Hari-hari berlalu, sosok Arie selalu ada dan muncul, bahkan disaat aku bersama Kanes diperpus, ia datang hanya untuk sekedar merecoki kami ataupun tidur dengan pulas sampai kami selesai dengan urusan kami.
Dan hari ini adalah jadwal kami menyerahkan skripsi. Aku cukup gugup karena sebelumnya skripsi kami pernah ditolak dan harus melakukan revisi ulang. Tapi kali ini, di Balik rasa gugupku itu, aku juga harus meyakini diri sendiri bahwa aku akan lolos.
"Rum, ayo masuk", ucapan Kanes menyadarkanku.
Aku dan Kanes masuk kedalam ruangan dosen, sosok wanita berumur tiga puluh lima tahunan duduk dikursi kebesarannya dan menatap kami lembut namun tegas. Kami dipersilahkan untuk duduk dikursi yang tersedia, dengan segera kami menempati kursi itu.
"Bagaimana, skripsi kalian sudah siap?", tanyanya membuka percakapan diantara kami.
"Iya, Bu. Skripsi sudah selesai, tinggal menunggu keputusan dari Ibu bagaimana kalanjutan dari skripsi kami", kataku sopan sambil memberikan skripsiku padanya yang menerima dengan tangan terbuka.
Bermenit-menit terlewati, aku dan Kanes sama-sama diam, merasa tidak ingin mengganggu konsentrasi dosen kami untuk memeriksa skripsi kami. Setelah hampir setengah jam, beliau baru menurunkan skripsi kami berdua lalu tersenyum kearah kami.
"Skripsi kalian jauh lebih baik dari pada sebelumnya. Jadi, jadwal selanjutnya adalah sidang, seminggu lagi untuk giliran kalian", katanya membuat dadaku terasa mencelos, merasa lega karena tidak perlu merevisi skripsi lagi.
"Terimakasih, Bu. Kalau begitu kami pamit", kata Kanes dan dijawab anggukan oleh dosen kami itu.
Aku dan Kanes keluar dari ruangan dosen dan langsung berpelukan erat. Tidak lupa pula kami mengucapkan kata syukur pada Tuhan, meskipun bisa dikatakan ini adalah baru tahap awal, tapi kami cukup senang bisa melalui tantangan pertama.
"Tinggal sidang, Rum", kata Kanes senang, aku pun tersenyum lebar.
"Iya, ya ampun, sedikit lega ya waktu tahu skripsi kita lolos", kataku membalas ucapannya.
"Iya, gimana kalau kita nonton hari ini, merayakan keberhasilan kita", usul Kanes, yang menurutku tidak buruk.
"Oke, ayo kita berangkat sekarang", ajakku dan kami pun memilih sebuah mall kota untuk kami jadikan tempat kami melampiaskan rasa senang kami itu.
Kami memesan tiket, waktu tunggunya lumayan lama, jadi kami memilih untuk bermain sejenak di area games. Kami bermain dengan puas hingga waktu untuk jadwal menonton kami tiba. Kami segera kembali ke bioskop dan menikmati tontonan kami. Dua jam terlewati, ketika kami keluar dari theater jam sudah menunjukkan pukul setengah satu, jadi kami memilih untuk mengisi perut kami.
Disebuah tempat makan cepat saji kami duduk berdua, menikmati makanan kami sambil sesekali mengobrol dan tertawa. Tapi ketika Kanes membangun topik lain, aku hanya bisa diam.
"Tapi Rum, Arie nggak keliatan hari ini", kata Kanes membuat aku yang ingin menelan burgerku pun terasa keras.
"Gue juga nggak tahu, Nes", ucapku sedikit putus asa dan hanya mampu menatap pasrah pada ponsel yang kubiarkan saja tergeletak diatas meja makan kami.
Ya, entah kemana perginya Arie. Aku merasa ada yang aneh padanya, karena tidak biasanya pria itu tidak ada kabar seperti saat ini. tadi pagi aku sudah mengirim kabar kalau aku hari ini akan memberikan skripsiku, tapi tidak ada balasan. Bahkan sosial medianya tidak membantuku mencari keberadaannya sama sekali. aku khawatir.
♫
Yang perlu kalian tahu, hari-hariku kembali terasa sepi ketika tidak ku temukan sosok Arie di kampus. Bahkan, yang seharusnya aku bisa bersantai ria dirumah sambil mempelajari lagi skripsiku pun kini harus sibuk berkeliling dikampus untuk mencari sosoknya. Tidak ada kerjaan? Iya, ku akui aku nampak seperti orang yang tidak punya kerjaan. Datang jam delapan pagi ke kampus, tanpa Kanes, mencari sosok Arie, bertanya pada temannya yang hanya ku tahu, tidak mendapat hasil apapun, aku kembali pulang dengan kekecewaan.
![](https://img.wattpad.com/cover/47153517-288-k985122.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita Dekat
De TodoKini waktu telah membuktikan, Rum. Siapa yang selama ini ada di hatimu? Siapa yang selama ini ada di hari-harimu? Kini siapa yang paling mempertahankan posisinya disampingmu? Bukankah kita telah lama mengenal? Kamu mengenalku dengan baik, bahkan ak...