6

16.7K 1K 27
                                    

Ada yang berbeda hari ini.
Mengapa orang-orang menatapku aneh? Ada yang salah dengan rambutku? Atau ada yang salah dengan pakaianku?

Ah sudah lah, mungkin hanya perasaanku saja.

Tadi malam aku bermimpi yang sama dengan malam malam sebelumnya. Masih terbangun dengan keringat membasahi tubuh. Apa aku terlalu berlebihan? Mungkin karena aku selalu kepikiran dengan titisan lucifer itu. Sshh! Rasanya kepalaku pusing sekali. Mana hari ini ada pelajaran kalkulus. Dan aku belum menyelesaikan tugas Mr. Stephard.

Buk!

Seseorang menabrakku. Aku melihatnya bingung. Aku tidak mengenalnya. Dan ia tersenyum meremehkan aku. Lalu menepuk nepuk bagian pundaknya yang bersentuhan dengan ku, seolah-olah sedang menghilangkan kotoran.

"Apa masalahmu?" tanyaku.

Tanpa menjawab, dia melenggang pergi. Aneh. Aku melihatnya menjauh. Bel sudah berbunyi. Hah, yasudah lah. Aku harus cepat ke kelas.
.
.
.
.
.

Aku harus menghadap ke ruang pengajar setelah kelas kalkulus selesai.  Stella dan Lily pergi ke kantin duluan. Setelah dia mengomeliku 10 menit, Mr. Stepahard memberiku tugas tambahan yang harus diserahkan pada pelajaran kalkulus berikutnya dan aku harus melakukan hukuman, membersihkan lapangan basket indoor sepulang sekolah. The Royals memang sangat luas dengan fasilitas yang lengkap serta mewah.Kau bisa mendapati tiga lapangan basket. Dua outdoor dan satu indoor. Kolam renang, Lapangan football, tennis yard, dan sarana serta prasarana olahraga lainnya.
Untung saja hukumanku hanya membersihkan lapangan basket indoor itu.

Kantin dalam keadaan ramai, hampir tak ada bangku yang kosong. Aku melihat sekeliling, mencari tempat duduk atau setidaknya mencari teman-temanku. Tak sengaja aku melihat anggota the Royals. Pemimpin mereka sedang melihat ke arahku, dengan santai dia meminum jusnya dan tatapannya tidak beranjak dariku. Sial! Smirk itu lagi.

Aku menarik nafas menenangkan. Ha! Itu mereka, Lily, Jessie dan yang lainnya. Ake melangkah menuju meja mereka.

"Hai" sapaku pada Stella dan Lily. Stella melirikku tak suka. Ada apa dengannya? Lily hanya tersenyum kecil padaku. Dia juga aneh. Sedangkan yang lainnya menatapku lalu mengangkat baki mereka. Dan berlalu tanpa mengatakan apapun.

"Aku sudah selesai" ucap Stella lalu menarik lengan Lily "ayo" ajaknya. Lily melihatku dengan tatapan minta maaf, kemudian ikut pergi bersama Stella.

Ada apa? Makanan mereka bahkan masih banyak.

Sebuah tepukan, mengagetkan diriku yang sedang terpekur. Dengan cepat ku putar leher, sehingga rasanya sakit sekali.

"Kau sudah mulai dijauhi, heh?"

Sosok jangkung yang selama ini kuhindari. Prince Amadeo.

"Apa maksudmu?"

"Permainanku sudah dimulai, bersiaplah" dia menepuk-nepuk bahuku seolah memberikan semangat dan beranjak pergi mengikuti teman-temannya yang sudah duluan meninggalkan kantin. Sebelum mereka menghilang, aku bisa menyaksikan senyuman mengerikan dari mereka.

Yang ada aku malah mengkerut takut. Reaksi tubuhku memang hebat, keringat dingin sudah muncul di dahi dan bajuku sudah mulai lembab.

Aku menatap makanan di hadapanku yang tak tersentuh.

Sebuah pesan diterima.

From : Lily
12.45
Maafkan aku Ruby

Apa maksudnya?

To : Lily
12.47
Maaf untuk apa?

.
.
.
.
.

Badanku terasa remuk. Kutarik kata-kata "untung" tadi. Padahal Mr. Yoshua sudah membantuku membersihkannya. Tapi tetap saja, tulangku seperti copot. Aku tidak akan tidak membuat tugas lagi.

Aku mengecek ponselku, melihat sebuah balasan yang dikirim oleh Lily.

From : Lily
15.48
Lihatlah mading.
Once more i'm sorry.

Ada apa dengannya?

"Terima kasih Mr. Yoshua" ucapku sebelum keluar dari ruang basket. Aku harus melihat mading, memangnya ada apa di sana?
.
.
.
.
.

Ya Tuhan!

Aku tercekat..
Rasanya bumi berputar dengan cepatnya.

Di mading...

Ada fotoku. Banyak fotoku..

Lengkap dengan tulisan "Royals' target!" Dengan tinta merah.

Aku melihat sekeliling, menatap beberapa siswa/i yang masih berada di sekolah sesore ini. Mereka menatapiku tak suka. Menatapiku mencemooh. Menatapiku benci.

Sekelebat apa yang terjadi hari ini memenuhi kepalaku.

Seorang siswa menabrakku, tersenyum mengejek. Siswa/i menjauhi ku. Sikap tak bersahabat Stella. Permintaan maaf Lily.

Kesadaran seolah menyerbu diriku.

Permainanku sudah dimulai, bersiaplah..

Oh God!
.
.
.
.
.

Tbc_

Bullying! (ONGOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang