Beautiful in White ~ 10

9.8K 724 69
                                    

Beautiful in White

|•|

Author POV

Rasa nyeri mulai terasa ketika kata - kata kasar mulai ia keluarkan. Mulutnya ini mengeluarkan kata - kata kasar itu tanpa seizinnya.

Rasa nyeri semakin terasa sakit ketika kata demi kata yang mamanya telah ucapkan kepadanya. Kalimat yang terdengan seperti sebuah sumpah baginya.

"Terserah apa mau mu Logan. Mama sudah angkat tangan. Mama sudah benar - benar menyerah. Mama sudah tidak berdaya untuk memberi tahu mu lagi Logan.

Sekarang terserah padamu. Jika kau memilihnya mama tak bisa melarangmu. Tapi sampai kapanpun mama tidak mau mengakui bayinya adalah cucuku.

Dan jangan sampai menyesal Logan. Ingatlah, dan tanamlah di dalam otakmu bahwa ada seseorang yang benar - benar membutuhkan mu, seseorang yang benar - benar mencintai dan juga menyayangimu setulus hati.

Dan dia adalah Ratu...

Dan mama Juga akan menjauhkan bayi kalian darimu. Sampai kapan pun."

Ia pun memejamkan matanya. Rasanya sakitnya ini lebih terasa sakit dibandingkan kematian Papa nya dulu.

Entah sejak kapan rasa balas dendam sudah mulai luntur dan tergantikan dengan rasa yang entah apa itu. Apakah itu rasa Cinta? Dan sekarang ia sedang merasakan patah hati?

***

"Kata seperti itulah yang aku kata kan. Meski begitu dia tak merasa sedih sama sekali ketika ia terancam kehilangan anaknya, darah dagingnya. Ia akan sedih dan merasa terancam jika bayi yang bukan anak kandungnya itu lah yang pergi meninggalkannya. Aku sungguh malu menjadi ibunya Key. Sungguh aku malu sekali" ujar Rini dengan sedih.

Ketika ia sampai di rumah sakit. Ia dengan segera berjalan dengan cepat menuju ruang inap Ratu. Ia dengan cepat menenggelamkan kepalanya ke dalam pelukan hangat Keisha. Keisha yang dibuat bingung dengan perlakuan Rini ia pun meminta Rini untuk menjelaskan kenapa ia menangis. Dan Rini pun menceritakan semuanya.

Pada awalnya Keisha sangat sedih dengan penderitaan yang harus putrinya itu terima. Tapi bukankah ini sudah takdir? Maka Ratu harus bisa menerima.

"Mommy" terdengar suara serak yang memanggilnya. Membuat Keisha tersadar dari lamunannya. Rini pun mulai menguraikan pelukannya. Mereka berdua berjalan cepat menghampiri brangkar Ratu.

"Iya Sayang?" Balas Keisha dengan tangan kirinya ia gunakan untuk mengelus rambut halus dan panjang Ratu.

"Ha...us" Keisha pun dengan cepat menuangkan air yang sudah tersedia di nakas. Sedangkan Rini membantu Ratu untuk duduk. Rasa haus Ratu pun telah hilang.

Revon dan Blenda yang melihat keakuran Rini dan Keisha pun diam - diam tersenyum. "Dad mereka sangat prosesif banget" ujar Blenda sambil menatap dua perempuan paruh baya yang sedang memanjakan Ratu.

"Ya, mereka sangat lucu sekali jika seperti ini. Andai saja Lo..." ucapan Revon terhenti.

Blenda memeluk Daddy nya itu dengan sayang. "Dad, Blenda mohon jangan pernah mengucapkan nama laki - laki brengsek itu." Ujar Blenda dengan mata yang sudah berkaca - kaca. Ketika mengucapkan itu, bayangan Rini yang bercerita tentang Logan yang akan menikahi perempuan lain demi melindungi aib yang bukan karena ulahnya, bukan nya bertanggung jawab kepada kakaknya yang lebih membutuhkannya juga.

Blenda tak habis pikir dengan Lelaki brengsek itu. Bagaimana bisa ia berfikir untuk tidak mau bertanggung jawab? Apa ia tak pernah berfikir bagaimana masa depan anaknya kelak? Mungkin jawabannya iya. Tak mungkin kan jawabannya tidak. Karena di dunia ini tidak ada seorang ayah yang berbuat jahat kepada anaknya jika orang itu memang masih waras. Tapi jika dia memang sudah tidak waras, contohnya seperti lelaki brengsek itu maka jangan halanginya untuk melayangkan gumpalan tangannya ke wajah tampan Logan.

[ML2] Beautiful in WhiteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang