26

39.9K 2.7K 20
                                    

Ritta berlari keluar dari dalam rumah untuk menyambut kereta kuda itu datang, entah bagaimana Ritta bisa menggambarkan perasaannya saat melihat Cecillia turun dari dalam kereta kuda itu dan memeluknya erat.

Lega karena Cecillia baik-baik saja sejak kejadian penembakan delapan bulan yang lalu, bahagia karena akhirnya Cecillia mau datang dan juga harap-harap cemas karena walaupun Ritta tau Cecillia sangat baik tapi menghadapi Dante yang sekarang tidak mudah.

"oh puteri, aku senang anda sehat"

Cecillia tersenyum dan mengangguk, "Willis menjagaku" jawab Cecillia membuat Ritta baru menyadari Willis yang menuntun kuda abu-abu kedalam istal di belakang rumah besar itu.

Ritta mengangguk, "baiklah mari masuk, aku akan menyiapkan air mandi anda dan juga menyiapkan sarapan untuk kita semua. Anda dan Willis pasti lelah, sementara itu aku akan meminta Kenee mengirimkan pesan pada dokter untuk datang. Dokter ingin berbicara dengan anda" jelas Ritta menggiring Cecillia masuk kedalam rumah besar itu yang kini justru terlihat dan terasa jauh lebih dingin dari terakhir kalinya Cecillia meninggalkan rumah itu.

Beberapa perabotan terlihat sudah tertutup debu tipis seolah tak tersentuh dan tidak ada yang menyadarinya.

"Ritta..." panggil Cecillia membuat langkah wanita paruh baya itu terhenti di tangga menuju ke atas dan berbalik untuk memandang Cecillia.

"ya, puteri?"

Cecillia meremas jemari mungilnya dan mencoba memandang mata Ritta, "aku tidak berencana untuk tinggal" kata Cecillia singkat namun membuat jeda waktu yang lama untuk Ritta mencerna setiap katanya sebelum memaksakan senyumnya dan mengangguk.

"baiklah, tapi anda tetap perlu mandi, makan dan istirahat sebentar sebelum pulang. Dan bisakah saya memohon pada anda untuk meluangkan waktu sebentar menemui dokter pangeran Dante? Kenee pasti sudah mengirimkan pesan pada dokter Jackson" pinta Ritta membuat Cecillia mengangguk.

"ya, aku akan menemui dokter Jackson" jawab Cecillia sebelum mereka melanjutkan langkah menuju kamar lama Cecillia dan membuatnya menyadari bahwa debu tipis juga bertumpuk di kamarnya yang seolah tidak pernah tersentuh sejak kepergiannya.

"maafkan keteledoranku puteri, aku belum menyiapkan kamar anda. Debu-debu menumpuk dimana-mana" kata Ritta buru-buru menarik selimut dan seprei yang masih terpasang di atas ranjangnya, membawanya keluar dan kembali tidak lama setelah itu dengan membawa seprei dan selimut baru.

Cecillia membantu memasangnya sebelum Ritta kembali mengelap debu-debu di atas bufet didekat pintu.

"kau bisa sakit, Ritta, jika melakukan semuanya sendirian. Kenapa tidak meminta Janete atau Secil yang membersihkan kamar selama kau menyiapkan sarapan?"

Ritta memaksakan senyumnya saat memandang Cecillia, "mereka sudah tidak bekerja disini. hanya aku pelayan yang tersisah di rumah ini"

"kenapa?" tanya Cecillia bingung.

"pangeran Dante memecat semua orang, menghentikan gaji kami agar kami pergi dari sini dan itulah yang akhirnya mereka lakukan. aku tidak menyalahkan mereka karena mereka punya kebutuhan yang harus mereka cukupi dan kata-kata kasar pangeran Dante membuat mereka menyerah"

"kenapa dia melakukan itu? dengan keadaannya yang seperti sekarang bukankah bantuan dari banyak orang sangat di butuhkannya?"

Ritta mengangguk menyetujui, "tapi sepertinya justru itulah yang ditakutkan pangeran Dante, semua orang akan mengasihaninya. Dia laki-laki yang sangat keras kepala, dan hampir saja membuatku juga putus asa menghadapinya jika dia bukan anak kecil yang ku asuh dari bayi" Cecillia mendesah lelah sebelum memberikan pelukan dukungan pada Ritta.

BASTARD prince (Paxton seri 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang