Part 10

9.1K 546 1
                                    

Author POV

Keesokan harinya prilly berangkat kesekolah dengan diantarkan oleh supirnya, karena hari ini ia tidak berangkat dengan Ali. Tapi memang Ali sudah menjemputnya, tapi ia tetap menolak untuk berangkat dengan Ali.

-

Saat sampai disekolah..

"Hai lii" sapa seseorang pada ali

"Larosaa" ucap Ali tersenyum

"Suprise" ucapnya memeluk Ali, kemudian Ali membalas pelukan larosa

"Kamu kenapa ada disini hmm??" ucap Ali lembut

"Aku sekarang sekolah disini" ucapnya tersenyum

Ternyata ada sepasang mata yang memperhatikan ali dan larosa dari tadi..
Ya, mata bulat beriris coklat milik prilly lah yang memperhatikan gerak-gerik Ali dan Larosa

"Ali, semudah itu kamu ngelupain masalah kita dan kamu udah pelukan dengan wanita lain! Kamu berubah li"

Ternyata Ali sadar bahwa prilly memperhatikannnya

"Saa.. Gue pergi dulu yaa, ada perlu sebentar" ucap Ali kemudia melihat kearah prilly.

Ali POV

"Saa.. Gue pergi dulu yaa, ada perlu sebentar" ucapku melihat kearah prilly

Tuhan, prilly tersenyum kearahku dalam tangisnya.

"Aah ali mah. Nanti aja urus urusan kamunya. Aku mau kamu nemenin aku keliling² sekolah ini" ucap larosa bergelayut manja di lengan kekarku

"Tapi saa" ucapku melihat prilly yang masih tersenyum dan mengangguk kemudian ia mengijinkanku untuk menemani larosa. Kujawab dengan gelengan kepada prilly. Dia tetao mengangguk sambil tersenyum dalam tangisnya

"Kamu lagi kode²an sama siapa sih lii?" tanya larosa penasaran

"Oh gaak ada kok" ucapku tersenyum padanya

"Udah ah ayo cepat kita pergi" ucap larosa menarik ku, tatapanku yang tetap masih terarah kepada prilly yang masih tersenyum sambil menghapus air matanya

Prilly POV

Bahkan aku mengizinkan kamu, kamu tidak memberikan alasan yang lebih kepada temanmu itu lii. Aku pacarmu ali! Aku kangen kamu.

Author POV

Saat pulang sekolah prilly tengah duduk di bangku taman belakang sekolah. Tiba² seseorang duduk disebelah prilly.

"Sayang" panggilnya

"Ya ali?" ucap prilly berusaha tersenyum

"Aku minta maaf sayang. Maafin aku. Sekarang aku bakal jujur sama kamu. Aku tidak memiliki rasa apapum kepada Larosa, aku tidak menyukainya pril. Aku hanya sayang sama kamu. Tapi entah kenapa aku ga tau dengan perasan ini pril. Aku bahagia, nyaman dengannya sepertk bahagia dan nyamannya aku sama kamu" ucap Ali

Prilly menangis, sambil memegang bahu Ali agar menghadap kepadanya

"Ali itu namanya kamu udah memiliki rasa tersendiri dihati kamu untuk larosa, hanya saja kamu belum mengakui dan belum sadar li. Aku udah maafin kamu. Aku ga bakal ganggu kalian kok, karena aku ga bakal egois Ali. Aku akan belajar terbiasa melihat kamu tertawa dengannya, atau kamu melakukan hal apapun itu, aku akan belajar buat sabar,walaupun sakit buat aku li. Aku tau kamu akan bahagia dibuatnya" ucap prilly mengusap² bahu ali kemudian ali memeluk prilly

"Maafin aku sayang.." ucap ali terpotong karena seseorang datang..

"Ali kamu ngapain sama dia? Dia siapa kamu?" tanya larosa yang barusan datang

"Oohh ini kenalin prilly dia pa.." ucap ali terpotong lagi karena dipotong oleh prilly

"Haai aku prilly, sahabat dekay Ali. Bukan siapa² Ali kok. Kamu larosa ya?" uacap prilly yang membuat ali kaget

"Hahah iya, salam kenal ya" ucap larosa

"Bentar ya saa, ada yang gue mau omongin sama prilly" ucap ali kemudia menarik prilly

"Kamu ngapain bilanh ke larosa kalo kamu itu cuma sahabat aku?" tanya ali menangis

"Udaah ali, gapapa kook. Aku takut kamu bakal jenuh sama aku kalo aku bakal ngekang kamu. Sebaiknya dia tidak perlu tau tentang hubungan kita lii" ucap prilly memeluk ali

"Kaliam omingin apa sih? Pake peluk² segala?" selidik larosa saat baru datang

"Ooh gaa kook" ucap prilly

"Mm.. Lii kamu anterin aku pulang yaa lii??" ucap larosa

"Sorry saa, gue harus nganterin prilly pulang" ucap ali

"Udah ali. Kamu nganter larosa aja. Aku biar naik taxi aja bisakan?" ucap prilly menahan tangisnya

"Tapi priil.." ucap ali memegang tangan prilly

"Aah alii, prilly ngijinin kok. Yaudah yuuk, kiga berangkat. Daah prill, makasi yaa" ucap larosa menarik ali.

"Kamu harus terbiasa pril" ucap prilly menyemangati diringa sendiri

Mencintai Dalam SabarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang