3

898 30 4
                                    

Tak terasa Panji menghabiskan waktunya cukup lama, ia baru saja pulang saat jam sudah menunjukkan pukul 8 malam.

"Cepet sembuh lo, besok masuk ya" ucapnya saat keluar dari pintu rumah

"Iya bawel, eh iya nih jaketnya makasih ya yang kemarin" ucapku

Ia hanya tersenyum, melambaikan tangan dan berjalan menuju vespanya.

Keesokan harinya....
Hari ini ada acara perayaan ulang tahun sekolah dengan begitu kegiatan belajar mengajar di tiadakan untuk hari ini saja. Kami bebas mengikuti tiap perlombaan dan acara lainnya.
Acara di mulai dari pembukaan yang dibawakan kepala sekolah dilanjut pelepasan balon dan acara perlombaan juga bintang tamu yang meramaikan sekolah.

Perayaan ini sudah seperti pensi - pensi sekolah bahkan bisa dibilang lebih meriah.

Dan yang sekarang kulihat adalah lomba futsal antar kelas yang sedang berlangsung adalah kelas ku melawan kelas jani. Kami semua perempuan kelas saling mendukung tim kelas masing - masing.

Suasana memanas saat skor dari kelas Jani beda satu dengan skor kelasku dan akhirnya seri lalu terjadi babak penentuan untuk pemenang.

"Eh liat deh si Panji makin cakep ya" bisik Jani.

Aku melirik ke arah yang ia tuju, kulihat Panji berlari dengan cepat dengan rambut yang basah terkena keringatnya.

"YA SEPERTINYA ADA KECELAKAAN SALAH SATU PEMAIN DARI KELAS YANG SATU INI TERHANTAM DAN CEDERA" ucap komentator futsal

Mata kami tertuju ke lapangan dengan suara teriakan dari para perempuan di pinggir lapangan ini aku melihat Panji tergeletak di lapangan dengan tim PMR yang sedang mengurusinya.

"Dil ayo kesana kita liat Panji"ucap Jani panik menarik cepat ke lapangan

Akhirnya aku dan Jani menuju UKS menunggu Panji yang tengah di obati. Saat selesai aku dan Jani memasuki UKS untuk melihat keadaannya.

"Gimana keadaan kamu Ji? Kamu kena apanya?" Ucap Jani cemas

"Gakpapa kok sekarang udah mendingan. Aku kena kaki sama sikut tapi jalan mungkin bakal pincang sesaat" ucap Panji lemas

"Yaudah baliknya kamu bareng aku aja ya? Dianter supir vespa kamu biarin tinggal disini dulu" jelas jani

"Emmm... Gak usah Jan, aku gak mau nggerepotin. Aku mau pulang bareng Dila aja lagi pula rumah aku gak jauh dari dia"ucap Panji melirikku

Jani melirikku sesaat ia langsung berbicara padaku di luar ruang UKS dan juga berlalu untuk membawakan minum agar Panji tidak dehidrasi.

Tinggallah aku dan Panji di sini. Aku hanya diam dan duduk memandangi kakinya yang dibalut perban.

"Ngapain lo bilang balik bareng gw?" Ucapku dalam keheningan

"Hem lo tau kan gaenak gw kalo harus nebeng ke pdktan lagi pula rumah lo ama gw gak jauh jadi sekalian" ucapnya

"Udah tau gw gak naek mobil kan lo tau gw udah jarang dijemput balik. Rese lo ah sakit gak sakit tetep aja ngerepotin" keluhku

"Ah jangan gitu dong Dil ampun deh gw kan gak sakit tiap hari. Kapan lagi lo rawat orang sakit? Haha" ucapnya yang masih terlihat santai

Aku hanya mendengus dan kembali memandangi lengannya.

"Liat coba sikut lo" ucapku

Ia menggeserkan lengannya perlahan dengan wajah menahan sakit

"Cupu gini doang juga" ucapku menyuntrungi sikutnya.

"Ahhhh sakit Dil" teriaknya

Wajahku berubah panik "ih maaf Ji ah elo sih banyak gaya, maafin gw"

Stupid Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang