37

44.5K 2.6K 37
                                    

Cecillia turun dari kudanya dan menyerahkan tali kekangnya pada salah seorang pekerja yang mendekat, "dokternya sudah pulang?" tanya Cecillia dan di jawab dengan anggukan.

"sudah baru saja"

"dimana Willis?"

"di dalam kandang dengan kuda itu" jawab pekerja itu dengan membawa kuda milik Cecillia untuk mengikatnya ke sebatang pohon didekat istal saat Cecillia masuk kedalam istal untuk mencari Willis.

Cecillia mengedarkan pandangan dan segera menghampiri kandang kuda yang sedikit terbuka untuk melihat ke dalamnya dan mendapati pemandangan yang sangat manis. Willis sedang meletakkan kepalanya di perut sang kuda dengan mengusapnya pelan.

"anak pintar, istirahatlah dan kau akan sembuh. Oke?" bisik Willis membuat Cecillia tersenyum dan menunduk.

"apa aku mengganggu waktu istirahat kalian?" bisik Cecillia membuat Willis segera mengangkat kepalanya dan berbalik sebelum tersenyum malu-malu.

"maaf, aku tidak bermaksud bermalas-malasan" kata Willis dengan berdiri dari duduknya di lantai kandang dan mengibaskan tangannya ke celana untuk membersihkan celananya dari jerami yang mungkin saja menyangkut.

Cecillia menggeleng saat mengikuti Willis yang keluar dari dalam kandang dan menutup kembali kandang itu, "tidak, justru kau sedang melakukan tugasmu. Kau membuatnya nyaman, itu bagus. benar kan?" tanya Cecillia tidak yakin membuat Willis tertawa dan melihat kebelakang Cecillia.

"kau bilang akan datang dengan Dante? Dimana dia?"

Cecillia mendesah berlebihan, "dia tidur dirumah. Awalnya kami mau datang kesini karena dia bilang ingin melihat peternakan tapi dia malah tidur setelah makan siang dan minum obat, sepertinya dia kelelahan" jelas Cecillia membuat Willis menyipit.

"kelelahan? Memangnya apa yang sudah dilakukannya?" tanya Willis membuat Cecillia memerah dan menyesali apa yang sudah dikatakannya.

Menatap Willis yang sama sekali tidak mau melihat ke arahnya membuat Cecillia merasa bersalah.

"William..."

"oh tuhan, aku mohon jangan memanggilku seperti itu" erang Willis kesal membuat Cecillia berdiri di depan Willis agar Willis mau melihat ke arahnya.

"aku minta maaf. Aku benar-benar minta maaf, Willis"

"seandainya saja ada yang salah maka aku akan dengan mudah melampiaskan kekesalanku, tapi tidak ada yang salah disini. kau dan laki-laki sialan itu adalah suami istri dan aku tidak bisa melarang kalian bercinta. Aku benar-benar putus asa" erang Willis benar-benar putus asa sebelum beranjak dan mengakat tangannya melarang Cecillia untuk mengikutinya.

Cecillia benar-benar merasa bersalah, tidak hanya karena menghancurkan hati Willis tapi juga mengingkari janjinya untuk meminta Willis bersabar sampai Dante menceraikannya karena jelas sekali saat ini justru Cecillia tidak mau Dante menceraikannya.

Cecillia bingung, sangat bingung.

Mungkin akan lebih mudah jika saja Willis adalah laki-laki berengsek tapi Willis tidak pernah berengsek dan itu membuat Cecillia merasa menjadi wanita yang kejam.

Cecillia menghembuskan napasnya berkali-kali berharap bisa mengurangi rasa sesak karena rasa bersalahnya tapi ternyata tidak banyak membantu saat Cecillia keluar dari dalam istal dan melihat punggung Willis saat Willis duduk dipalang untuk menghadap ke lapangan berumput di sisi peternakan.

Punggung lebar yang biasanya tegap itu kini merosot, entah karena lelah bekerja atau putus asa, Cecillia tidak tau tapi rasa bersalah semakin besar di dalam hatinya karena Willis hanya duduk sendirian dan punggung itu terlihat seperti punggung laki-laki yang kesepian.

BASTARD prince (Paxton seri 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang