berisi lima orang anak.
Michelle meletakkan tas : “Aku kaget sekali, Frieska menelponku di tengah malam. Menyampaikan Nabilah kecelakaan. Bagaimana kejadiannya sih?”
Okta : “Ota sendiri masih shock sampai saat ini…”
Hamids mendekat : “Katanya kalian membuntuti si nomor 25, ya?”
Michelle kaget : “Apa? Membuntuti gadis itu!?”
Okta takut-takut : “Iya…”
*ada kinalele moment disini. Kyaa~~
Michelle : “Nah, kalian menemukan fakta mengerikan darinya kan?” Dengan nada menuntut.
Kinan mengunyah roti pemberian Okta : “Buoduoh! Satu-satunya hal mengerikan yang terjadi ya kecelakaan itu!”
Michelle mendengus : “Siapa yang tanya pendapatmu!?”
Okta mundur perlahan. Menghindar terlibat dalam pertengkaran. Menabrak Elaine : “Ma’af, Elaine-chan…”
Elaine : “Ya.”
Hamids : “Okta, rotimu masih ada?”
Okta : “Ada. Hamids-kun mau?” Hamids mengangguk.
Michelle : “Aku juga mau, Okta!”
Kinan : “Dasar tukang minta.”
Michellle : “Tutup mulutmu!”
Keduanya bertengkar hebat. Okta menyerahkan kotak bekal rotinya ke Hamids. Lalu menawarkan satu ke Elaine : “Elaine-chan mau?”
Elaine : “Tidak.”
***
*Babak II*
Pelajaran keempat, bahasa Jepang, sedang berlangsung. Diajar oleh Pak Jiro yang tidak pernah memalingkan wajah dari papan tulis.
Naomi menatap Nabilah : “Kamu baik-baik saja, kan?”
Nabilah : “Heh? Nabilah? Gak pa-pa kok. Masih shock sih…”
Adam menyorongkan kepalanya. Mengagetkan Veranda dan Nabilah : “Kau pasti berubah pikiran kan, Ve? Sebagai salah satu anggota penentang ramalanku, kau harusnya bisa meyakinkan yang lain bahwa ramalanku bukan omong kosong belaka.”
Veranda : “Sebaliknya, aku malah bingung.”
Naomi : “Bingung kenapa?”
Veranda : “Homogenitas. Kenapa ramalan Adam selalu berhubungan dengan musibah? Apa dia tidak punya stock ramalan indah barang satupun!”
Dyo tersenyum nakal : “Walah, bener juga tuh…”
Adam : “Meramal hal yang ‘baik’ itu tidak menarik. Buang-buang tenaga dan waktu. Tanya saja Elaine. Ya kan, Len?”
Elaine memutar kepalanya. Yang lain terdiam menunggu jawaban : “Tergantung.”
***
*Babak III*
Jam istirahat. Ada tugas akuntansi. Beberapa anak yang lupa mengerjakannya mencegat Farish untuk mencontek tugasnya.
Farish mengamuk : “Apa-apaan kalian ini?! Aku mau ke kantin!”
Dellon : “So-sorry, w-we wanna pi-pinjam your akuntansi PR book.”
Farish : “Kerjakan sendiri!”
Frans : “Mana sempat! Pelit amat sih.”
Farish : “Kamu kan biasanya nyontek punya Gery.”Frans : “Kalau akuntansi kan mahiran kamu. Udah! Biar kami ambil sendiri. Tya, bongkar tasnya!”