*Masih Panji POV
"Ji? Mau kemana?" Ucap Dila dari belakangku
Aku menoleh perlahan, "em.... Gw mau balik Dil. Gw lupa harus ke rumah ada urusan" ucapku
"Terus katanya mau belajar bareng? Tugas banyak loh Ji" ucapnya
"KaYanya gak bisa deh, yaudah gw balik dulu ya. Oh iya ini ada martabak buat lo gw simpen di dapur ya" ucapku seraya melihat Yuda yang melambaikan tangan dan tersenyum menyapaku.
Ia hanya mengangguk dengan tatapan aneh melihatku. Aku berjalan perlahan menuju dapurnya menyimpan makanannya dan berjalan keluar. sebenarnya aku tidak ingin pulang, namun entah mengapa aku tidak ingin menggangunya yang sedang bersama Yuda.
"Eh Ji? Mau pulang?" Ucap Yuda di dekat pintu
"Iya" balasku singkat.
"Yaudah gw balik dulu ya Dil. Yang bener ya kerjain tugasnya. Bye juga Ji"ucap Yuda pamit
"Iya Yud, hati - hati ya" ucap Dila
"Hati - hati sob" ucapku melambai tangan
Yuda berlalu pergi dengan motornya itu. Hanya tinggal aku dan Dila berdiri di depan pintu menatap kepergian Yuda.
"Masih mau pulang Ji?" Tanyanya
Aku hanya terdiam.
"Udah ah masuk, gw tau tadi lo bohongin gw. Belajar buru" ucapnya menarik tanganku
Aku pun dan Dila terduduk di ruang tengah kembali mengerjakan tugas. Dalam keheningan aku hanya terus memandanginya tanpa bisa berfikir jernih.
"Lo kenapa lagi Ji?" Ucapnya membuyarkan lamunanku
"Gak papa kok. Gw beloh nanya gak?"
"Nanya apa? " ucapnya menghentikan kegiatan menulisnya
"Seberapa deket lo sama Yuda sekarang?"
"Deketnya gw sama Yuda sama aja kok kaya deketnya lo sama Jani. Cuman bedanya kalo lo gak begitu sering ajak Jani jalan kan akhir akhir ini? Kalo Yuda malah makin sering" jelasnya
"Lo nyaman sama dia?"
Ia memutarkan pandangannya memikir sejenak, "hmmm..... Nyaman sih dia baik perhatian cuman kalo masalah cinta gw belom terlalu. Lo kenapa sih jadi introgasi gw gini Ji?"
"Enggak gw pengen tau aja kedekatan dua sahabat gw, eh iya gimana kalo nanti kita adain double date ke puncak? Pasti seru kan kalo bisa liburan bareng" ajakku
"Wah ide bagus, yaudah nanti gw bilang ke Yuda. Jani udah tau?"
"Belom sih tapi nanti malem gw kabarin dia kok" dan ia hanya mengangguk dan kembali mengetik tugas.
"Gw cuman takut kedekatan kita berjarak nantinya" ucapku yang membuatnya menoleh dan meraih tanganku.
"gak usah khawatir, tetep kok lo lelaki pertama yang perlu tau apa pun soal gw. lagi pula apa bedanya? lo kan juga ada Jani. makanya jangan kelamaan buruan tembak dia biar lo gak kesepian" jelasnya yang tersenyum
"kalo Yuda nembak, lo langsung terima?" tanyaku, entah pikiran apa yang berada di otakku saat ini namun banyak hal yang ingin kuketahui dari Dila dan Yuda ini.
"Hmmm, gak tau sih gw masih mikir buat jalanin aja dulu. basi sih emang bahasa gw cuman lo tau kan gw jarang pacaran? hal kaya gini kadang bikin gw bingung dan canggung gimana buat ngeresponnya" ucapnya
aku terdiam, namun seketika ia mulai bercanda padaku membuat suasana kembali ceria, kami pun mengerjakan tugas seraya aku memakan martabak bersamanya ia pun mengajakku untuk masak bersama dan setelahnya aku pulang dengan membawa tugasku yang sudah dipindahkan ke flashdisk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stupid Love [END]
Romansa[Complete] Persahabatan, cinta tak akan bisa terpisah jauh. Apapun yang kurasakan saat ini adalah nyaman. Nyaman yang tidak bisa digantikan oleh seorang manapun yang datang. Terkadang kita lupa, mencintai bukan berarti harus mencari di luar circle...