7

615 22 0
                                    

ia menahan tanganku, membuatku terdiam. aku pun menoleh ke arahnya.

tanpa sepatah katapun, ia menarik cepat tanganku membuat aku berada dekat dengan wajahnya, mata kami saling manatap. aku bisa rasakan hembusan napasnya, tanpa seucap kata pun wajahnya mendekatiku, jantung ini berdebar sangat kencang. penuh tanya dalam pikiranku apa yang akan terjadi selanjutnya. apa yang akan ia lakukan padaku, tubuhku rasanya melemas seketika dan kini wajahnya semakin dekat denganku, sampai pada akhirnya wajahnya melewati wajahku dan berada tepat di sebelah telingaku.

"Dil......" bisiknya dengan suara sexy seorang lelaki yang baru bangun tidur

"gw........" ucapnya terhenti

"Ji?" tanyaku dengan nada sedikit ragu akan apa yang ingin ia lakukan.

"gw..... eng..... gw...." ucapnya lagi

"apa Ji?" ucapku penuh tanya

"gw laper nih bikinin makanan dong" ucapnya bersemangat

kudorongkan dada bidangnya itu, segera beranjak berdiri. "dasar saiton emang" ucapku kesal.

ia hanya tertawa melihatku, segera kubawa mangkok dan juga piring yang berada di dekat laptop menuju ke dapur. aku pun membuat masakan yang praktis, membuatkannya spagetthi saat aku sedang sibuk menumis bumbu panji menghampiriku. ia berada tepat di belakangku.

"Dil?" panggil Panji saat ia juga mengkuti langkahku sampai dapur

"hmmm" ucapku bergumam

"lo marah ya? haha" tanyanya

"kaga kok"

"bohong, pasti lo kira gw bakal nyium lo yah? haha kena php nih Dil" ucapnya meledek

aku pun geram dalam diam, masih menumis tanpa membalas ledekan bodohnya

"Dil? eh Dil?" ucapnya

"apa Ji? siapa juga yang mikir gitu? GR ih" balasku

"yaudah, kalo gak marah lo ngadep sini dulu napa" ucapnya yang masih berusaha membuatku untuk menatap wajahnya.

aku pun membalikkan tubuhku, masih menatapnya dengan tatapan agak kesal. walau sebenarnya aku tidak berharap seperti itu tapi tindakannya tadi sungguh membuatku tak karuan walau pada akhirnya tetap yang namanya Panji selalu mengerjaiku.

kami hanya saling tatap, sampai pada akhirnya dia mendekatiku. ia menatap dengan tajam ke dalam mataku membuatku hampir saja salah tingkah karnanya. tanpa sepatah katapun ia langsung memelukku dengan erat.

"Dil, walau lo sahabat gw tetep aja lo orang palinng ber arti banget. makasih ya buat semuanya Dil" ucapnya so puitis

aku masih diam terkaku, masih aneh akan tindakannya. selama aku mengenalnya belum pernah aku mendapat kata - kata sepuitis ini dengan pelukan pula. aku tidak pernah memikirkan sebelumnya akan di peluk olehnya tapi ini sungguh aneh. yang entah menjadikan debaran jantung ini berdetak kencang.

"iya Ji, sama sama ya" balasku

pelukannya masih berlangsung, hampir membuatku terhanyut dalam pelukannya itu. entah mengapa pelukan ini membuatku sangat nyaman. bukan karna ini pelukan pertamaku dengan seorang lelaki tapi dari semua pelukan yang pernah terjadi dalam hidupku ini adalah pelukan ternyaman yang membuatku hampir lupa diri bahwa aku dan Panji hanya teman.

"Dil? gak papa kan gw meluk lo? sebelum lo jadian sama Yuda" ucapnya

"gw gak bakal itung ini sebagai pelukan kok" balasku

"kampret lo ah haha, yaudah jadiin ini sebagai tanda makasih gw ya" ucapnya

aku hanya mengangguk sampai pada akhirnya aku mencium sesuatu yang aneh

Stupid Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang