[Part 13] One more night

9.7K 803 2
                                    

---

Pernikahan Aisha dan Asva dilaksanakan secara besar-besaran di kompleks Istana. Aryan sendiri yang menghadiahkan kebesaran pesta itu untuk sahabat dan tangan kanannya itu.

Syahra dan para dayang mendandani Aisha hingga tampak cantik dan gemerlap, gadis itu benar-benar menjadi ratu di pesta nanti.

"Tuan putri jangan terlalu repot dan lelah, anda harus menjaga kandungan anda", Aisha memperingatkan. Syahra mengistirahatkan tubuhnya dan duduk di ranjang.

"Yah, si kecil ini mulai menendang-nendang sekarang, rasanya lumayan juga, aku merasa anakku nanti laki-laki".

"Illeanos pasti menyambut kedatangan pangeran kecil itu nanti".

"Hmm, ayahnya sudah tak sabar, padahal masih lima bulan lagi dia harus menunggu, setiap malam dia bercanda dengan perutku ini, rasanya lucu, tapi manis juga, Aryan bahkan sudah memberi nama anak ini, Aidan, artinya api ... kekuatan ...".

"Tapi yang mulia, bagaimana kalau yang lahir anak perempuan?".

"Mungkin namanya jadi Ayra ... manis juga ... ah, sudahlah, laki-laki atau perempuan sama saja, bagaimana denganmu, nanti malam kau akan menghabiskan waktu dengan tuan Asva, apakah kau siap?".

Wajah Aisha memerah.

"Saya merasa gugup, ah entahlah, tapi sejak kecil saya memang sudah memimpikan hari ini, saya mencintainya sejak kami kanak-kanak dan melihatnya tumbuh dari seorang bocah kecil pemalu menjadi pemuda yang luarbiasa tangguh, sepertinya melewatkan malam bersamanya tidak terlalu menakutkan ...".

Syahra tertawa, "Mungkin Asva merasakan kegugupan yang sama nanti, dia juga pemuda yang polos ... aku yakin dia menjunjung tinggi kesetiaan dan kehormatan, kau beruntung mendapatkannya".

Setelah pesta seharian yang melelahkan, akhirnya tiba juga waktu untuk beristirahat, dengan berdebar, Aisha menunggu kedatangan Asva di kamar yang sudah dihias indah itu. Lama dia menunggu, akhirnya pintu terbuka juga, Asva masuk dengan jubah peraknya yang berkibar. Pemuda itu terlihat gagah dan tampan, Asva tersenyum melihat pengantinnya yang bercadar.

"Maafkan aku Aisha, banyak sekali sahabatku yang mengajak minum merayakan pernikahan kita, tadi kupikir kau sudah tertidur".

Asva meletakkan pedangnya dan membuka jubahnya, menggantinya dengan pakaian katun yang sudah disiapkan. Perlahan Asva menghampiri istrinya dan duduk di ranjang sambil tersenyum, dibukanya perlahan cadar Aisha.

Senyum Asva memudar, gadis di hadapannya begitu mempesona, tidak seperti Aisha yang biasa. Mungkin riasan di wajahnya yang membuat Aisha begitu berbeda dan tampak lebih dewasa.

"Kenapa ? ada apa?", tanya Aisha lembut, agak heran melihat perubahan wajah Asva.

"Ngg ... tidak, hanya saja kau terlihat beda ... lebih ... tua".

"Tua katamu? Tua?!", Aisha panik mencari cermin di sekitar kamar.

"Ngg ... maksudku ... cantik ... yah, lebih terkesan dewasa, hei, kenapa kau jadi panik begitu? Sudahlah, tenanglah Aisha, kau terlihat cantik kok, tapi aku lebih menyukai wajahmu yang biasanya".

"Ah, baiklah, aku cuci muka dan mandi dulu ... ", Aisha tergesa-gesa berdiri tapi Asva menahan tangannya.

"Duduklah ... jangan seperti itu, kau kenapa sih Aisha?", Asva mengernyit heran, "Seperti bukan kau saja ...". Aisha kembali duduk dan mereka saling berpandangan.

Mata Aisha menelusuri wajah Asva, sekarang ... bocah kecil manis yang pemalu dalam kenangannya, berubah menjadi seorang pria dewasa yang tampan, wajah kecilnya yang bundar dan memiliki pipi gembul, sekarang berubah lonjong dan kokoh, dengan rahang kuat dan bibir sensual yang indah.

1001 Nights Broken WingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang