Sowry for the long wait guys!! Mulai part ini aku akan pakai Ruby POV :) .Mungkin (masih mungkin) terkadang dan pastinya jarang banget aku akan sisipkan pov axelle. Ukeeey... happy reading, hope you like it. Kalau suka don't forget click the ⭐ okaaY.. muaaach
.
.
.
.
.Ya Tuhan! Apa-apaan ini?? Dadaku bergemuruh melihat beberapa foto yang ditempel di mading. Mataku melotot tak percaya melihat foto-foto vulgar yang terpampang jelas dihadapan beratus pasang mata di Royals. Dengan terburu-buru dan dipenuhi emosi aku menarik lepas foto-foto itu dari tempatnya semula. Kurobek dan ku masukkan ke dalam tong sampah. Mataku lalu menatap orang-orang yang memandangiku aneh. Ada apa? Kenapa mereka melihatku begitu? Seharusnya mereka melakukan hal yang sama denganku. Foto-foto itu sungguh tidak pantas ada di lingkungan sekolah.
Ku rasakan lenganku ditarik oleh seseorang, kutatap bingung Lily yang melihatku dengan pandangan memperingatkan. Lalu dalam sekejap lily menarikku pergi. Sekilas aku melihat lelaki itu menatapku dengan senyum miring.
.
.
.
.
."Apa yang kau lakukan Ruby?" Genggaman jemari lily terasa kuat di kedua bahuku.
"Aku hanya melakukan apa yang kuanggap benar. Kau tidak lihat foto-foto itu?" Aku menatap Lily bingung.
"Aku melihatnya dengan jelas. Karena itu seharusnya kau tidak boleh melakukan hal apapun terhadapnya". Lily melepaskan bahuku, lalu berjalan mondar mandir, dia terlihat sangat khawatir.
"Ada apa sebenarnya? Ya Tuhan Lily, foto-foto itu sangat tidak pantas ada di sana. Bagaimana mungkin foto-foto cabul terpajang di mading sekolah. Kau lihat modelnya? Dia Patricia. Kalau kau lupa dia teman sekelas kita".
"Kau dalam masalah Ruby".ucapnya pelan.
"Apa maksudmu Lil?"
"Foto-foto itu bukan tanpa alasan berada di sana. Kau pikir siapa yang bisa melakukan hal itu. setiap hal yang akan dimuat di mading pasti melalui seleksi yang ketat. Hanya segelintir orang yang bisa berbuat seenaknya di sini. Dan kau sudah tau siapa orangnya. Kita sudah membicarakan tentang mereka kemarin. Lagipula apa kau lupa Patricia memang sudah bermasalah dengan mereka. Dan kau bisa lihat sendiri apa yang sanggup mereka lakukan. Aku tidak bisa membayangkan apa yang akan mereka lakukan padamu. " Lily memandangiku dengan raut cemas yang terlihat jelas.Ya Tuhan.. Apa yang telah aku lakukan?
.
.
.
.
.Aku menyandarkan tubuhku di pohon besar taman belakang sekolah. Kepalaku rasanya mau pecah. Bayangan mengerikan tentang apa yang akan terjadi padaku menari indah di kepalaku. Aghrrr!!
Bodoh!! Tolol! Bego!! Bagaimana bisa aku terlibat dalam hal ini? Kalau mengingat raut wajah Lily tadi, aku jadi ketakutan sekarang. Aku sudah melihat sendiri apa yang mereka lakukan pada Patricia. Gadis itu sampai memutuskan pindah sekolah. Apa mungkin aku akan mengalami hal yang sama? Aku bahkan belum sampai sebulan di sini.
Aku menutup mataku, menarik nafas dalam, mencoba menenangkan degub jantungku yang bergemuruh.
Deg!
Ada seseorang yang menyentuh wajahku, aku bisa merasakannya. Dengan perlahan ku buka mataku, lalu menatap iris hijau. Hijau paling jernih dan indah yang pernah ku lihat. Aku terpesona. Lalu senyuman itu muncul membuatku mengkeret takut. Tubuhku semakin merapat ke pohon."Aku akan memburu mu" suara beratnya mengalun menakutkan. Rasanya seperti berhadapan dengan malaikat maut.
Lelaki itu berdiri. Dengan pongah dia tersenyum mengejek.
"Ini sudah yang kedua kalinya kau mencampuri apa yang bukan urusanmu. Dan aku tidak pernah memberikan kesempatan ketiga".
Mataku melebar mendengarnya. Oooo!!
"Dan kau bukanlah pengecualian. Sampai jumpa lagi" ucapnya tak lupa melemparkan senyum, lalu berlalu pergi.
Aku menarik nafas rakus. Rasanya seperti udara dalam paru-paruku hilang tak bersisa. Apa katanya tadi? Kesempatan ketiga? Sampai jumpa lagi? Oh my !! Keringat dingin bermunculan di pelipis dan tanganku. Jantungku berdebar kencang dan keras.
Apa yang sudah kau lakukan Ruby!!
.
.
.
.
.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bullying! (ONGOING)
General FictionNamaku Ruby dan satu sekolah mengenalku. Tapi itu bukan hal yg patut dibanggakan. Aku bahkan ingin seperti invisible womam yang dpt tak terlihat. Hanya karena satu hal aku harus berurusan dengan pangeran iblis itu! si tampan yang menjanjikan kesengs...