Part 14

3.4K 362 10
                                    

Yuki menaiki motor Stefan dalam diam, bukannya ia memang tak ingin bersuara, hanya saja sejak tadi memang Stefan yang tidak banyak bicara. Stefan bahkan tak menjelaskan kemana mereka akan pergi.

Tak disangka, Stefan membawa Yuki ke danau waktu itu. Tempat di mana ia pergi memotret keindahan bersama Kenneth, dan tempat di mana Yuki menyaksikan Stefan yang sedang berkelahi.

"Tempat ini?" ujar Yuki.

Tanpa berkata apa-apa Stefan berjalan mendahului Yuki, melangkahkan kakinya menuju pinggir danau. Mau tak mau, Yuki pun mengikuti langkah Stefan.

"Di sini ada dua kejadian yang lo alami dalam waktu yang bersamaan." Yuki tak menjawab, menunggu Stefan melanjutkan kalimatnya. "Hari itu, lo lalui dua hal yang berbeda bareng gue dan Kenneth. Lo pergi dengan perasaan tenang bareng Kenneth, dan lo pulang sama gue dengan perasaan kalut."

Yuki ingat itu, hari itu benar-benar hebat. Sedetik ia merasakan bagaimana menikmati ketenangan, dan detik berikutnya, ia berada dalam situasi yang membuat hatinya panik. Dan hebatnya, dia mengalami itu semua dengan dua orang yang berbeda. Dua orang bernama Aprilio, yang membuatnya menjalani takdir bersama dua orang itu.

"Lo tau kenapa gue ngajak lo kemari?"

"Apa lo mau ngulang kejadian kemarin itu?"

Yuki memang bertanya asal, membuat Stefan mengeluarkan cengiran lucu. Jelas saja Yuki tak tahu, sejak dari sekolah sampai ke sini Stefan sama sekali tak memberikan penjelasan yang jelas.

"Gue pengen menghapus kenangan lo dan Kenneth, dan mengganti kenangan buruk lo sama gue jadi kenangan yang indah." ujar Stefan sambil tersenyum lembut.

Senyum itu, sudah dua kali Yuki melihatnya. Jujur Yuki masih tak mengerti maksud Stefan. Tiba-tiba, tangan Stefan sudah menggenggam tangannya erat. Yuki menunduk canggung dan gugup, mata Stefan yang tajam kini menatapnya dalam. Membuat Yuki tak berani melihatnya.

"Kenapa lo nunduk?"

"Gue nggak mau lihat mata lo."

"Kenapa?"

"Apa gue harus liat mata lo?"

"Liat mata gue dan lo, lo akan tau kalau gue, cinta sama lo."

Yuki membelalak matanya kaget. Stefan barusan bilang apa? Stefan... cinta. Stefan jatuh cinta padanya. Stefan menyatakan cinta padanya.

"Arrggg.... Susah banget jadi cowok romantis." Stefan menggaruk kepalanya frustasi. Tadi ia sudah berusaha bersikap romantis. Tapi tetap saja pernyataan cintanya seperti ancaman mengajak berkelahi. Ia bahkan tak yakin jika Yuki mengerti maksudnya.

"Bagaimana?"

"Hah?"

"Lo nggak dengar?"

"Lo.. lo bisa ulang sekali lagi."

Stefan mendesah kesal, sedangkan Yuki terlihat
kebingungan. Ia memang mendengar jelas kata Stefan. Cowok itu mengucapkan dengan lantang dan keras. Seperti membaca pidato. Hanya saja, Yuki masih tak bisa mempercayainya.

"Gue nggak akan ngulang itu lagi."

"Kenapa?"

"Karena gue tinggal menunggu lo yang bilang."

Stefan lalu menarik tangan Yuki. membawanya menuju tempat yang lain. Sebuah hamparan ilalang tinggi dengan matahari terbenam kini tepat berada dipantulan mata Yuki. Stefan membawanya ke sini. Tempat itu memang biasa saja pada siang hari, namun pada sore hari terlihat indah. Ilalang yang terkena sinar matahari tenggelam, seperti lautan emas yang berkilauan.

FooLove (Re-upload)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang