Hari ini hari pertama hari Lean masuk sekolah setelah beberapa hari membolos, semoga nggak ada tugas atau PR yang menumpuk menyambutnya nanti.
Kelas sudah mulai ramai waktu Lean tiba, semua mata tertuju padanya saat gadis itu berjalan ke bangkunya, membuat Lean bingung dan sedikit risih karena menjadi pusat perhatian.
"Lo dari mana aja baru masuk sekarang?" tanya Gusti yang juga kaget melihat kedatangan Lean, gadis itu mengalihkan pandangannya ke Gusti dan tersenyum pada cowok itu.
"Aku ada sedikit masalah dirumah" jawab Lean seadanya, Gusti balas tersenyum mendengar jawaban Lean sambil manggut-manggut.
"Tapi sekarang udah oke kan?" tanya Gusti lagi, Lean cuma mengangguk menjawab pertanyaan Gusti, untung aja teman sebangkunya ini nggak nanya lebih jauh lagi "Syukur kalau begitu" balas Gusti akhirnya yang hanya dibalas senyuman oleh Lean.
Lean mengalihkan pandangannya ke penjuru kelas, semua mata masih menatapnya penasaran, membuat Lean bingung dan ikut memperhatikan dirinya, kali aja ada yang salah dengan penampilannya.
Nggak ada yang aneh kok, batin Lean bingung.
"Mereka pasti pada penasaran ada apa dengan lo sama anak baru itu" ujar Gusti seolah menjawab kebingungan Lean.
"Anak baru?" tanya Lean balik, dia benar-benar lambat menangkap maksud Gusti.
"Lo nggak lupa kan hari terakhir lo sekolah kemaren trus si anak baru narik lo pergi?" Jelas Gusti lagi membuat Lean sukses membulatkan matanya kaget "Apalagi setelah kejadian itu lo sama anak baru itu nggak masuk sekolah berhari-hari" lanjut Gusti lagi.
Bagaimana bisa dia ngelupain kejadian itu, pantas aja semua teman-temannya menatap Lean panasaran, gadis itu emang nggak masuk beberapa hari tepat setelah dia dibawa pulang oleh Jerim.
"Nggak usah peduliin mereka, lo nggak punya kewajiban apa-apa kok buat ngejelasin semuanya ke mereka" ujar Gusti lagi, Lean cuma mengangguk pelan. Benar kata Gusti, dia nggak punya kewajiban buat ngejelasin apapun kepada siapapun perihal masalahnya dengan Jerim, lagipula rasa penasaran teman-temannya itu bakal hilang dengan sendirinya nanti.
"Akhirnya lo masuk juga" sebuah suara membuyarkan lamunan Lean dan ketika menyadari suara milik siapa itu, gadis itu langsung merinding kaget.
Satu lagi situasi yang nggak Lean pikirkan sama sekali adalah Tiara dan para pengikutnya, kalau dia bisa nggak menghiraukan segala tatapan penasaran teman-temannya tapi Lean tau pasti kalau dia nggak akan bisa menghindari Tiara.
Tiara dan para tentaranya menghampiri bangku Lean, membuat nafas gadis itu serasa stop di tenggorokan saking gugupnya.
"Ikut gue sekarang" ujarnya pada Lean. Semua mata di kelas itu kembali menatap ke arah bangku Lean, jelas aja mereka semua penasaran sama apa yang bakal di lakukan Tiara pada teman sekelas mereka yang malang itu, mengingat gimana ngamuknya Tiara lima hari yang lalu sepeninggalan Lean yang di tarik pergi oleh anak baru populer yang udah jadi incaran Tiara itu.
"Tapi bentar lagi pelajaran pertama di mulai" jawab Lean takut-takut.
Mendengar penolakan dari Lean membuat Tiara dengan tenang mendekatkan wajahnya dan menarik kerah Lean membuat gadis itu berdiri dari duduknya.
"Apa sekarang gue kelihatan peduli sama pelajaran pertama hmm?" bisiknya pelan tepat di telinga Lean membuat gadis itu bergidik ngeri, rasanya Lean mau pingsan sekarang juga.
"Lo emang nggak pernah peduli sama semua pelajaran yang ada di kelas ini kan? " ujar seseorang membuat Lean takut-takut menoleh dan mendapati Gusti yang baru saja berucap dan ikut berdiri dari duduknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
We got married (Repost)
Teen FictionDi tahun terakhir masa SMA Lean, gadis itu dihadapkan dengan tiga fakta yang sukses menjungkir balikkan hidupnya. Pertama: Lean ternyata sudah dijodohkan dengan Jerim, anak dari Tante Diana, sahabat almarhum mamanya. Kedua: Dilan, cowok yang selam...