part 11

1.4K 42 0
                                    


Masalah Gabriel sudah sedikit bisa di atasi walaupun sampai sekarang ini Shilla tak ada kabar. Sesering mungkin Gabriel pergi ke rumah Shilla, sesering mungkin juga Gabriel berusaha untuk meluluhkan hati papah Shilla. sekalinya mereka bertemu hanya melihat dari kejahuan. Shilla hanya mengintip lewat jendela yang di buka dari atas balkon kamarya. Shilla hanya memberi isyarat dan melemparkan kertas yang berisikan dengan tulisan

'jaga hati kakak, Shilla juga akan ngelakuin hal itu. shilla baik – baik di sini kakak jangan khawatir sama shilla. selama shilla gak ada di samping kakak. Kakak jangan lupa makan, sholah, berdoa dan belajar yang rajin. Shilla pasti bakal kembali ke sisi kakak, shilla mohon kakak sabar tunggu Shilla"

*****

Rio, Alvin dan Gabriel memilih mengerjakan tugas di restoran milik pak Debo. Walaupun Rio sudah tak menjadi pelayan namun ia dan teman – temannya hampir setiap hari pergi ke tempat tersebut. Entah karena mereka masih belum rela lepas dari seragam namun ia juga saat ini sedang sibuk – sibuknya dengan tugas sekolah yang menyiksa karena mereka sudah kelas XII. Rio juga ikut mengurus restoran tersebut bersama Gabriel karena itu dulunya milik mamah Rio dan mamah Gabriel yang kemudian di serahkan oleh pak Debo untuk mengurusnya karena saat itu pak Debo benar – benar membutuhkan pekerjaan dan dulu pak Debo adalah orang tak mampu.

Ify, Via, Shilla dan Agni mereka tak perlu memikirkan sekolah karena mereka sudah di bayari oleh pak Debo untuk mengikuti paket sesuai dengan ketentuan mereka sekolah. Di tangan mereka sudah ada ijazah yang bisa di pakain untuk kuliah atau pun mau mencari pekerjaan lain. Bahkan kepintaran mereka tak perlu di ragukan lagi Rio, Gabriel dan Alvin bahkan tak sungkan – sungkan untuk meminta bantuan dari Ify, Agni dan Via. saat ada Shilla dulu pun Iel sering di ajari oleh Shilla pelajaran matematika dan fisika. Walaupun Shilla adik kelas Gabriel Shilla bahkan lebih menguasai pelajaran Gabriel.

Di antara mereka memang mempunyai pelajaran yang menonjol seperti Ify yang selalu bisa di andalkan dalam rumus matematika, Agni yang menonjol dalan pelajaran Fisika dan Via dalam pelajan biologi atau bahas indonesia. Nilai Alvin, Gabriel dan Alvin pun selalu di atas KKM bahkan tak jarang mendapat nilai sempurna. Guru – guru di sekolah juga tak pernah ada embel – embel mengadu kepada wali murid karena keluhan nilai yangmemuaskan bahkan guru – guru di sekolah kalaupun men mengadu tentang perubahan baik dari ketiganya.

"Cakka bener – bener berubah. Gak seasik dulu lebih pentingin ceweknya di bandingkan pelajaran sekolah" ujar Gabriel membuka pembicaraan

"belum kebuka aja hatinya. Bentar lagi juga jadian ama rivalnya" sambung Alvin

"apaan maksud lo?" celetuk seseorang tiba – tiba muncul ternyata itu adalah Cakka.

"dari mana lo?" tanya Agni yang fokus mengajari fisika

"ngerayain Anniv bareng Oik" jawab Cakka.

"gak ada sadarnya apa lo? udah kelas XII masih aja keluyuran. Ada tugas tinggal nyontek, sedangkan sahabat – sahabat lo mati – matian kerjain tugas" celetuk Agni sinis menyekak jawaban Cakka.

"masalah buat lo?" tanya Cakka tak perduli

"ck hidup lo gak jauh dari yang namanya nyusain sama buat orang kecewa" ketus Agni

Raut wajah Agni semakin memanas ada ia semakin cembur dengan perkataan Alvin. Pensil milik Rio yang ia pegang seketika langsung di singkirkan beserta buku – buku cetak yang berisi rumus dan masih ada beberapa tugas yang belum di selesaikan oleh Gabriel Alvin dan Rio.

"lah lah Ni mau kemana? Belum selesai tugas kita" cegah Gabriel

"mau ke dapur waktu istirahat gue mau selesai. Panggil Ify ato Via aja yang bentar lagi mau istirahat mereka juga bisa kok" kata Agni cuek dan buru – buru meninggalkan empat pria yang masih frustasi dengan tugas – tugasnya.

give me loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang