Kini Prilly, Ali, Digo dan Zidan sudah sampai dirumah sakit.
Aprilly langsung mereka bawa ke ruang ICU.
Isak tangis Prilly msih saja pecah. Digo dan Zidan yang masih tak mengerti dengan semua ini hanya bisa diam pasrah.
Ali yang merasa dirinya gagal menjaga Anak Putrinya Reflek menendang Tembok."Aku minta penjelasan dr mama.. Aprilly knp?? Knp dia slalu ngrasain kaya gini? Keluar masuk rumah sakit..setiap bulan atau minggu??kenapa ma??" Seru Digo sedikit menghentak kepada Prilly. Prilly benar-benar tak tau harus menjawab apa, selama ini ia hanya menjawab pertanyaan-pertanyaan anaknya kalau Aprilly hanya sesak sementara.
"Ini bukan saat yang tepat Digo. Nanti kamu tau!!" Lirih prilly parau. Ali langsung meraih istri tercintanya kedalam pelukan. Mencoba menenangkan dan melegakan hati Prilly.
"Udah ma kita nggk boleh lema kaya gini.." Lerai Ali, mengusap lembut rambut Prilly.
"Aku rasain apa yang Aprilly rasain. Aku takut pa,, aku takut kalo anak kita pergi tinggaln kita. Mama nggk mau!! Hiks,,hiks,," lirih Prilly diiringi dengan tangisannya. Ali semakin merekatkan pelukannya demi menenangkan prilly.
"Nggak!! April nggk akan tinggalin kita. Kita cukup berdoa untuk April.. yah!" Sahut Ali. Prilly terus terisak di pelukan Ali.
Sudah hampir satu jam Aprilly diperiksa tapi dokter tak kunjung datang. Rasa khawatir semakin menjadi-jadi di antara keluarga Syarief .
#UmayPOV
"Duhh perasaan gue kok kya gini bgt yah... Ni otak buntu apa mentok sih??Perasaan dr tadi Bocah manja itu mulu yg gua pikirin.." Dumel umay seraya duduk diranjangnya.
Untuk tidurpun aku tak bisa, perasaanku tak karuan memikirkan Aprilly. Ada apa dengan Aprilly?
Tapi yasudahlah mungkin ini hanya perasaanku saja. Lebih baik ku tidur untuk besok.#####
Haihaiii
Pendek + Gaje yaw
Maaf