Dua hal yang nggak disukai Lean tentang Bera Irnanda Putri, Kakak perempuan satu-satunya itu, pertama kalau Bera terlalu stress dengan pekerjaannya lalu Lean akan mendapati Kakaknya itu pulang dalam keadaan mabuk, dan yang kedua kalau Bera sudah mulai berlaku otoriter kepadanya.
Seperti sekarang ini.
"Pulang sekolah langsung telpon" ujar Bera.
"Ya iya, emang Lean mau pulang sama siapa?" Gadis itu membalas sewot. "Tapi nggak usah ke salon" tambahnya lagi, tadi sebelum berangkat Bera memang mengajaknya untuk ke salon pulang sekolah nanti, padahal Kakaknya itu tau betul Lean benci ke salon kecuali cuma untuk potong rambut, itupun harus dipaksa dulu oleh Bera.
Gimana Lean nggak cemberut coba? Ini masih pagi dan Kakaknya ini sudah mencari masalah saja dengannya.
"Nggak bisa, seminggu lagi Tante Diana sama anaknya bakal datang dan kamu sudah harus siap" balas Bera, membuat Lean memutar bola matanya jengkel. Rasanya dia seperti barang dagangan yang harus dipoles dulu sebelum pembelinya datang untuk menilai.
Lean bergidik dengan pemikirannya sendiri.
"Mau diapain juga tampilan Lean ya bakal terus kayak gini, masih terlalu bocah buat nikah!" sindir Lean akhirnya sambil melirik ke arah Kakaknya. Mereka memang sudah membicarakannya semalam dan Lean merasa dia memang nggak punya kesempatan untuk menolak, biar bagaimanapun perjodohan ini adalah mimpi almarhum Mamanya.
Bagaimana caranya dia mau nolak coba?
Jadi, Bera harusnya mengerti seberat apa 'masalah' yang dihadapi Lean sekarang, bukannya malah membuatnya semakin nggak mood begini.
"Kakak nggak mau tau pokoknya pulang sekolah Kakak jemput kita langsung ke salon" ujar Bera nggak terbantahkan lagi. Dia tau Lean cuma memancingnya saja dan dia nggak akan terpengaruh untuk meladeni, sebut saja dia egois, tapi ini untuk kebaikan Lean juga.
"Kakak kan tau Lean nggak suka ke salon, apalagi cuma buat ketemu si idiot itu" balas Lean memelas mencoba jurus terakhirnya meskipun dia sendiri tau itu sama sekali nggak akan membantu.
"Si idiot yang kamu maksud itu bakal nikah sama kamu Lean, dan dia punya nama! Sekarang turun dari mobil, pulang sekolah Kakak jemput disini" ujar Bera menegaskan.
Lean mendengus sambil keluar dari mobil dengan muka cemberut abis, dilihatnya mobil Kakaknya itu melesat meninggalkan gerbang sekolahnya.
Kakaknya itu emang diktator kelas Kakap, Lean nggak akan punya cela buat ngebantah sedikitpun.
Bera Irnanda Putri dan Mira Aleanda Putri, dua Kakak beradik yang ditinggal meninggal kedua orang tua mereka waktu Lean masih duduk di bangku SD. Kejadian itu sangat membuat Lean terpukul mengingat dia adalah satu-satunya korban yang selamat dalam kecelakaan maut tersebut, sedangkan Bera yang waktu itu nggak ikut dalam perjalanan keluarganya harus menjadi tulang punggung bagi Lean diusianya yang masih sangat muda.
Masih sangat segar diingatannya waktu dia mutusin buat berhenti sekolah demi menafkahi dirinya dan Lean.
Berbekalkan harta warisan dari kedua orang tuanya, keterampilannya dalam men-design baju serta kerja keras dan sifat pantang menyerahnya, Bera sukses manjadi designer terkenal yang banyak diminati karyanya cuma dalam kurun waktu tujuh tahun, hal ini merupakan prestasi yang membanggakan banget buat Bera mengingat pendidikan terakhirnya cuma sebatas SMP.
Bera dan Lean adalah saudara sekandung yang punya segudang perbedaan diantara mereka. Bera si cantik yang punya tubuh menjulang bak model, profesinya sebagai designer selalu manuntutnya berpenampilan glamour dan modis, rambutnya yang panjang bergelombang diwarnai kemerahan, wajah cantiknya nggak pernah polos tanpa make up.
KAMU SEDANG MEMBACA
We got married (Repost)
Teen FictionDi tahun terakhir masa SMA Lean, gadis itu dihadapkan dengan tiga fakta yang sukses menjungkir balikkan hidupnya. Pertama: Lean ternyata sudah dijodohkan dengan Jerim, anak dari Tante Diana, sahabat almarhum mamanya. Kedua: Dilan, cowok yang selam...