Aku turun dari taksi tidak didepan rumah, melainkan didepan kompleks, dan memilih berjalan kaki menuju rumah. Sebenarnya, masih ada sedikit tentang pikiranku yang terusik akan kejadian tadi. Bagaimana dengan lihatinya Dodi berperan. Aku tidak menyangka, aku termakan umpan yang ia berikan. Tapi untungnya aku sudah terlalu belajar darinya, jadi aku sudah terlalu berhati-hati ketika berada dalam radius dekat dengannya.
Ketika tidak jauh aku berpijak dari rumah, aku menghentikan kedua kakiku dan menatap kearah satu. Mengerutkan kening meneliti dengan jeli pandanganku. Dan terkejutnya aku begitu menemukan seseorang yang sangat familiar dimataku. Kami saling tatap sejenak sebelum lengkungan senyum mengembang di bibir kami. Aku pun segera menghampirinya dan masuk kedalam pelukannya.
"Mas Ghana ...", panggilku manja, Ghana pun membalas pelukanku dengan erat.
"Senengnya ketemu sama gadis kecilku", katanya sambil tertawa.
"Ih, aku sudah besar tahu", kataku memberengut dan melepas pelukannya, dan dia menatapku dari atas sampai kebawah.
"Wah, bener kamu sudah besar", katanya dengan senyum lebar. "Kata Ibu, kamu udah mau skripsi ya?", tanyanya membuatku mengangguk antusias.
"Iya, masih perlu beberapa bahan, setelah itu tinggal di print. Untung aku kerja cepet, jadi bisa selesai cepet juga", kataku semangat, membuat Ghana tertawa senang.
"Masih sama seperti dulu", gumamnya pelan tapi aku bisa mendengarnya, "Aku ambil cuti beberapa hari disini, kamu cepetan bikin jadwal sidang, nanti kita jalan-jalan sebelum sidang. Terus setelah sidang, kita liburan", katanya membawa kabar, entah bagaimana menggambarkannya, aku benar-benar senang dengan ucapannya itu.
Pria satu ini memang selalu tahu bagaimana cara membuatku senang. ketika tahu dia akan meninggalkanku untuk membesarkan perusahaan apartemennya di pulau Bali, aku cukup sedih. Tapi meskipun hanya beberapa kali dalam setahun ia pulang kerumah, ia tidak pernah lupa untuk mengambil cuti panjang dan bermain bersamaku, entah itu jalan-jalan, berlibur ke puncak, dan kemanapun itu, yang pasti dia seolah tidak pernah melupakan aku.
Aku kembali memeluk tubuh kokohnya itu, "Makasih, Mas", kataku dengan senang. Ghana membalas pelukanku, "Ya udah, karena sama-sama baru pulang, mendingan kita istirahat ya. aku capek nih", katanya membuatku mengangguk.
"Good night, Mr. Gha", kataku menyebut panggilan yang paling kusuka. Dia memang sudah menjadi guru bahasa inggrisku sejak kecil.
"Sleep well, Miss", balasnya sambil tersenyum.
Kami pun berpisah, aku masuk kedalam rumah, memberi salam, menyalami Ibu dan Ayah. Masuk kedalam kamar bersorak-sorak ria lalu mandi. Aku sudah izin pada Ibu untuk tidak makan malam karena tadi sudah makan, dan aku langsung menikmati malamku. Tidak disangka, anak kamar sebelah menggangguku.
"Kak, ada yang mau aku omongin", katanya sambil duduk diranjangku, sedangkan aku sibuk dimeja belajar.
"Ngomong apa? bilang aja", kataku tanpa menoleh.
"Aku nemuin ini di tempat sampah kamar kakak", katanya tapi tidak membuatku langsung menoleh.
"Kamu ngapai liat-liat tempat sampah kamar aku?", tanyaku sambil terkekeh sambil menoleh juga. Tapi, apa yang aku lihat malah membuatku membulatkan kedua mata karena kaget. Kulihat sebuah kertas yang tidak berbentuk itu terbuka lebar dan mengarah padaku. Aku masih dapat membaca jelas tulisanku sendiri, karena memang, aku baru menulisnya seminggu yang lalu.
"Dek ...", aku kehabisan kata.
"Kakak beneran suka sama Mas Firman?",
Sekarang aku baru tahu, kenapa kemarin Ilyas menghentikan ucapannya ketika ia seolah ingin menanyakan sesuatu padaku. Dia menemukannya, mendapatkannya dan berhasil membuatku diam seribu bahasa.
Terdengar dari ponselku yang sedari tadi melantunkan lagu untuk menemaniku menyusun skripsi. Lantunan lagu Cinta Pertama milik Bunga Citra Lestari.
♫
Masih ditunggu vote dan komentnya yaa ... terimakasih dan selamat menikmati tulisannya yang entah ada typo atau nggak, hehe ...
![](https://img.wattpad.com/cover/47153517-288-k985122.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita Dekat
De TodoKini waktu telah membuktikan, Rum. Siapa yang selama ini ada di hatimu? Siapa yang selama ini ada di hari-harimu? Kini siapa yang paling mempertahankan posisinya disampingmu? Bukankah kita telah lama mengenal? Kamu mengenalku dengan baik, bahkan ak...