sepulang kerja aku berniat ke toko kue membeli kue dan juga segera ke rumah panji, aku melihatnya sedang memainkan gitar. dia sudah lebih baik dari kemarin dan dia juga sudah bisa berjalan walau masih harus bantuan tongkat akibat patah kaki waktu kecelakaan. ia terduduk menghadap luar di balkonnya, memetik gitar sesekali bersenandung. aku sangat rindu mendengarnya dan sangat ingin ikut bernyanyi dengannya tapi aku hanya bisa memandangnya dari jauh, ia belum menyadari keberadaanku.
aku pun memutuskan untuk turun ke bawah dan bertemu dengan mamahnya, kami banyak berbicara mengenai keadaan panji juga ingatannya.
"suatu saat dia bakal inget semua tentang kamu dil, tapi sekarang dia masih belum ngerti dia kenapa. kadang dia kaya mikirin suatu hal tapi tiap tante tanya dia langsung bilang gak kenapa - napa. sekarnag kamu udah ketemu dia?" tanyanya
aku menggeleng,"aku gak mau ganggu dia dulu tante liat dia udah bisa main gitar kaya dulu aja aku udah seneng ko. aku cuman titip ini ya tante oh iya besok aku kesini lagi ya tan" mamah panji memelukku dan ia sangat merasa berterima kasih padaku walau sebenernya keadaan sulit ini memang belum bisa kuterima sepenuhnya tapi aku berharap dalam waktu dekat panji bisa mengingatku lagi.
selama beberapa hari aku kerumah panji dia masih sama, dingin dan tidak juga mengenaliku bahkan sampai detik ini.
"lo siapa sih? kenapa lo ribet banget sih?" ucapnya saat aku menyuruhnya meminum obat
aku menghela napas, "ji, aku tau kamu belum inget tapi aku bakal sabar menunggu ko" ia terlihat heran dan mengambil obatnya untuk di minum.
aku hanya tersenyum, "yaudah aku mau pulang, kamu jangan lupa istirahat ya? night panji" ia hanya terdiam memandangiku yang berjalan menjauhinya
beberapa hari aku belum bisa kontekan dengan panji walau ia sudah kembali memegang handphonenya tapi aku belum berani mengiriminya chat seperti sebelum kejadian kecelakaan itu.
keadaan panji yang kian hari kian membaik itu membuatnya sudah bisa berjalan lancar bahka ia sudah bisa jogging seperti sebelumnya. panji juga sudah bisa mengendarai vespanya lagi kadang aku melihat dari jendela kamar ia sedang mengendarai vespa melewati rumahku tapi entah kenapa ia tak berhenti mungkin ia belum menjadi panji yang dulu.
"lo yakin mau kesini dil? disini emang sih ada dia tapi dia....."ucap rio dalam percakapan kami di telpon
aku mengiyakan akan datang untuk perayaan naik pangkatnya panji yang sudah diangkat menjadi dokter tetap di rumah sakit ia bekerja dan aku membawakan panji sebuket bunga juga kue sebagai tanda selamat untuknya. aku segera menuju rumah sakit ke tempat yang rio bilang, lantai 6 ruang kumpul pekerja dan aku melihat panji sedang bersulang wine dengan para rekan kerjanya.
"panji" sapaku membuat semuanya menoleh.
panji menoleh dan menatapku heran lalu ia kembali menuang wine ke gelasnya
aku berjalan mendekatinya, "ji, selamat ya aku bangga banget kamu udah capai keinginan kamu jadi dokter tetap di sini" aku menyerahkan buket bunga itu
ia menatapku dalam, bukan tatapan dalam karna sayang melainkan tatapan lain yang mungkin bukan ini yang ku bayangkan selama perjalanan kesini.
"ngapain sih lo ke sini? lo ribet banget" ucapnya menolak buket yang ku berikan
"dia pacar lo ji, lo belum sadar ?" tanya salah satu temannya
ia menggeleng, "gw udah sadar kali haha, cuman gw gak tau deh nih perempuan siapa dia sering banget ketemu gw dan sok kenal gitu" ia tertawa
saat itu juga buket bunga yang ku pegang terjatuh, aku benar - benar tidak habis pikir akan seperti ini.
PLAAAAK.... "gw tau lo itu sakit ji gw bakal sabar nunggu lo tapi gak gini juga ji" aku menamparnya dan membuat seisi ruangan terdiam memandangi aku dan panji yang menjadi sorotan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stupid Love [END]
Romance[Complete] Persahabatan, cinta tak akan bisa terpisah jauh. Apapun yang kurasakan saat ini adalah nyaman. Nyaman yang tidak bisa digantikan oleh seorang manapun yang datang. Terkadang kita lupa, mencintai bukan berarti harus mencari di luar circle...