19

43.6K 2.8K 39
                                    

Cecillia bertepuk tangan saat akhirnya Willis bisa menaiki kuda liar yang selama beberapa hari ini coba ditahlukkannya, kuda abu-abu besar dan gagah itu kini masih sering meringkik kasar dan mengangkat kedua kaki depannya berusaha menjatuhkan Willis dari atas punggungnya tapi dengan senyum lebar dan rambut yang basah oleh keringat, Willis melambaikan tangan ke arah Cecillia yang menonton dari luar plang pembatas area penjinakan bersama Joseph dan beberapa pekerja pemula yang memandang takjub saat Willis akhirnya mampu menjinakkan kuda liar itu.

"dia hebat bukan?" tanya Joseph setengah berbisik pada Cecillia membuat Cecillia mengangguk bersemangat.

"dia anak yang pandai dan baik" lanjut Joseph dengan tersenyum memperhatikan saat Willis mengajak kuda itu berlari berputar-putar di dalam area penjinakan dan membuat Cecillia dapat melihat rasa sayang saat Joseph melihat Willis.

"ya, dia sangat baik"

Joseph menepuk pundak Cecillia ringan sebelum mengangkat stetsonnya untuk berpamitan pada Cecillia, "anda mau kemana? aku sudah membuatkan makan siang untuk kita semua" tanya Cecillia pada Joseph yang akan beranjak dari sana.

Laki-laki itu tersenyum, melepas tambatan kudanya sebelum mengayunkan kakinya untuk naik keatas sadel kudanya, "terima kasih nona, tapi anakku hari ini datang jadi aku pikir aku bisa mengambil libur satu hari. Lagi pula Willis bisa menangani soal menjinakkan kuda tanpa bantuan orang tua ini. selamat siang" pamit Joseph sebelum menghentak kudanya menggunakan tumit bot nya membuat kuda itu berbalik dan menjauh meninggalkan debu mengepul di belakangnya.

Cecillia tersenyum saat merasakan tangan besar melingkari pinggangnya, "bagaimana aku tadi?" tanya Willis masih berusaha mengatur napasnya karena kelelahan.

"keren sekali"

"ya, kuda itu membuat tenagaku benar-benar terkuras. Untung saja tadi pagi aku sarapan karena jika tidak mungkin aku sudah pingsan sekarang" keluh Willis membuat Cecillia tergelak karena tau bahwa Willis sedang memujinya. Cecillia sangat tau bagaimana kehidupan para bujangan tidak teratur jika tidak dengan bantuan para wanita di dalamnya, termasuk soal sarapan.

"jangan mengeluh, jagoan. Sebaiknya kita makan siang, setelah ini aku yang akan menjinakkan kuda betinaku sendiri sesuai janjimu bahwa kau akan mengajariku" gandeng Cecillia—mungkin lebih tepatnya menyeret Willis—untuk menuju kain kotak-kotak yang sudah di bentangkan oleh Cecillia di tanah berumput di bawah pohon paling besar di sekitar peternakan mereka.

Peternakan mereka? Membayangkannya saja sudah mampu membuat Cecillia tersenyum. Baru kali ini rasanya Cecillia memiliki apa yang benar-benar menjadi miliknya atau setidaknya Willis akan menghargai bantuannya di peternakan yang mulai disukainya itu dengan para pekerja yang tidak memandangnya seolah berada di dekatnya mampu membuat bulu kuduk mereka meremang. Bahkan mereka tidak tau sama sekali jika Cecillia adalah seorang puteri.

"gentleman, sebaiknya kalian makan siang dulu. aku membuatkan banyak makanan untuk kita semua" teriak Cecillia memanggil para pekerja yang masih berusaha mendekati kuda liar itu, penasaran bagaimana rasanya menunggangi kuda bertemperamen buruk itu.

Willis tergelak saat melihat tubuh Cecillia yang mungil berdiri di sampingnya dan melambaikan tangan dengan bersemangat ke arah para pekerja yang mulai dengan ragu mendekat.

"makanlah. Nyonya rumah sedang berbaik hati, tapi kalian jangan jadi besar kepala dan berpikir untuk mendekatinya" peringat Willis membuat Cecillia menyikut rusuknya sedikit lebih keras dari yang diharapkannya membuat Willis mengerang pelan kesakitan.

"oh tuhan, maafkan aku. Aku tidak bermaksud melukaimu" panik Cecillia membuat para pekerja laki-laki itu tergelak keras.

"kalian lihat? Tenaganya tidak sekecil tubuhnya. Dia berbahaya" ledek Willis lagi dengan mengusap rusuknya yang masih berdenyut membuat wajah Cecillia memerah.

BASTARD prince (Paxton seri 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang