Part14

1.2K 42 0
                                    


Untuk saat ini Rio jarang sekali bertemu dengan Ify, walaupun setiap harinya tak jauh – jauh dari yang namanya bertengkar, namun itu hanyalah sebatas mulut saja. Sebenarnya hati dan kelakuan mereka bisa di pahami kalau mereka saling menyayangi dan saling merindukan satu sama lain, namun mereka tetaplah mereka dengan khas bertengkar dan kata – kata ketus.

Rio baru saja datang di restoran tersebut, ia melihat jika Ify hari ini sudah mulai kelelahan akibat melayani pengunjung yang bejibun seperti lautan manusia, mondar – mandir melayani pengunjung dengan membawa nampan, buku menu dan berkata sopan dan manis di depan mereka agar mereka merasa nyaman.

Kasihan? Jangan di tanya, Rio merasakan hal itu jauh sebelum ia berpacaran dengan Ify, bahkan ia merasakan hal itu saat mereka masih panas – panasnya saling berdebat dan saling benci. Rio segera pergi ke dapur dan mengambil nampan untuk mengurangi beban Ify, hingga setengah jam kemudian restoran mulai sepi waktunya mereka untuk membereskan restoran dan tutup. Setelah itu barulah masing – masing pulang atau kembali ke kamar khusus untuk para pelayan yang memang sudah di sediakan.

"kring, ikut gue yukk" ajak Rio

"kemana tem? Capek gue" tanya Ify malas – malasan

"yaudah ikut aja bawel banget lo" ujar Rio menarik tangan ify

"iya iya ah elaah" pasrah Ify.

Rio membawa Ify ke belakang gedung restoran dan di situ terdapat sebuah tangga yang entah akan menuju kemana Ify masih merasa bingung dan khawatir juga dengan kelakuan Rio. takut saja jika Rio akan melakukan hal yang aneh – aneh, walaupun Ify tau jika Rio adalah orang baik – baik tapi namanya setan ya tetaplah setan kerjaanya menjerumuskan manusia ke jalan yang sesat, mending saja jika imannya kuat. Karena Ify juga merasa kalau imannya masih lemah walaupun ia tak pernah meninggalkan sholat 5 waktu.

"ayo naik, gak usah takut. Gue mau nunjukkin sesuatu buat ngilangin sedikit capek lo! lo boleh bunuh gue kalo gue ngelakuin hal yang keji atu gue berani nodain tubuh lo" ujar Rio yang bisa menebak jalan fikiran Ify

"janji lo gak bakal ngapa – ngapain gue" tanya Ify

"iya janji cungkring" Rio mngulurkan tangannya berharap Ify mau meraih tangannya dan ikut bersama Rio.

Ify merasa bingung ketika ia mengikuti Rio ternyata Ify beradatepat di atas gedung bersama sepoy – sepoy angin malam yang membuat darahnya berdesir. Tubuhnya juga merasa kedinginan akibat ia tak memakai baj panjang. Ify dan Rio memperhatikan ke arah depan yang ternyata kelihatan dengan lampu – lampu jalanan dan gedung – gedung yang menghiasi kota ini. Indah? Jangan di tanya sangat indah dan benar rasa capek di benak Ify seakan – akan terusir begitu saja. Melihat Ify yang kedinginan seperti itu Rio mlepas jaketnya dan di pakaikan pada tubuh Ify, kaget juga ternyata seorang Rio bisa melakukan hal yang romantis dan baru pertama juga Rio melakukan hal tersebut.

"di pake lo aja, gue gak papa ntar lo kedinginan" tolak Ify berniat mau melepas jaket namun di tahan oleh Rio

"gue yang gak rela liat lokedinginan kayak gitu, lo sakit gue yang bakal di bunuh sama bokap lo! lagian gue pake baju panjang kok jadi gak kedinginan tenang aja oke" tolak Rio

"duduk yukk" perintah Rio, Ify mengikuti Rio yang mulai duduk

"bintang" ujar Ify

"kenapa sama bintang" tanya Rio kebingungan

"gue suka sama bintang, gue berharap saat ada bintang yang paling terang itu adalah seseorang yang gue rindukan tapi gue gak akan pernah bisa ketemu sama dia, mungkin gue bisa ketemu sama dia di alam yang berbeda aja" ujar Ify

give me loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang