41

36.3K 2.5K 12
                                    

Cecillia mengusap dada telanjang Dante sebelum mendongak dalam dekapan hangat Dante, "Dante"

Dante menarik tubuh Cecillia kembali dalam dekapannya yang lebih erat sebelum menciumi puncak kepala Cecillia, "semua akan baik-baik saja sayang" yakin Dante padanya mengusap lengan Cecillia tapi itu semua justru membuat Cecillia tau bahwa tidak ada yang baik-baik saja.

Dante sama sekali tidak istirahat dari sejak kadatangan mereka di rumah lama Willis di peternakan yang dikelolah oleh Joseph dan sering kali Cecillia melihat Dante hanya menatap keluar jendela kamar dengan termenung. Sibuk dengan pikirannya sendiri.

Cecillia jadi bingung harus mengatakan apa tau melakukan apa agar Dante mau menceritakan padanya apa yang sebenarnya terjadi.

Dante tiba-tiba jadi pendiam dan menjaga jarak dengannya.

"Dante, tidak kah kau seharusnya mengatakan sesuatu tentang ini padaku?" ucap Cecillia akhirnya membuat Dante mengendurkan pelukannya di seputar bahu Cecillia membuat Cecillia dapat melihat kepedihan di mata Dante.

"kau... keberatan jika kita pindah dari rumah besar itu?" tanya Dante dingin membuat Cecillia menggeleng.

"tidak sama sekali, itu bukan rumahku. Dante, aku sedang mengkhawatirkanmu. Aku tidak tau apa yang membuatmu memutuskan untuk keluar dari rumah itu tapi aku tau itu semua yang membuatmu jadi pendiam dan menghindar dariku" jelas Cecillia membuat Dante kembali memeluk Cecillia yang terdengar sangat bersedih karena Dante memang tidak bisa berpikir apapun belakangan.

"aku minta maaf, Cille. Aku benar-benar tidak tau apa yang harus aku lakukan. aku sudah tidak punya apapun untuk memenuhi kebutuhanmu" membuat Cecillia menggeleng.

"aku tidak perlu apapun, sungguh"

"tapi kita tidak bisa selamanya bergantung pada Willis sayang. Kita sama sekali tidak punya apapun untuk dijual" membuat Cecillia mengaitkan jemarinya dengan jemari Dante.

"besok aku akan menemui Joseph, pasti ada yang bisa kulakukan untuk membantu dipeternakan" bisik Cecillia membuat Dante menatap mata abu-abu istrinya yang biasanya terlihat berbinar tapi kini meredup. Membuat hati Dante sakit.

"kita sayang. Aku juga akan ikut denganmu. Berdua akan lebih baik"

Cecillia mengangguk dan memeluk laki-laki yang sangat dicintainya itu.

Cecillia memang tidak tau apa yang terjadi tapi dirinya yakin Dante pasti tau apa yang terbaik untuk mereka berdua.

Yang bisa Cecillia lakukan hanya mendampingi Dante apapun yang terjadi, seburuk apapun keadaan mereka atau sesulit apapun jalan yang akan mereka lewati. Asalkan bersama Dante, semua akan baik-baik saja. asalkan bersama Dante, Cecillia yakin dirinya pasti kuat. Asalkan bersama Dante, tidak ada yang tidak bisa mereka lewati bersama.

Asalkan bersama Dante, suaminya...

***

Willis hanya bisa menunggu.

Menunggu dengan sabar sampai Ratu Bettary memberikan respon padanya karena jelas sekali wanita baya itu sedang tidak ingin membahas sesuatu dengan siapapun karena amarahnya yang terasa masih menggelegak dipembuluh darahnya.

Tapi Willis tidak punya pilihan, tidak ada kata besok karena Willis yakin Ratu tidak seramah topeng yang dikenakannya di hadapan orang lain karena Willis tau siapa yang membunuh puteri Letticia dari buku harian puteri Letticia yang ditemukan oleh Ritta karena itulah Ritta meminta Willis untuk menjaga Cecillia saat kejadian yang sama hampir menimpa Cecillia beberapa bulan yang lalu.

Ratu Bettary mengibaskan tangannya mengusir Willis tanpa kata-kata namun Willis justru semakin mendekat ke arah meja kerjanya yang terlihat sangat berantakan dengan kertas-kertas bertebaran.

Willis sudah hampir setiap hari ke kerajaan setelah kepergian Dante dan Cecillia beberapa hari yang lalu dari rumah dan peternakan mereka. Dan pekerja serta pelayan di tempat itu menjadi semakin resah mendengar rumor yang beredar tentang penghapusan Dante sebagai bagian dari keluarga Paxton.

Lalu siapa yang akan peduli pada para pekerja selain puteri Cecillia yang adalah istri pangeran Dante, dan jika rumor itu benar adanya maka nasib mereka hanya tergantung dari belas kasihan sang Ratu.

"ratu, aku mohon beri aku sedikit waktu untuk berbicara" mohon Willis membuat sang ratu menaikkan pandangan dari kertas-kertas yang ada di hadapannya karena terganggu oleh kelancangan Willis karena berbicara dengannya tanpa di persilahkan atau diberikan ijin.

"sebaiknya penting, William Cruz"

Willis menyadari bahwa ratu mengenal namanya padahal mereka sama sekali tidak pernah bertemu secara langsung—formal atau non formal—dan membuat Willis tau bahwa sang ratu telah memata-matai siapapun yang berada terlalu dekat dengan urusan kerajaannya.

"ini tentang para pekerja di peternakan. Mereka resah menunggu kepastian tentang nasib mereka"

"katakan pada mereka tidak perlu resah lagi karena aku akan menutup peternakan dan akan menjual rumah itu. mereka tidak perlu lagi menunggu dengan tidak pasti karena aku sudah membuat keputusan" jawab Ratu dengan kembali membaca kertas-kertas di atas mejanya seolah pembahasan mereka bukan tentang nasib pekerja tapi membicarakan soal cuaca.

"tapi Ratu, mereka akan kehilangan pekerjaan mereka. Ini satu-satunya pekerjaan yang bisa mereka dapatkan, terlebih lagi banyak dari para pekerja peternakan yang sudah tua. tidakkan kita harus menghargai pengabdian mereka selama bertahun-tahun ini?"

Ratu Bettary mengangkat kembali pandangannya dan mendesah lelah sebelum meletakkan kaca mata yang sudah dilepasnya, "begini nak. Sejujurnya ini semua bukan mauku dan jelas bukan salahku. Jika kau membicarakan soal 'menghargai pengabdian' sejujurnya aku sudah menghargai mereka dengan masih mempekerjakan mereka selama ini padahal orang lain tidak akan mau beresiko mempekerjakan mereka"

Willis harus memutar otak untuk memberikan satu saja alasan bagus yang akan membuat sang ratu memikirkan lagi keputusannya, "beri mereka kesempatan ratu"

"apa maksudmu adalah kau ingin Dante yang kembali memegang peternakan itu?" tanya sang ratu dengan jemari yang dikatupkan di atas meja.

Willis mengangguk.

"mudah saja, bujuk dia untuk mau menuruti keinginanku"

"apa itu?"

Sang Ratu tersenyum ramah, "minta dia menceraikan Cecillia dan menikahi Tattianna" membuat Willis mengerutkan keningnya saat melihat kilat geli di mata sang ratu, "dan aku bisa mendapatkan wanita itu untuk dirimu sendiri. Aku dengar kau sangat menyukainya"

Membuat Willis mengumpat dalam hati.

Jelas sekali ada mata-mata di antara para pekerja peternakan yang dengan rinci memberikan informasi pada sang Ratu.


BASTARD prince (Paxton seri 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang