Yuki menatap bubur di hadapannya dalam diam. Pandangannya kosong, ia bahkan tak mempedulikan keluh kesah Chika yang sejak tadi dikumandangkan. Chika membelai rambut Yuki lembut, mencoba memberi kenyamanan dan kelembutan pada anak semata wayangnya itu, tapi Yuki masih diam, tak menunjukan pergerakan sama sekali.
"Sayang, ayo makan, kalau gini terus kamu nggak akan sembuh." wanita itu membujuk Yuki dengan nada cemas.
Yuki menggeleng, ditariknya selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya. Sekali lagi cairan bening itu kembali menetes dari mata Yuki. ia menangis untuk kesekian kalinya, hanya karena satu nama, yaitu Stefan.
Hari sudah menjelang sore, Yuki masih dalam keadaan yang sama. Ia bahkan tak menyadari jika kini Kenneth sudah berdiri tepat di samping ranjangnya. Menatap gadis itu dalam diam. Entah apa yang dipikirkan cowok itu, tapi tangannya mengepal erat.
"Ki..."
"Pergi Kenneth." usir Yuki, suara gadis itu terdengar lemas.
"Tapi gue ada di sini buat lo." ucap Kenneth, mulai frustasi ketika Yuki terus mengusirnya, menolak kehadirannya.
Yuki bangun, menatap Kenneth tajam, ia bahkan tak peduli dengan kondisi wajahnya yang sangat mengenaskan. Cowok itu sudah membuat kesabarannya habis, dan jelas ia tak suka itu.
"Gue nggak butuh lo, gue butuh Stefan."
"Tapi dia nggak ada disini, Ki. Dia bahkan cuma cowok berengsek yang udah ngebuang lo. Malah, dia udah mulai seneng-seneng sama cewek lain sementara lo disini sakit. Gue yang ada disini, dan gue yang selalu ada buat lo."
Yuki menggeleng kuat, ia tak suka jika Stefan dijelek-jelekan, apalagi di depannya. Sekarang ia sudah bangun, dengan lemas, tangannya meremas kuat ujung baju Kenneth.
"Gue nggak peduli, sekalipun dia punya seribu cewek di luar sana, yang gue mau cuma dia. Dan sekalipun lo bisa jadi orang yang seribu kali lebih baik dari dia, gue tetap cuma butuh dia, gue cuma butuh Stefan."
Yuki menatap Kenneth, meminta agar laki-laki itu dapat mengerti perasaannya. Mengerti bahwa Stefan hanyalah satu-satunya. Tapi sepertinya hal itu tidak berguna. Karena Kenneth mulai memandang Yuki dengan mata yang tajam penuh amarah.
Sejenak Yuki terkejut, ia baru pertama kali melihat Kenneth menatapnya seperti itu. Kini tangan Kenneth mencengkram tangan Yuki kuat, hingga gadis itu hanya bisa meringis kesakitan.
"Sakit Kenneth!"
"Kita temuin cowok brengsek itu sekarang. Kita liat apa dia sam menderitanya kayak lo, mengharapkan sesuatu yang nggak pasti, atau dia udah lupain lo, atau bahkan nggak pernah mikirin lo sama sekali."
Kenneth menarik Yuki paksa, membawa gadis itu, yang hanya menggunakan piyama menuju motor ninjanya, ia bahkan tak peduli tubuh Yuki yang sudah lemas dan ditambah cengkraman tangannya yang menyakiti gadis itu. Bahkan ia tak peduli pada teriakan panik Chika dibelakangnya. Sekarang yang ia inginkan hanya satu. Menunjukan bahwa Stefan hanya lelaki brengsek yang tak lebih dari seorang pengecut yang mencampakan Yuki, dan menunjukan bahwa hanya dia yang pantas untuk melindungi Yuki.
Disisi lain, Yuki terlihat sangat ketakutan. Jelas saja, Kenneth akan membawanya pada Stefan. Cowok yang ia rindukan selama beberapa pekan ini. Seharusnya Yuki bahagia dan senang karena akan bertemu Stefan. Tapi pikiran-pikiran lain merecoki otaknya.
Bagaimana jika Stefan tak pernah mengingatnya, bagaimana jika selama ini Stefan hanya menganggap Yuki gadis bodoh yang gila akan cinta. Bagaimana jika selama ini, hanya Yuki yang menyimpan perasaan itu. Yuki jelas tak mau semua hal buruk dalam pikirannya itu terjadi. Karena pasti akan membuat hatinya terluka, atau bahkan bisa mati.
KAMU SEDANG MEMBACA
FooLove (Re-upload)
Teen FictionSiapa yang akan menyangka, jika taruhan yang Yuki lakukan dengan sahabatnya membuat Yuki terjebak dalam permainan Stefan. Pembuat onar nomor satu di sekolahnya. Apapun Yuki lakukan agar terlepas dari Stefan, bahkan Yuki mencoba untuk membohongi diri...