Beautiful in White ~ 19

6.6K 571 61
                                    

Beautiful in White

|•|

Suara ketok palu menandakan bahwa kini dirinya sudah berpisah dengan istrinya, yang sekarang sudah menjadi mantan istrinya.

Di rumah Mamanya pun, barang - barang mantan istri dan Andra sudah tidak ada lagi. Mereka berdua sudah pindah dari rumahnya seteleh Renata menanda tangani surat perceraian.

Senyum Logan mengembang. Membuat orang yang melihatnya dibuat bingung. Padahal kebanyak-kan orang - orang akan bersedih ketika berpisah dengan orang yang dicintainya. Tetapi Logan tidak. Logan malah masih sempat - sempatnya tersenyum.

Ia pun memasuki mobilnya. Lalu melajukan menuju rumahnya untuk menemui Mamanya.

"Ma... Ma.. Mama dimana?" Teriaknya ketika ia sudah sampai.

Rumahnya terlihat sangat sepi. Sudah tidak ada suara Andra yang sedang berseru ria. Apalagi hari ini bukan jadwal Dasha untuk bermain di rumah Mamanya.

"Apa?" Tiba - tiba saja Mamanya menyaut dari dalam dapur. Logan pun berjalan mendekati Mamanya.

"Ma, Logan mau minta izin dan restu sama Mama"

Mamanya itu pun mengeryitnya keningnya. Ia sama sekali tidak paham dengan apa yang dimaksud oleh anaknya. Restu apa lagi yang dimintai anaknya itu batinnya.

"Restu?"

"Iya Ma. Aku minta izin sama restu untuk meminang Ratu. Menjadi suami dan ayah untuk Ratu dan Dasha" ujarnya antusias. Sungguh Logan sudah tidak sabar untuk meminang Ratu. Meskipun baru saja beberapa jam yang lalu ia bercerai dengan Renata sang mantan istri. Tetapi itu sama sekali tidak menghilangkan niatannya untuk meminang Ratu.

"Kau baru saja bercerai Logan. Apa yang akan dikatakan oleh tetangga padamu? Apakah kau tidak malu?" Tanya Mamanya. Mamanya itu tidak habis pikir dengan anaknya itu. Ia memang sudah lama menunggu momen ini. Tetapi tidak dalam waktu yang secepat ini.

"Tidak. Sama sekali tidak malu" tegasnya. Ia sudah memikirkan itu. Buat apa dirinya malu. Biarkan saja para tetangga mengunjingnya. Toh, yang menjalani dirinya sendiri. Bukan para tetangga yang sukanya bergosip sana kemari.

"Baiklah. Itu terserah kamu. Mama akan memberi izin dan restu ketika kamu sudah mendapatkan izin dan restu dari keluarga Ratu, Logan. Mama tidak akan memberikan restu sama sekali apabila kamu belum mendapatkan itu dari keluarga yang sudah kamu sakiti hatinya" setelah mengucapkan itu Mamanya meninggalkannya.

Logan menghembuskan nafasnya. Ia sungguh sangat gugup apabila bertemu dengan keluarga Ratu. Tetapi jika ingin meminang Ratu dirinya ini harus meminta restu dari keluarganya terlebih dahulu.

"Baiklah saatnya bertempur melawan mereka"

***

Keringat dingin mulai membasahi dahi Logan. Sungguh dia sangat takut berhadapan dengan empat saudara Ratu dan juga kedua orang tua Ratu.

Apalagi tatapan Blenda dan juga Daddy kesayangan Ratu yang tajam itu. Sungguh tatapan tajam mereka seperti ingin menguliti Logan hidup - hidup. Tetapi memang faktanya itu. Tangan Blenda sudah sungguh sangat gatal ingin menguliti lelaki yang telah menyakiti kakak tersayangnya.

Sedangkan Ratu, ia sedang asik menertawakan Logan. Logannya sungguh terlihat sangat lucu sekali dengan tampang yang ketakutan seperti itu. Logannya? Memikirkan itu membuatnya malu seketika. Pipinya sudah merah meroda hanya membayangkan Logan.

"Apa yang membuatmu datang kemari?" Revon mulai membuka mulutnya. Tangannya sedari tadi sudah gatal ingin melayangkan kepalan tangannya. Tetapi ketika mendengar permohonan putrinya semalam membuatnya menahan niatannya itu.

[ML2] Beautiful in WhiteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang