14

13.5K 1K 52
                                    

"What's for dinner?" pertanyaan mom menyadarkanku dari dunia khayal yang baru saja kujelajahi. Mom meletakkan tasnya di meja depan sofa yang tengah kutiduri.

"Oh Gosh! I forgot Mom..." ringisku, melompat dari sofa kemudian langsung berlalu dari ruang tv.

Kubuka kulkas lebar-lebar dan memperhatikan sekilas, apa yang harus aku siapkan?

"Let's get some chinesse food, Mom yang pesan." Ucap Mom. Mata mom terus memperhatikan diriku ketika ia sedang menelpon salah satu restoran china yang menyediakan jasa pesan antar.

Aku menyiapkan secangkir jus jeruk untuknya dan untuk diriku juga, kemudian meletakkannya di atas meja makna. Aku mendudukkan bokongku di kursi, meyesap jus jerukku pelan. Rasa asamnya menggoda lidahku. Mom meminum jusnya dalam tiga tegukan dan gelas itu kandas.

"Haus mom..?" tanyaku usil, tawa renyah ibuku terdengar.

"Mom mandi dulu, kamu bisa ambil uangnya di dompet honey" tutur Mom sambil melangkah meninggalkanku sendirian di dapur.

"Ruby..." Mom berbalik, berdiri di depan pintu dapur, senyum keibuan terbit di bibirnya, "Let's talk later." Setelah melihat anggukanku mom kembali melanjutkan apa yang ingin ia kerjakan.

What is it?

****

Kami menonton finding nemo, aku tidak tahu sudah berapa kali aku sudah menyaksikan perjuangan seekor ayah mencari anaknya ini. mungkin sudah lebih dari empat puluh kali? Tapi ya begitu, aku masih tetap menontonnya. Tak bosan. Aku memang suka ikan, karena itu aku senang menonton banyak ikan animasi di sini. Makananku sudah habis, sedangkan mom masih menyuapkan noodlesnya. Mom bilang ingin berbicara, namun dari tadi dia masih diam, menikmati makanannya. Aku pun tidak ingin memulai, karena tak terbayang dalam benakku apa yang akan dibicarakan.

Mom meletakkan kotak makannya di atas meja, meminum segelas air putih. Kemudian ikut memperhatikan ikan-ikan animasi itu. Kami tetap diam sampai credit title muncul. Kenapa jadi deg-degan?

"Ruby... are you good?" mom buka suara.

"Ya.. " ucapku tak yakin, "kenapa mom?"

"Sudah beberapa hari ini Mom perhatikan kamu suka sekali melamun."

SKAK!

Aku menggaruk leherku yang sama sekali tidak gatal. Aku hanya tersenyum kaku kepada Mom.

"Well, everything good." Kurasa.

"Tidak ada permasalahan sekolah?" Mom tidak percaya begitu saja.

"Ya..." ucapku tidak yakin. Well tidak juga, ini sudah tiga hari setelah kunjungan dan penawaran sang raja iblis, aku tidak datang menemuinya waktu itu jam 3 di basecamp mereka. Jujur saja aku tidak ingin terlibat hal apa pun yang lebih jauh dengan raja iblis itu. Aku memang masih di bully namun belum ada adegan jambak-jambakan series dua. Masih banyak yang melirikku sinis dan mencemooh diriku namun saat ini aku jauh lebih waspada atau setidaknya mencoba untuk tidak terlihat, walau ku akui itu sangat sulit. Tidak terlihat lebih baik daripada memancing perhatian. Setiap melihatku mereka semua akan berubah menjadi serigala lapar, yang harus menyiksaku baru lapar mereka bisa hilang. Oh dan satu lagi, hal-hal aneh dan menjijikkan masih saja hinggap di lokerku, aku tak pernah meninggalkan satu barang pun di sana lagi semenjak kejadian terakhir yang membuatku harus merelakan sepatu kesayanganku. Anehnya, walau aku target the royals justru mereka tidak pernah menggangguku, tidak seperti saat mereka membully Patricia. Ya si barbie cantik jika melihatku akan memberikan lirikan sinisnya tapi itu saja dia bahkan tidak sudi mengucap satu patah kata pun. Paling si raja setan yang terkadang muncul namun setelah kupikir-pikir masa bodoh lah. Kemudian aku mengingat karena siapa aku mendapat perlakuan buruk yang menimpaku beberapa waktu ini, mereka. Ya mereka, maka mereka sama buruknya dengan penyerang langsungku. Mereka mungkin saja saat ini tengah tertawa akan permainan kekuasaan yang mereka miliki. Siswa/i lain berada di bawah bidak mereka.

Bullying! (ONGOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang