Keesokan harinya Panji belum juga membaik dia bilang akan masuk sekolah lusa, dan keadaan sekolah sudah mereda mengenai kabar ulang tahun Jani. Mungkin juga karena anak - anak di sekolah melihat aku dan Jani kembali dekat lagi seperti sebelumnya malah semakin dekat. Jani menceritakan banyak hal bahwa ia sudah menemukan pengganti Panji dimana lelaki yang sekarang lebih perhatian dan sedang menjalani masa pdktan walaupun begitu aku pun tidak langsung mengatakan bahwa aku tau siapa yang Jani maksud tetapi, Aku turut bahagia. sebenarnya Jani belum tau bahwa aku dan panji sudah berpacaran.
Dua hari berlalu, dan hari ini adalah hari pertama Panji masuk sekolah lagi. Aku harap dia masih biasa padaku di sekolah jangan sampe orang tau bahwa kita jadian menurutku ini bukan waktu yang pas.
Terdengar klakson dari luar kamarku, aku menoleh melihat Panji melambaikan tangannya di vespanya itu.
"Lah tuh anak ngapain dah?" Ucapku sambil menyisir rambut
Aku segera menuruni tangga, dan mamah menghampiriku dari meja makan.
"Sayang ada Panji tuh ajak masuk aja" ucap mamah
"Ngapain sih dia kesini?" Gerutuku menarik kursi untuk sarapan
"Non Dila, den Panji udah di ruang tamu" ucap bibi menghampiri
"Gih kamu kesana dulu ajak sarapan nanti mamah nyusulin kalian" ucap mamah
Aku segera beranjak, melihatnya baru melepaskan helmnya dan nyengar - nyengir kepadaku.
"Ngapain dah?" Tanyaku
"Morning Dilaaaa" ucapnya
"Panji ngapain?"
"Jangan jutek napa Dil, mau jemput pacarlah pake nanya" ucapnya
Aku hanya memandanginya
"Eh ada Panji, ayo sarapan nak bareng tante sama Dila" ucap mamah seketika dari belakangku
"Aduh tante gak usah repot" ucapnya malu - malu
"Ayo, munpung masih pagi sarapan dulu aja yuk" ajak mamah
"Yaudah deh tante kalo maksa Panji ngikut" ucapnya tertawa kikuk
Ia beranjak dan diikuti langkahku, dia menanyakan keberadaan papah yang sedang ke luar kota dan banyak hal lainnya yang dibicarakan. Selesai sarapan aku dan Panji pamit.
"Hati - hati ya sayang" ucap mamah melambai
Aku membalas lambaian tangannya dan mengatakan iya. Selanjutnya Panji memberikan helm untuk kupakai.
"Nih pake" ucapnya
Aku memakainya dan segera naik vespanya. Vespa ini pun melaju, sepanjang perjalanan Panji banyak mengajakku bercerita tapi entah aku takut jika orang sekolah tau tentang hubungan kita ini.
Sesampainya di sekolah Panji kembali duduk di sampingku lagi, di barisan depan dan dia terlihat sangat bersemangat.
Waktu - waktu di sekolah sangat berbeda semenjak ada Panji. Dia jadi lebih perhatian tentunya dan makin nempel selalu di dekatku walau itu tidak masalah untukku karena dia memang suka begitu sebelumnya juga.
Kali ini aku dan Panji sedang makan somay di kantin, Jani datang menghampiri. Suasana canggung sangat terasa disini entah hanya aku yang merasakan atau Panji juga.
"Haii kalian semua" ucapnya
Aku hanya tersenyum sedangkan Panji terdiam.
"Emmm Jan?" Ucap Panji
"Yap Ji?"
"Soal ultah lo itu.... Gw mau bilang..."
"Ah udah lupain lagian gw nya juga sih terlalu drama. Cinta gak bisa dipaksain kan?" Ucap Jani tersenyum

KAMU SEDANG MEMBACA
Stupid Love [END]
Romance[Complete] Persahabatan, cinta tak akan bisa terpisah jauh. Apapun yang kurasakan saat ini adalah nyaman. Nyaman yang tidak bisa digantikan oleh seorang manapun yang datang. Terkadang kita lupa, mencintai bukan berarti harus mencari di luar circle...