Chapter 2: Axelle Geraldi Amadeo

26.9K 1.1K 11
                                    

"Kenapa kau biarkan dia pergi? Aku bahkan belum selesai dengan si jalang Patricia itu." tanya Kathrine kesal. Tangannya melipat di depan dadanya.

"Nanti... aku akan bermain dengannya" ucapku pelan. Lebih kepada diri sendiri. Menarik.  Gadis tadi sungguh menarik. Aku sangat tidak sabar menanti bermain dengannya. Sampai sejauh mana dia sanggup mengahadapiku. Rasa penasaran menggelayut di tubuhku.

"Kau cari tahu tentang dia" pintaku kepada William yang hanya dibalas anggukan samar olehnya.

"Sudahlah. Ayo pulang" suara merdu Zanaya terdengar, lalu dia jalan mendahului kami keluar dari ruangan yang disebut ruang penyiksaan oleh murid-murid di sekolah ini. Ini karena kami selalu membalas atau menjahili para pengganggu di ruangan ini.

****

"Namanya Ruby Clarice Satoo. Usia 17 tahun. Murid baru pindahan dari Kanada tiga minggu yang lalu. Blasteran Jepang dan Amerika. Ayahnya orang Jepang. Ibu warga negara Amerika. Kemampuan tidak ada. Prestasi juga tidak ada" ucap Willy mengakhiri laporannya tentang si pengganggu kecil kemarin yang disertai gelak tawa kami dan dengusan sebal Katherine.

"Hah! Dia baru di sekolah ini? Berani sekali dia dengan kita" Katherine mendumel kesal. Ya. Dia perempuan paling cerewet di kelompok ini. Dan yang paling sadis jika sudah menghadapi orang yang ia tidak suka.

"Mungkin karena masih baru, jadi dia tidak tahu siapa kita" tutur Zanaya lembut sambil matanya tak lepas dari smartphonenya.

"Mau kau apakan si murid baru itu?" Suara Steve terdengar.

"Sesuatu yang menyenangkan. Dan ingat dia mangsaku" ultimatum telah kujatuhkan. Siap-siap saja kau gadis kecil. Hidupmu takkan lagi sama. Senyum samar tesungging di bibirku.  Permainan sebentar lagi dimulai.

Bullying! (ONGOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang