9

46.3K 3.3K 27
                                    

Ritta meletakkan kain dingin di kedua mata Cecillia sebelum mendesah pelan, "ada apa? Kenapa mata anda bengkak seperti itu?" tanya Ritta mendapatkan kibasan tangan dari Cecillia.

"aku tidak apa-apa Ritta, hanya kurang tidur saja"

"sungguh?"

Cecillia mengangguk pelan agar kompres dimatanya tidak terjatuh ke bantalnya, "hari ini aku akan ke peternakan, aku tidak ingin semua pekerja terkejut melihat mataku sebesar apel" jelas Cecillia membuat Ritta tertawa pelan.

"anda ingin melihat anak anda?" goda Ritta dengan tawa geli.

"ya, anak kudaku. Kau mau ikut Ritta? Mungkin aku akan memperbolehkanmu memberinya nama" celoteh Cecillia membuat Ritta tersenyum melihat ke polosan Cecillia.

Ritta mengambil kain-kain dari mata Cecillia sebelum menggeleng, "aku sangat sibuk hari ini, karena hari ini adalah hari mencuci jadi aku harus mengawasi Janett dan Secil di kamar cuci agar tidak ada lagi kecerobohan yang membuat selimut robek seperti minggu lalu"

"mereka tidak sengaja" bela Cecillia.

Ritta berdiri dari duduknya, meletakkan mangkuk berisi air dingin dan kain kompres itu di dekat pintu sebelum membawakan nampan sarapan untuk diletakkan di atas selimut didepan Cecillia, "tetap saja seharusnya itu tidak terjadi kan? Itu karena mereka ceroboh" jelas Ritta membuat Cecillia mendengus.

"jangan terlalu kaku pada mereka, itu akan membuat mereka tidak betah tinggal disini"

"mereka tidak tinggal disini, puteri. Mereka bekerja disini" koreksi Ritta lagi membuat Cecillia cemberut dengan memasukkan roti panggang sarapannya ke dalam mulut.

"tapi mereka temanku"

"yang seharusnya tidak anda lakukan, mereka tidak akan memandang hormat pada anda jika anda berteman dengan mereka" omel Ritta menyipit saat melihat cara makan Cecillia.

"aku kesepian Ritta, jangan memarahiku terus. Dan itu..." kata Cecillia menunjuk pada Ritta, "pandangan itu... kau pasti ingin memperotes cara makanku kan? Aku sangat hapal pada caramu memandang sebelum memprotes apa yang akan kulakukan"

Ritta mengangkat tangannya menyerah, "baiklah aku tidak akan protes tapi berusahalah bersikap manis saat ada jamuan makan dengan Ratu atau pangeran Sammuel, oke? Jangan gunakan tangan ada untuk makan daging seperti itu" protes Ritta membuat Cecillia tergelak.

"kau memprotes lagi walaupun kau bilang tidak mau protes"

Cecillia menyingkirkan nampan makan paginya untuk mengganti bajunya sendiri mencuri kesempatan sebelum Ritta kembali untuk membantunya mengganti gaun tidurnya dengan gaun berkuda, lalu beranjak ke istal sendiri untuk memasang sadel di punggung kuda abu-abunya lalu memacu kudanya meninggalkan Ritta yang mulai berlari-lari untuk mengejarnya dihalaman.

"selamat tinggal Ritta, aku menyayangimu" teriak Cecillia sebelum menyentak kudanya semakin kencang dan menjauh dari halaman rumah besar itu ke peternakan kuda.

Dan tanpa sadar membuat Ritta tersenyum melihat puteri baru itu mengatakan menyayanginya padahal Ritta sudah berusaha sekuat tenaga untuk bersikap tidak bersahabat agar puteri Cecillia tidak menganggapnya teman namun malah menghangatkan hatinya saat mendengar kata-kata itu.

"bertahanlah tuan puteri, kau tidak boleh menyerah" bisik Ritta pelan sebelum matanya menatap sedih pada kepulan debu yang beterbangan di kejauhan saat Cecillia menjauh.

***

Willis membuka stetsonnya saat melihat kuda abu-abu mendekat dengan cepat sebelum wanita penunggangnya menarik tali kekang untuk menghentikan laju kuda itu namun membuat kuda abu-abu itu sedikit tersentak hampir menjatuhkan Cecillia jika saja Willis tidak dengan sigap mendekat dan mengusap leher sang kuda dengan perlahan menenangkan kuda itu.

BASTARD prince (Paxton seri 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang