Perbuatan Tiara kemarin sepertinya bikin Lean trauma berat, dengan Tiara memasuki kelas diikuti para pengikutnya cukup membuat Lean bergetar hebat, tiba-tiba saja paru-parunya kekurangan stok udara dan membuatnya kesusahan bernafas, belum lagi memar di seluruh tubuhnya kembali dirasakannya ngilu.
Gadis itu menundukkan kepalanya takut.
Melihat Lean yang ketakutan karena kehadiran Tiara, Gusti lalu menyentuh pergelangan tangan Lean menenangkan gadis itu.
"Lo aman kok Lean, tenang aja" ujar Gusti membuat Lean menoleh padanya, wajah gadis itu memucat sempurna, Gusti benar-benar nggak habis pikir apa yang udah Tiara lakukan pada teman sebangkunya ini.
"Dia nggak bakal bisa nyakitin lo, setidaknya nggak di kelas ini" lanjut Gusti.
"Makasih ya" ujar Lean yang hanya dibalasi anggukan oleh Gusti.
Beberapa jam kemudian bel istirahat akhirnya berbunyi, diam-diam Lean bernafas lega, berada satu ruangan dengan Tiara membuat Lean merasa seperti diruang eksekusi mati. Gadis itu baru bisa mengangkat kepalanya yang ditundukkan selama jam pelajaran waktu dirasakannya Tiara dan para pengikutnya meninggalkan kelas.
"Lo nggak ke kantin?' tanya Gusti
"Nggak, gue di kelas aja" tolak Lean, nafsu makannya hilang sama sekali lagipula gadis itu memang jarang banget ke kantin.
"Oke kalau gitu" balas Gusti, sebenarnya dia nggak tega meninggalkan gadis itu sendiri dikelas tapi cacing-cacing diperutnya bakal demo keras kalau tidak segera diisi.
Drrtttt drtttt !
Setelah kepergian Gusti, Lean merasakan ponselnya bergetar.
From: Husband
lab biologi !
Lean mendengus pelan membaca pesan dari 'husband' nya itu, ponsel Lean memang baru, tapi pasti Jerim sendiri yang menuliskan nama kontaknya di ponsel baru Lean ini kemarin, liat aja wallpaper-nya sekarang, entah kapan Jerim kembali memasang fotonya sebagai wallpaper di ponsel Lean ini.
To: Husband
ngapain?
Ponsel Lean kembali bergetar.
From: Husband
gak usah banyak tanya sbelum gue seret kesini
Lean memutar bola matanya keki membaca pesan otoriter Jerim ini, dengan malas dilangkahkan Kakinya menuju lab biologi.
"Apasih?!" todongnya pada Jerim waktu tiba di lab biologi dan di dapatinya si tengil itu nangkring persis monyet di tempat yang biasanya Lean duduki untuk melihat Dilan dari jauh. Jerim cuma mengangkat tangannya dan mengisyaratkan pada Lean untuk mendekat, dengan cemberut akhirnya Lean mendekat.
"Apa?" ulangnya lagi begitu sudah berdiri di depan si tengil itu, Jerim menyerahkan beberapa roti, snack dan minuman yang dibelinya di koperasi tadi pada Lean.
"Makan ini" perintahnya.
"Gue nggak lapar" tolak Lean.
"Makan Lean, sebelum gue paksa" balas Jerim lagi.
"Bisa apa lo maksa-maksa gue hmm?" tantang Lean.
"Well... gue bisa ngasih tau Kak Bera kondisi lo sekarang atau nunggu lo di depan kelas pulang sekolah nanti, lo tinggal pilih yang mana" balas Jerim santai sambil melipat tangannya di dada, dia tau betul Lean udah nggak pengen lagi berurusan dengannya di sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
We got married (Repost)
Teen FictionDi tahun terakhir masa SMA Lean, gadis itu dihadapkan dengan tiga fakta yang sukses menjungkir balikkan hidupnya. Pertama: Lean ternyata sudah dijodohkan dengan Jerim, anak dari Tante Diana, sahabat almarhum mamanya. Kedua: Dilan, cowok yang selam...