Beautiful in White ~ 3

9.5K 758 17
                                    

Beautiful in White

|•|

Author POV

Sudah 2 bulan kejadian itu berlalu. Tetapi Ratu masih tetap mengingat kejadian itu dengan detail. Meski Blenda, adik tampannya itu sudah memohon - mohon permintaan maaf dari Ratu.

"Setiap pagi kok murung terus sih?" Tanya abangnya. Siapa lagi kalau bukan Revan. Abangnya yang memiliki sifat sok cool. Padahal dibalik sifatnya yang sok itu dia sangat jail sekali sampai - sampai membuat orang yang dijailinya menangis dan berakhir dimarahi Papanya. Tetapi meski sudah sering dimarahi Papa, tetap saja sifatnya tak pernah berubah. Di dalam hati Ratu hanya berdoa agar Deeva calon istri kakaknya itu bisa bersabar menghadapi sifat kakaknya ini.

"Bang jangan berulah lagi. Nanti kena marah Papa lagi lho. Sukurin!" Tegur Nita yang melihat adiknya itu lagi - lagi dijaili oleh kakaknya.

"Iya, Bang Revan ini. Kasihan kak Ratunya" kali ini Riana ikut menyahut.

"Lah salah dia sih setiap pagi selalu cemberut sambil ngelamun. Ati - ati nanti ada yang lewat terus jadi..." Revan tidak melanjutkan ucapannya lagi karena mendapatkan pelototan dari Papanya.

"REVAN!! JANGAN MENGGODA ADIKMU LAGI!" Bentak Papa nya membuatnya seketika langsung berlari menuju ke kamarnya untuk berlindung. Membuat semua yang melihat kelakuan abangnya itu tertawa. Termasuk Ratu juga ikut menertawakan sikap konyol abangnya itu.

***

Ratu berjalan menuju ke kelasnya dengan malas. Setelah sampai di kelasnya ia berjalan menuju tempatnya. Lalu membuka buku pelajarannya. Mengulang pelajaran yang tadi malam ia pelajari.

"Hai Ratu" suara itu. Suara yang sangat dikenal oleh Ratu. Tetapi itu bukan Bagas dan Raisa. Tetapi itu... Logan???

Dengan cepat ia mendongakkan kepalanya. Memastikan bahwa itu memang benar Logan. Logannya yang teramat ia cintai.

"Ha...hai Logan" sapanya ketika ia sudah menatap Logan yang memang benar ada di hadapannya. Jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Di dalam hati ia sangat senang. Baru pertama kali ini Logan menyapannya. Menyapannya dengan suara yang sangat seksi itu.

"Apakah aku boleh duduk denganmu?" Tanya Logan yang membuat jantung Ratu semakin berdetak cepat.

"Bo...boleh. tapi emang gak papa sama Renata kalau kamu duduk sama aku?" Tanya Ratu memastikan.

"Tentu saja boleh. Terserah aku dong. Dia kan bukan siapa - siapaku" pernyataan Logan membuat Ratu terkejut dan juga senang.

"Akhirnya Renata kalah juga" batinnya berkata.

***

Semenjak sapaan kecil itu hubungan Ratu dan Logan semakin dekat. Seperti sepasang kekasih. Selalu bersama dalam hal apapun.

"Ratu nanti pulang sekolah kamu dijemput?" Tanya Logan dan sejak sapaan kecil itu Logan selalu menggunakan kata 'aku-kamu' tidak pernah 'lo-gue' lagi.

"Kelihatannya sih iya deh. Tapi emangnya ada apa?" Tanya Ratu penasaran.

"Oh aku mau ajak kamu ke suatu tempat. Pulangnya sama aku aja ya. Bilang ke sopir kamu gak usah jemput kamu" suruh Logan tanpa mau dibantah. Ratu yang terlihat sangat penasaran pun mengiyakan dan memberitahu sopirnya agar tak usah menjemputnya dan tak lupa juga ia memberitahu adiknya yang sangat overposesif padanya bahwa hari ini dia akan pulang terlambat.

***

Bel sekolah pun berbunyi. Ratu dan Logan membereskan buku - buku mereka dengan cepat.

"Sudah semua. Yuk kita berangkat!" Seru Ratu dengan girang. Di dalam hatinya ia sangat bahagia sekali. Ini pertama kalinya Logan mengajaknya ke suatu tempat yang tak diketahuinya. Karena biasanya ia kalau keluar dengan Logan selalu ada yang mengikutinya. Kalau bukan Blenda Antonio Andhika itu siapa lagi?

[ML2] Beautiful in WhiteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang