"Kita menang...", kata Asvashoka sambil mengacungkan tangan.Para pasukan Illeanos mulai bersorak.Syahra hanya tertegun, dengan strategi yang tepat, tak satupun pasukan Illeanos menuju medan perang, dan mereka memenangkan peperangan ini, dia mengira akan memasuki medan perang dan beradu pedang dengan lawan.Tiba-tiba tangan Aryan teracung,menenangkan pasukan Illeanos yang bersuka cita. "Malam ini, kita harus tetap waspada, bukan mustahil mereka akan kembali menyerang, kita belum bisa menentukan apakah kita telah menang, Midgar masih memiliki beberapa pasukan...jadi, kalian harus tetap waspada, jangan dulu meminum arak untuk merayakan kemenangan, ingat, senjata kita sudah banyak berkurang, kita harus segera mengisinya kembali...nanti malam kita harus bekerja memasang jebakan selanjutnya...jangan biarkan diri kita terlena oleh kemenangan sesaat, kita harus benar-benar menjaga Illeanos...".
Malam itu semua pasukan bekerja sesuai tugasnya masing-masing. Syahra membantu para pemanah mengoleskan racun di ujung-ujung panah, tapi tak lama dia penat dikelilingi lelaki. Lalu dia menuju tenda bagian makanan. Paling tidak dia bisa berbicara dengan para koki dan pelayan, yang kebanyakan adalah wanita. Ada sepuluh orang koki dan puluhan pelayan, tapi Aryan juga tak sembarang memilih mereka, hanya wanita pemberani dan bisa dipercayalah yang bisa masuk ke sini, karena bagian makanan sangat fatal, seandainya ada mata-mata musuh meracuni masakan untuk para prajurit, tentu sangat berbahaya. Rata-rata, para koki itu wanita yang sudah janda dan kebanyakan tak punya anak, jadi dalam berperang mereka tak memiliki tanggungan keluarga. Ada dua orang petugas yang mencicipi masakan itu menggunakan sendok perak, memastikan masakan itu aman untuk para prajurit.
Setelah mengobrol dan berbasa-basi sejenak dengan salah seorang koki, Syahra membawakan makanan itu ke tenda Aryan, tentu saja setelah mencuci bersih tangannya. Dia tak ingin racun ular yang tadi digunakan mengoles panah menempel di tangannya. Tapi dia tak mengambil masakan itu dengan tangannya sendiri, pengawas sangat cermat, walaupun istri raja, Syahra tidak dapat dipercaya begitu saja, Syahra hanya boleh mengantarkan masakan itu.
Di tenda dilihatnya Aryan sendirian saja.sedang membaca tulisan di gulungan kecil kertas, seekor rajawali hitam bertengger di lengannya."Nah, sekarang istirahatlah dan makan bagianmu, besok kau harus bertugas lagi",diletakkannya rajawali itu di sebuah kandang yang berisi daging mentah. Saat dilihatnya Syahra membawa baki berisi makanan, Aryan memberi isyarat untuk meletakkan makanan itu di meja. "Sebaiknya paduka makan dahulu, sup ini bisa membantu menghangatkan paduka", bujuk Syahra. Aryan menurut, dimakannya sedikit sup di mangkuk. Kepenatannya sedikit berkurang. Lalu dipandangnya Syahra. "Sebaiknya kau ganti pakaian perangmu, tunggu aku di kamar...". "hamba...",Syahra menghela nafas. "Ada apa?". "Sebaiknya paduka jangan dekat-dekat hamba...". "Kenapa?". "Sudah tiga hari ini hamba tidak mandi, kalau paduka ingin hamba menemani paduka malam ini...", Syahra menggaruk rambutnya yang mulai gatal. Aryan sejenak tak mengerti, lalu dia tertawa lepas. "Apa yang lucu...paduka...". Aryan memandang Syahra. "Aku hanya ingin kau memijat leherku, ah, tapi, kau benar juga, aku hampir lupa kau ini wanita...", lalu diraihnya tangan Syahra. Mereka keluar tenda dan Aryan mencabut salah satu obor di depan tenda, dia menyuruh Syahra membawa satu obor lagi. Syahra heran saat Aryan membawanya masuk ke benteng, setelah berjalan menyusuri lorong, tak lama mereka sampai di suatu lubang besar, seperti sebuah gua. "Masuklah...", Aryan menutup mulut gua dengan pintu kayu yang sudah terpasang. Ragu-ragu Syahra masuk, ternyata gua itu tidak terlalu gelap, bahkan terlihat bayangan bulan, bagaimana bisa?
Ternyata gua itu berlubang langit-langitnya, purnama terlihat membayang di atas air, hei...air?. Syahra mencelupkan tangannya tak percaya. Suasana di dalam gua ternyata sangat indah, cahaya obor membuat suasana menjadi hangat. "Sekarang kau bisa mandi, bukan?",kata Aryan. Dilepasnya baju perang Syahra. Lalu dibopongnya gadis itu masuk ke air yang dingin. Sejenak mereka berpandangan,Syahra tersenyum,Aryan mengelus bibir yang merekah merah itu dengan bibirnya dan mencium Syahra dalam, lalu keduanya masuk ke dalam air yang dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
1001 Nights Broken Wings
FantasyMaunya sih niru 1001 malam, tapi Aryan terlalu 'beda' dengan Syahriar...gue ngerasa sayang kalau Aryan jadi jahat...jadinya karakternya nggak terbentuk sempurna, ehm, agak ber'setting' 1001 malam ya? Maaf, habis waktu nulis ini emang gw baru nonton...