Seperti yang sudah aku bicarakan dengan Yuda, sore ini aku akan bertemu dengannya. Saat aku akan berangkat, Panji datang dengan vespa nya itu secara tiba - tiba mengagetkanku.
"Mau kemana lo Dil?" Tanyanya melepas helm
"Ah ini mau keluar gw"ucapku sedikit kaget akan kehadirannya
"Kemana? Gw anter ya?" Tawarnya mendekatiku
"Gak usah. Gw lagian mau ketemu Yuda doang kok" ucapku sibuk membuka handphone
"Ngapain? Cie ngedate nih? Kok dia gak jemput lo sih? Gw kontekin deh ya?" Ucap Panji penuh tanya
Aku pun menghela napas, memalingkan pandangan yang sedari tadi sibuk dengan layar handphone menjadi berpandang ke Panji "gak usah Ji, emang sengaja gw gak mau di jemput dia"
Panji menarik tanganku lembut, "buru naek gw anterin keburu kesorean lo" ucapnya
Tanpa sepatah katapun, perkataan Panji tadi membuatku terhipnotis seketika dan langsung duduk di jok belakangnya.
"Emang lo mau kemana sih? Penting banget?" Ucapnya yang masih bertanya
"Ah udah ke cafe biasa kita aja. Gw ajak dia kesana dan kayanya dia udah di sana deh" ucapku
"Okey"
Vespa ini meluncur di jalanan dengan santainya menyusuri tiap belok belok diantara mobil - mobil yang memadati jalanan sore. Maklum hari ini memang malam minggu. Tak lama vespa ini terhenti pas di parkiran cafe, kulepas helmnya dan juga merapihkan rambut yang teracak akibat helm.
"Makasih ya, yaudah lo hati - hati ya bye" ucapku singkat dengan melambaikan tangan ke arah Panji
Aku pun menaiki anak tangga menuju lantai dua, kulihat seorang lelaki sedang menyeruput kopinya dan terduduk di meja pojokan.
Lalu ku hampiri, "Yud?" Ucapku membuatnya menoleh seketika itu juga"Eh Dila, duduk Dil" ucapnya dengan senyuman hangat itu
Aku pun duduk di hadapannya, setelah memesan minum aku masih terdiam melihatnya yang terus memperhatikanku dengan senyuman hangat itu. Lagi - lagi senyum ini membuatku merasa tak enak,
"Ada yang mau Dila bicarain? Mau bicara apa Dil?" Tanya lembut
Aku terdiam sesaat, "Yud.... Emm sebenernya Dila mau ngomong soal hubungan kita" ucapku sedikit ragu.
Kulihat raut wajahnya berubah, senyumnya malah semakin merekah entah apa maksud dari ini.
"Dil, mungkin ini saat yang pas buat aku jujur ke kamu" ucapnya segera meraih tanganku.
Mataku terbelalak saat melihatnya, jujur bukan ini yang aku harapkan.
"Yud, Dila sebenernya....."
PANJI POV
Aku tak tau kenapa Dila masih berhubungan sama Yuda. Penuh tanya dalam otak ini saat mengetahui ia akan menemuinya. yang kutau memang Dila ingin mengakhiri hubungannya dengan Yuda karena memang merasak tidak cocok. Menurutku ini mungkin jalan terbaik jika Dila merasa itu keputusan yang tepat, aku sendiri hanya bisa mendukung apa yang ingin ia lakukan selama itu membuatnya lebih baik.
Aku mengikuti langkah Dila yang memasuki cafe tanpa ia sadari tentunya. Saat aku menaiki tangga aku melihatnya duduk di pojokan dengan Yuda, aku berusaha menutupi dengan duduk sedikit jauh darinya dan sesekali memperhatikan ke arah mereka duduk.
Entah perasaan ini campur aduk mengetahui Yuda dan Dila sedang bersama ada sedikit rasa tak rela melihat dila berbicara dengan lelaki lain selain aku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stupid Love [END]
Romance[Complete] Persahabatan, cinta tak akan bisa terpisah jauh. Apapun yang kurasakan saat ini adalah nyaman. Nyaman yang tidak bisa digantikan oleh seorang manapun yang datang. Terkadang kita lupa, mencintai bukan berarti harus mencari di luar circle...