Ini mimpi kan ? Kalau ini mimpi bangunkan hamba Tuhan batin Lean panik.
Dibandingkan Putra dia lebih memilih cowok yang berdiri di hadapannya ini adalah cowok culun atau idiot sekalipun nggak papa atau siapa aja lah, terserah! Asal jangan si tengil ini.
"Selamat malam Lean, Kak Bera " sapa cowok itu sambil duduk di samping Tante Diana tepat di depan Lean.
"Malam" balas Bera "Loh? Putra ini ternyata Jerim anak Tante yah?" tanya Bera kepada Tante Diana.
"Iya nak, kalian udah kenal yah sama Jerim?" tanya Tante Diana balik.
"Setau Bera, Jerim ini teman sekolah Lean Tante" balas Bera lagi, Sedangkan Lean masih membeku di tempatnya, bingung dengan situasi yang dihadapinya sekarang ini.
"Iya Kak, saya sengaja nggak bilang waktu itu biar kenalannya sekalian sama Mama aja" balas Putra beralasan.
Lean menatapnya sewot, terus dia?? Kenapa cowok sialan ini nggak cerita apa-apa sama dia?
"Kamu udah tau kalau Putra ini ternyata Jerim anaknya Tante Diana dek?" tanya Bera pada Lean, sedangkan gadis yang di tanyainya itu cuma menatap Kakaknya sekilas dan menggeleng singkat saking emosinya, kepalanya benar-benar kosong sekarang saking syoknya.
"Loh Jerim sama Lean satu sekolah yah ternyata?" tanya Tante Diana yang dibalas anggukan oleh Putra.
"Wah kebetulan sekali yah, Mama semakin yakin kalau kalian ini memang berjodoh"ujar Tante Diana nggak dapat menutupi kebahagiaannya.
"Jerim emang sengaja masuk sekolah Lean Ma, biar bisa ketemu Lean duluan" balas Putra, Lean mengerutkan keningnya menatap Putra, apa maksudnya ini? batinnya bingung sekaligus kesal.
Begitu makan malam pesanan mereka datang, Tante Diana dan Bera langsung tenggelam dalam obrolan mereka , sedangkan Lean yang sudah kehilangan nafsu makannya sama sekali ,menatap marah cowok yang duduk didepannya itu.
"Gue bisa jelasin semua" bisik Putra pada Lean waktu menyadari gadis itu menatapnya seakan-seakan mau membunuhnya .
"Nggak perlu" balas Lean sinis tentu saja dengan berbisik, dia nggak mau Kakaknya ataupun Tante Diana mendengarnya, untung saja Tante Diana dan Bera begitu asyik dalam obrolan mereka.
"Lo nggak senang yah kalau calon suami lo itu gue?" bisik Putra.
Apa?! Cowok gila ini lupa yah gimana bencinya Lean sama dia? Terus dia tanya apa tadi ? Senang?!! Lean makin murka, pengen rasanya dia mencakar muka putra dengan garpu yang lagi dipegangnya ini, gadis itu mendengus kesal lalu kembali menunduk dan mengaduk makananya dengan malas.
Kisah perjodohannya ternyata jauh lebih mengenaskan dari perkiraannya, lupakan soal cowok culun, idiot atau bahkan cacat yang di takutkan Lean sebelumnya, ini bahkan lebih jauh mengerikan.
"Makanannya nggak enak yah Lean?" tanya Tante Diana tiba-tiba membuat Lean tersentak kaget.
"Hah? enak kok Tante" balas Lean sambil tersenyum ke arah Tante Diana lalu kembali menatap makananya yang sudah nggak berbentuk itu.
"Lean sama Jerim sekelas yah di sekolah?" tanya Tante Diana lagi pada Lean.
"Nggak Tante kami beda kelas" balas Lean.
Dia sempat melirik ke arah Putra tapi cowok itu malah asik dengan makan malamnya, enak sekali si tengil ini, masih bisa makan dengan santainya di situasi seperti ini.
Diana manggut-manggut mendengar jawaban Lean.
"Oia karena besok Libur Lean kerumah yah, mau kan?" ajak Diana pada Lean membuat gadis itu gelisah di tempat duduknya saking bingungnya, biasanya kalau weekend begini selalu Lean habiskan dengan membersihkan seisi rumah sekalian marathon membaca novel-novel koleksiannya sambil mendengarkan musik di kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
We got married (Repost)
Teen FictionDi tahun terakhir masa SMA Lean, gadis itu dihadapkan dengan tiga fakta yang sukses menjungkir balikkan hidupnya. Pertama: Lean ternyata sudah dijodohkan dengan Jerim, anak dari Tante Diana, sahabat almarhum mamanya. Kedua: Dilan, cowok yang selam...