Beautiful in White ~ 7

7.8K 644 23
                                    

Beautiful in White

|•|

Author POV

Beberapa menit sebelum di sekolah...

Suasana tegang menyelimuti rumah besar itu. Tatapan tajam terlihat di mata hitam bulat itu. Orang yang ada di depannya menatapnya dengan lembut dan juga tatapan memohon.

"Apa maksud mama? Bertanggung jawab? Tidak!! Sampai kapan pun aku tidak mau bertanggung jawab. Biarkan saja dia hidup dengan membawa aib...." ujar Logan pedas.

Plak...

"Aib? Jaga ucapanmu Logan. Mama tidak pernah mengajarkanmu menjadi seorang pendendam! Mama juga tidak pernah mengajarkan mu menjadi sosok yang tidak bertanggung jawab" bentak Mama.

"Tapi itu semua memang benar Ma!" Elak Logan.

"Ya, memang semua itu benar karena kamu-lah yang membuat aib itu. Ketahuilah bahwa yang kau sebut aib itu adalah anakmu sendiri" Mama-nya menghela nafasnya kasar. Ia sebenarnya tak sanggup lagi melanjutkan kata - katanya.

Mama nya pun meninggalkan Logan. Tapi sebelum benar - benar pergi ia berkata lagi. "Jangan sampai kau menyesali perbuatanmu Logan. Dan jangan marah kepada Mama jika Mama melarang mu bertemu dengan Ratu dan anakmu suatu saat nanti" setelah mengucapkan itu Mama benar - benar pergi.

Logan yang mendengar ucapan mamanya pun mengernyitkan dahinya. "Buat apa aku menyesal? Yang ada aku malah semakin senang. Selamat tinggal Ratu!" Ujarnya sinis. Seakan - akan ia melupakan kata batinnya waktu itu.

***

Dengan mood yang seadanya ia berjalan menuju kelasnya. Di sana ia melihat sudah ada teman se-genk nya. Tanpa sengaja matanya tertuju kepada dua gadis yang sedang bergurau dengan tangan salah satu gadis itu memegang perut gadis yang lainnya.

Ya, dia Raisa yang sedang memegang perut rata Ratu. Entah kenapa kejolak di tubuhnya menjadi melonjak begitu saja tanpa izinnya. Membuatnya berdiri diam di depan pintu kelasnya. Sampai ada seseorang yang mengejutkannya dari belakang.

Logan pun memutar tubuhnya untuk melihat siapa yang mengejutkannya. "Hai ganteng. Lagi liatin apa sih?" Tanya orang itu membuat Logan mendengus nafasnya ketika mendengar panggilan itu.

"Gue lagi liatin anak - anak emangnya kenapa?"

"Gak papa. Kan cuma tanya doang. Emangnya aku sebagai pacar kamu gak boleh tanya ke kamu? Pastinya boleh dong" ujar Renata dengan salah satu tangannya ia sematkan ke lengan Logan. Membuat Logan melototkan matanya.

"Apa yang Lo lakukan?"

"Cuma gandeng tangan pacar aku doang kok. Emangnya gak boleh ya?" Logan mengabaikan pertanyaan Renata itu. Mengabaikan para teman nya yang melihat keromantisan mereka berdua. Mengabaikan tatapan sedih seseorang yang ternyata sedari tadi menatap mereka berdua yang sedang bercengkrama.

***

Sedangkan di tempat lain...

Sedari tadi tangannya mengutak - atik berkas - berkas yang ada di depannya tanpa ada niatan ingin menge-cek i satu persatu karena fokusnya saat ini bukan pada tumpukan kertas yang ada di hadapannya. Fokusnya saat ini pada gadis cantik yang ia temui di club waktu itu. Tak terasa sudah dua minggu ia tak bertemu dengan gadis itu.

Gadis yang telah berhasil membuatnya memikirkan gadis itu. Mengabaikan dunianya yang sudah ia huni selama 1 tahun.

Tok... tok.... tok...

[ML2] Beautiful in WhiteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang