Yuki menatap gadis itu tajam. Tangannya bergetar kuat. Hal itu bukan karena ia takut. Tapi karena ia emosi. Bagaimana tidak, gadis itu dengan gaya soknya datang, dan mengatakan hal yang tidak mengenakan tentang dirinya. Jelas saja Yuki naik darah.
"Gila.. ki. Lo kenal kak Bella juga?" Aldo dengan lemotnya tak menyadari awan hitam yang samar-samar mulai mendatangi Yuki.
"Iya ki, lo kok nggak kenalin kita sih?" Nakula pun sama halnya dengan Aldo. Mereka malah merasa takjub pada Yuki yang bisa kenal dengan orang-orang terkenal di sekolah mereka.
Untungnya Karina yang mengerti situasi segera menjitak kepala cumi kembar dan memberi isyarat agar mereka diam.
"Ohh.. jadi lo hanya mau manfaatin Stefan demi ketenaran aja? " Gadis bernama Bella itu melemparkan tatapan merehkan pada Yuki.
Yuki semakin geram. Tapi ia masih tak bersuara. Entah kenapa Ia masih ingin mendengar semua yang ada di pikiran gadis itu tentangnya.
"Nama lo siapa?"
Yuki diam tak mau menjawab, bahkan kini Yuki memberikan senyuman mengejek.
"Lo itu cewek biasa, jadi jangan coba dekat-dekat sama cowok kayak Stefan."
Bella berbalik, berniat untuk pergi. Namun kata-kata Yuki menghentikan langkahnya.
"Apa lo takut?"
"Maksud lo?"
"Lo takut kan?" Yuki menyipitkan matanya sinis.
"Haa… buat apa gue takut sama mainan kayak lo." Bella mengibaskan tangannya remeh.
"Lo juga salah satu mainan nya kan?" Ujar Yuki dengan nada datar. Tetap tenang dan terkontrol.
"Sialan lo!" Sedangkan Bella mulai termakan emosi.
"Lo dan gue itu sama. Cuma, gue mainan baru, dan lo mainan lama. Jadi lo takut tersingkirkan sama mainan baru kayak gue kan?" Yuki tersenyum tipis.
Bella terdiam. Ia menggigit bibirnya kesal. Tak menyangka Yuki akan membalasnya seperti ini.
"Awas aja kalau lo dekat-dekat Stefan."
"Lo suruh gue menjauh, gue bakal ngelakuin hal itu, biar dia semakin ngejar-ngejar gue." Tatapan Yuki berubah menjadi dingin.
Bella tak tahan lagi. Tatapan dan kata-kata Yuki yang tajam membuat ia tak berkutik. Dengan cepat gadis itu pergi dengan wajah kesal.
Terjadi hening yang panjang selepas kepergian Bella dari kelas Yuki. Hingga akhirnya Karina memecah keheningan itu dengan suaranya yang melengking.
"Ki…. Lo keren banget!"
Yuki menutup telinganya kesal, teman-teman yang lain juga begitu. Namun mereka semua setuju dengak karina. Yuki memang keren. Tak ada yang menyangka Yuki akan berkata seperti itu. Aura yang Bella keluarkan saja sudah membuat mereka ketakutan. Apalagi harus berhadapan dengan gadis seperti itu. Sepertinya mereka akan berpikir seribu kali untuk melakukannya.
"Ihh jadi orang nyebelin banget sih." Gumam Yuki ketika membayangkan sikap Bella tadi.
"Iya.." Timpal Aldo.
"Kalian juga sama.." Tuding Yuki.
"Kok gitu?" Nakula cemberut.
"Gara-gara kalian, gue harus keluarin kata-kata yang ogah banget gue keluarin."
Memang kenyataannya begitu. Sebenarnya Yuki tak berpikir begitu. Ia hanya tak ingin Bella menatapnya rendah. Sebaliknya, ia ingin gadis itu termakan omongannya sendiri. Ia tak pernah ingin menjadi mainan Stefan. Apalagi harus dekat-dekat dengan cowok itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
FooLove (Re-upload)
Teen FictionSiapa yang akan menyangka, jika taruhan yang Yuki lakukan dengan sahabatnya membuat Yuki terjebak dalam permainan Stefan. Pembuat onar nomor satu di sekolahnya. Apapun Yuki lakukan agar terlepas dari Stefan, bahkan Yuki mencoba untuk membohongi diri...