Dua puluh sembilan

69.7K 2.8K 49
                                    

Jerim bertos ria dengan Leo dan beberapa teman yang menghampirinya saat cowok itu tiba.

"Hey Jer" sapa Leo, pemimpin genk motor tempat Jerim bergabung "Siap kan malam ini?" tanyanya lagi yang dibalas anggukan mantap oleh Jerim.

"Lo yang pertama turun, ntar lawan Andri dari genknya si Bimo" lanjut Dodi salah satu teman sekumpulan Jerim juga.

"Oke" lagi-lagi Jerim hanya membalas singkat.

"Pastiin kali ini menang lagi yah Jer" ujar Leo lagi.

"Iya bang" jawab Jerim, meskipun baru bergabung tapi Leo memang nggak meragukan kemampuan anggota barunya ini, belum pernah sekalipun Jerim kalah bahkan melawan genknya Bimo, musuh bebuyutan mereka. Dia bahkan berpikiran buat mengenalkan Jerim dengan beberapa tim resmi biar Jerim bisa menyalurkan bakatnya secara profesional, bukan cuma sekedar balapan liar seperti sekarang ini.

"Taruhan kali ini emang apa bang?" tanya Jerim.

"Biasalah, tapi nggak banyak kok" balas Leo,Jerim mengangguk mengerti, yang sering dipertaruhkan di sini memang uang, tapi Jerim nggak terlalu perduli, toh cowok itu cuma menyalurkan hobinya, kalau menang hasilnya pun langsung di serahkan ke Leo, entah buat apa.

"Jeriiiiim" seorang gadis dengan centilnya berlari kearah Jerim dan langsung bergelayutan manja pada lengannya. Jerim menghembuskan nafasnya frustasi, ini bukan pertama kalinya cewek-cewek yang ada disini mengerubunginya, dan yang paling gencar dan pantang menyerah ya satu ini, Okta namanya.

Bukan sekali dua kali Jerim menepis tangannya dan membentak cewek itu, tapi dasar memang Okta berkulit baja tetap aja dia nempel terus pada Jerim.

"Ini gue mintanya masih baik-baik ya, jadi lepasin tangan lo" ujar Jerim tenang.

"Emang kenapa siiih? gue kan nggak macam-macam cuma gandeng tangan lo doang" balas Okta manja, Jerim lagi-lagi mengehembuskan nafasnya kesal, Leo dan Dodi yang melihat cuma bisa menggeleng-geleng takjub pada sikap pantang menyerah Okta.

"Mobil siapa tuh?" tanya seseorang entah siapa, Jerim ikut melihat kearah yang ditunjuk orang itu dan dilihatnya mobil terparkir tidak jauh dari tempat mereka.

"Paling mau nonton balapan kali" jawab seseorang yang lain.

"Jangan-jangan polisi lagi" timpal yang lainnya.

"Paling juga pasangan lagi mesum, biarin ajalah" kali ini Dodi ikut bersuara, Jerim cuma tersenyum geli, kayak nggak ada tempat lain aja sampai mesum di tempat ini.

Jerim langsung melepas rangkulan Okta begitu mendengar namanya disebutkan oleh Leo sebagai anggota yang pertama turun melawan kelompoknya Bimo. Cowok itu memakai helm dan membawa motornya ketengah arena diikuti oleh Andri lawannya.

"Oke, seperti biasanya batas kalian sampai tugu selamat datang dan finish lagi disini" teriak seseorang dari kumpulan lain memberi penjelasan, baik Jerim dan Andri menganggukkan kepalanya tanda mengerti, keduanya lalu mulai menyalakan motor mereka. Okta maju dan berdiri diantara motor Jerim dan Andri, gadis itu mengangkat tangannya dan mulai menghitung mundur.

"Tiga..dua..satu..GO!!"

Dengan begitu baik Jerim dan lawannya itu mulai melajukan motor mereka dengan kecepatan penuh, suara sorakan dari para pendukung mereka semakin terdengar menjauh. Jerim mengkonsentrasikan penuh perhatiannya, diliriknya motor Andri yang mengikuti tepat dibelakang, cowok itu semakin menambah kecepatan motornya. Beberapa kali Andri coba untuk mendahuluinya tapi selalu berhasil dihadang oleh Jerim.

Sekarang keduanya sudah mencapai Tugu selamat datang, dengan lihainya Jerim memutar motornya kembali kearah bukit, tempat mereka start tadi.

We got married (Repost)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang