Beautiful in White ~ 14

7.2K 628 67
                                    

Beautiful in White

|•|

"Bagaimana hasilnya?" Tanya Logan kepada dokter yang selalu membantunya itu.

"Bayi Rena 99,9% anak kandung Alviano, Logan. Jadi biarkan Alviano yang bertanggung jawab. Lagi pula kau sudah memiliki Dasha. Dasha lebih membutuhkanmu Logan. Membutuhkan kasih sayang seorang ayah kandung, meski banyak orang yang mengelilinginya. Karena kasih sayang seorang ayah kandung tidak akan dapat tergantikan oleh kasih sayang orang lain. Sekalipun itu kasih sayang dari paman dan kakeknya." ujar dokter itu.

"Saya tau bahwa dirimu ini sebenarnya sangat menyayangi Ratu dan juga Dasha. Hanya saja ego untuk balas dendammu lah yang kau tinggi kan. Lagi pula kau salah jika balas dendam dengan Ratu, sadarlah bahwa kematian Papamu itu adalah takdir, bukanlah ulah manusia. Papamu akan sedih jika melihat sosok gadis mungil yang baik hati itu disakiti oleh putranya sendiri. Jadi saya sarankan untuk ubahlah kelakuanmu itu" ujar dokter itu. Dokter yang sudah lama ia anggap sebagai pengganti papanya.

"Tapi itu semua sudah terlambat" ujar Logan lirih. Ia menyesal kenapa baru sekarang ia sadar bahwa ia begitu mencintai dan juga menyayangi Ratu?

Hatinya begitu sakit ketika melihat keromantisan Jevin dan juga Ratu.

"Tidak ada kata terlambat Logan, kejarlah dia sebelum orang lain mengambilnya" Logan pun menganggukkan kepalanya.

"Aku akan berusaha semaksimal mungkin" ujar Logan mantap.

Setelah ia mendapatkan nasihat yang menurutnya itu semua adalah benar, ia memberanikan dirinya bertemu dengan perempuan yang sangat dicintainya itu. Ia berjalan menuju ruang inap Ratu. Tetapi ketika sampai di depan pintu ia merasa tidak yakin, ia masih tidak siap untuk bertemu dengan semua keluarga Ratu. Ia bukannya takut dengan pukulan dari Revon, Revan dan juga Blenda. Tapi ia takut mendapatkan penolakan dari Ratu dan juga putrinya, Dasha.

Logan menghembuskan nafasnya dengan perlahan - lahan. Tangannya ia taruh di knop pintu lalu memutar knop itu sehingga pintu itu terbuka. Ia melangkahkan kakinya masuk. Ia menatap orang yang berada di dalam ruangan itu. Di dalam ruangan itu hanya ada Jevin, Ratu, Riana, dan juga mamanya.

Ia pun berjalan mendekati Jevin yang tengah menggendong Dasha, putrinya. Ia mengulurkan tangannya pertanda ia ingin menggendong Dasha. Jevin menatapnya bingung.

"Apa maumu?" Tanya Jevin sengit. Sambil menangkan Dasha yang tidurnya merasa terganggu.

"Aku ingin menggendong putriku" ujarnya tanpa mengalihkan matanya yang tengah asik menatap putri kecilnya.

Dia begitu cantik, sama seperti Ratu. Batin Logan.

"Lebih baik keluarlah" Logan yang mendengar ucapan Jevin pun menatap Jevin dengan tajam.

"Apa maksudmu? Aku hanya ingin menggendong putriku, memperkenalkan diriku yang sebenarnya kepadanya" ujar Logan dengan mengebuh - gebuh.

"Apa hak mu?" Pertanyaan Jevin bagaikan pernyataan untuk Logan.

"Jevin, biarkan Logan menggendong Dasha. Bolehkan Ratu?" Rini mulai angkat bicara. Meski ia marah pada Logan karena sikapnya itu tapi ia tak bisa melarang Logan untuk bertemu dengan cucunya, meski hanya sekali ini saja. Ya hanya sekali saja. Batinnya.

"Tentu, biarkan Logan menggendong Dasha, Jevin. Kau tak boleh begitu. Kau masih memiliki waktu banyak untuk menggendong Dasha" ujar Ratu mengizinkan. Jevin pun menyerahkan Dasha sambil mengerucutkan bibirnya. Ia kesal dengan ucapan Ratu.

Logan pun memeluk Dasha dengan erat. Dengan senyum yang selalu ia pancarkan. Ia juga mencium kening Dasha. Ia juga membisikkan kata - kata yang menjelaskan bahwa ia adalah Daddy Dasha.

[ML2] Beautiful in WhiteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang